Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diklaim sebagai Antivirus Corona, Apa Manfaat Eucalyptus?

Baca di App
Lihat Foto
sciencealert
Koala menjilati batang pohon eucalyptus untuk mendapatkan air.
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Pertanian merilis produk yang diklaim sebagai antivirus corona berbasis eucalyptus pada Jumat (8/5/2020).

Uji potensi eucalyptus oil sebagai antivirus dilakukan dengan tahapan telusur ilmiah dan uji invitro.

Pengujian menggunakan beberapa konsentrasi dari berbagai jenis virus seperti virus influenza dan jenis virus corona lainnya.

Tetapi, pengujian tersebut belum menggunakan virus corona jenis baru, SARS-CoV-2, penyebab penyakit Covid-19.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Saat AS Mulai Distribusikan Remdesivir untuk Pasien Covid-19 di 6 Negara Bagian...

Disebutkan, eucalyptus mengandung zat aktif 1,8 cineol (eucalyptol), di mana beberapa penelitian membuktikan bahwa senyawa ini dapat terikat pada Mpro virus corona jenis apapun.

Mpro (main protease) atau chymotrypsin like protease (CLpro) yang bermanfaat dalam replika virus. Inilah yang ditarget agar replikas virus jadi terhambat.

Mpro mempunyai spesifitas substrat yang conserved di antara virus corona.

Meski demikian, belum ada laporan khusus terkait hasil pengujian penggunaan produk terhadap pasien Covid-19.

Baca juga: Pencarian Vaksin Covid-19 di China, antara Menebus Kesalahan dan Masa Kelam...

Lantas, apa manfaat eucalyptus?

Melansir express.co.uk, obat alami terbukti meningkatkan pertahanan tubuh termasuk minyak esensial.

Salah satu minyak yang menjanjikan yaitu minyak kayu putih.

Minyak esensial yang diesktrak dari daun kayu putih, dapat merangsang respons sistem kekebalan tubuh.

Tinjauan lainnya menemukan bahwa minyak kayu putih mempunyai sifat antivirus dan antimikroba.

Secara histroris, ini telah digunakan untuk mengobati flu biasa.

Komponen utama minyak kayu putih, 1,8 cineole, dapat dengan aman melawan virus dan masalah pernapasan seperti bronkitis.

Baca juga: Cara Turki Atasi Virus Corona: Terjunkan 6.000 Tim Pelacak Setiap Hari

Dikabarkan tisserandinstitute.org, minyak esensial yang dianggap antivirus bukanlah pembunuh virus universal.

Eucalyptus

Melansir medicalnewstoday, eucalyptus merupakan pohon cemara yang tumbuh di Australia.

Pohon ini sebagai bahan dalam banyak produk, digunakan untuk mengurangi gejala batuk dan pilek.

Selain itu, dalam bentuk krim dan salep dipakai untuk menghilangkan rasa sakit otot dan sendi.

Minyak yang berasal dari pohon kayu putih digunakan sebagai antiseptik, parfum, bahan dalam kosmetik, penyedap, hingga pelarut industri.

Terdapat lebih dari 400 spesies kayu putih yang berbeda. Eucalyptus globulus atau Blue Gum merupakan sumber utama minyak kayu putih yang digunakan secara global.

Daun merupakan uap yang disuling untuk mengekstraksi minyak, yang merupakan cairan tidak berwarna dengan aroma kuat, manis, dan berkayu.

Ini mengandung 1,8-cineole, juga dikenal sebagai eucalyptol.

Daunnya juga mengandung flavonoid dan tanin. Flavonoid adalah antioksidan nabati dan tanin dapat membantu mengurangi peradangan.

Baca juga: Update Virus Corona di Dunia 10 Mei: 4,1 Juta Orang Terinfeksi, China Siap Bantu Korut Atasi Pandemi

Manfaat kesehatan

Eucalyptus mempunyai sejumlah khasiat obat, meskipun tidak semuanya dikonfirmasi oleh penelitian.

Adapun beberapa manfaatnya seperti:

  • Sifat antimikroba

Menjelang akhir abad XIX, minyak kayu putih digunakan di sebagian besar rumah sakit di Inggris untuk membersihkan kateter urin.

Peneliti dari Serbia pada Februari 2016, menemukan bukti yang mendukung aksi antimikroba kayu putih.

Disimpulkan, interaksi positif antara minyak esensial E. camaldulensis (pohon dalam keluarga eucalyptus) dan antibiotik yang ada dapat mengarah pada pengembangan strategi pengobatan baru untuk infeksi tertentu.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Clinical Microbiology & Infection menunjukkan, minyak kayu putih mungkin memiliki efek antibakteri pada bakteri patogen di saluran pernapasan bagian atas, termasuk haemophilus influenzae, bakteri yang bertanggung jawab untuk berbagai infeksi dan beberapa jenis streptococcus.

Baca juga: Berbuka Puasa dengan Gorengan, Amankah?

  • Pilek dan masalah pernapasan

Eucalyptus dapat meringankan gejala pilek. Uap minyak kayu putih bertindak sebagai dekongestan saat dihirup.

Selain itu juga sebagai ekspektoran untuk melonggarkan dahak.

Para peneliti telah menyerukan penelitian lebih lanjut untuk mengklarifikasi peran terapi yang mungkin dari ekstrak daun eucalyptus dalam pengobatan infeksi saluran pernapasan.

  • Merangsang sistem kekebalan tubuh

Minyak kayu putih dapat merangsang respons sistem kekebalan tubuh.

Secara khusus, para peneliti menemukan bahwa minyak eucalyptus dapat meningkatkan respons fagostik sistem kekebalan terhadap patogen dalam model tikus.

Fagositosis adalah proses di mana sistem kekebalan tubuh mengkonsumsi dan menghancurkan partikel asing.

Baca juga: Faktor yang Mendasari Mengapa Tenaga Kesehatan Kerap Jadi Korban Pertama Covid-19

Tindakan pencegahan dan efek samping

Produk kayu putih umumnya dapat digunakan dengan aman di kulit, selama minyak diencerkan.

Seharusnya penggunaannya tidak diterapkan langsung ke kulit sampai diencerkan dengan minyak pembawa, seperti minyak zaitun.

Pengenceran harus 1-5 persen minyak kayu putih di antara 95-99 persen minyak pembawa. Ini setara dengan kira-kira satu hingga lima tetes minyak esensial dalam satu ons minyak pembawa.

Eucalyptus dapat menghasilkan iritasi dan sensasi terbakar, sehingga hindari penggunaannya di bagian terlalu dekat dengan mata.

Baca juga: Bolehkah Menggunakan Obat Tetes Mata, Telinga, dan Hidung Saat Puasa?

Tes alergi

Sementara itu, penting untuk melakukan tes alergi sebelum menggunakan kayu putih.

Tes alergi dapat dilakukan dengan menambahkan minyak kayu putih di minyak pembawa dan meletakkan setetes di lengan.

Jika tidak ada reaksi dalam 24 jam, maka aman digunakan.

Alergi dapat berkembang dari waktu ke waktu.

Sehingga, jika pernah menggunakan minyak kayu putih dan nampak memiliki reaksi alergi terhadapnya disarankan untuk menghentikan penggunaannya.

Baca juga: Kurma untuk Penderita Diabetes, Apakah Aman?

Efek samping

Pada sebagian orang dengan asma, kayu putih dapat memperburuk keadaan. Namun, pada orang lainnya, kayu putih dapat membantu gejala yang dialami.

Minyak kayu putih dapat memberikan efek samping seperti diare, mual, hingga muntah.

Tanda-tanda keracunan kayu putih seperti pusing, perasaan mati lemas, dan pupil mengecil.

Penting untuk dicatat bahwa kayu putih dapat berinteraksi dengan obat lain dan dapat berdampak pada hati.

Anak-anak lebih sensitif terhadap minyak esensial, sehingga harus berhati-hati saat menggunakan kayu putih dengan anak-anak. Selain itu, penggunaannya harus dihindari selama kehamilan.

Meskipun sangat penting untuk menjaga sistem kekebalan tubuh, selama pandemi saat ini, NHS menyarankan semua orang untuk mematuhi saran kebersihan yang direkomendasikan untuk mengurangi risiko terpapar dan menyebarkan virus.

Langkah paling penting yaitu dengan mencuci tangan secara teratur memakai air dan sabun selama 20 detik.

Baca juga: Mengapa Pasien Covid-19 Cenderung Menutupi Riwayat Penyakitnya kepada Petugas Kesehatan?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi