KOMPAS.com - Sejumlah negara telah melaporkan penurunan kasus virus corona yang terjadi di wilayahnya.
Namun, banyak negara lainnya masih terus berjuang menghadapi pandemi virus corona penyebab Covid-19 yang masih melanda.
Menurut data Worlometer hingga Senin (11/5/2020) pagi, jumlah total kasus infeksi Covid-19 di dunia adalah sebanyak 4.176.997 (4,18 juta) kasus.
Dari jumlah tersebut, telah terjadi 283.678 kematian. Sementara, jumlah pasien sembuh telah mencapai 1.487.454 (1,49 juta) orang.
Saat ini, ada 2.405.755 kasus aktif dengan 2.358.739 merupakan kasus ringan dan 47.016 adalah kondisi serius.
Jumlah maupun kondisi penanganan kasus virus corona ini masih terus berubah setiap harinya.
Baca juga: Update: 6 Kabar Baik soal Penanganan Virus Corona di Indonesia
Berikut adalah sejumlah perkembangan terbaru di dunia soal kondisi dan penanganan virus corona:
Indonesia
Penambahan kasus baru ini membuat total kasus Covid-19 yang telah dikonfirmasi menjadi sebanyak 14.032 kasus.
Hingga kini, tercatat adanya 973 kematian dengan 2.698 pasien telah dinyatakan sembuh.
Kasus-kasus ini tersebar di 34 provinsi dan 373 kabupaten/kota di Indonesia.
Adapun jumlah ODP yang tercatat adalah sebanyak 248.690 orang dan PDP sebanyak 30.317 orang.
Baca juga: UPDATE Covid-19 10 Mei: Jumlah ODP 248.690 Orang, PDP 30.317
Lebanon
Keterangan ini disampaikan oleh kementerian melalui situs resminya pada Minggu (10/5/2020).
Jam malam di Lebanon saat ini akan dimulai dua jam lebih awal. Tidak ada yang diizinkan keluar dari rumah mereka antara pukul 7 malam dan 5 pagi setiap hari.
Jika warga mengabaikan langkah-langkah pencegahan yang telah diberlakukan, semua departemen publik dan swasta, institusi, perusahaan, dan toko komersial akan ditutup, kecuali untuk layanan kesehatan dan keamanan.
Hingga kini, ada 845 kasus Covid-19 yang telah dikonfirmasi terjadi di Lebanon dengan 26 kasus kematian dan 234 pasien sembuh.
"Jika angka infeksi tetap tinggi, saya akan meminta kabinet untuk mengunci negara selama 48 jam" kata Menteri Kesehatan Masyarakat Lebanon Hamad Hassan dalam sebuah wawancara televisi, Sabtu (9/5/2020) sebagaimana dikutip CNN, 11 Mei 2020.
Baca juga: Patuhi Social Distancing, Demonstran Lebanon Berunjuk Rasa Pakai Mobil
India
Layanan kereta api tersebut akan mulai beroperasi dengan kereta khusus pada 15 rute yang dipilih, termasuk rute New Delhi-Mumbai.
Selain itu, akan ada layanan khusus tambahan pada rute lainnya berdasarkan ketersediaan.
Prioritas akan diberikan kepada 20.000 pelatih untuk pusat perawatan Covid-19 dan kemudian hingga 300 kereta setiap harinya untuk membawa pulang pekerja migran dari seluruh negeri.
Melansir CNN, 11 Mei 2020, hanya penumpang dengan tiket yang telah sah dikonfirmasi, yang dapat dibeli Senin (11/5/2020) sore yang diizinkan untuk memasuki stasiun kereta api.
Selain itu, penumpang diwajibkan menggunakan masker dan menjalani screening saat keberangkatan.
Hanya penumpang tanpa gejala yang diizinkan untuk naik ke kereta.
Sebleumnya, layanan kereta api dihentikan untuk pertama kalinya dalam 167 tahun terakhir pada 24 Maret setelah penutupan secara nasional untuk mencegah penyebaran virus corona.
Baca juga: Kisah Romantis Pasien Tertua yang Sembuh dari Virus Corona di India
Wuhan
Kota Wuhan di China kembali melaporkan kasus baru untuk pertama kalinya sejak 3 April 2020.
Kota ini merupakan tempat di mana kasus virus corona pertama kali diidentifikasi.
Pasien saat ini berada dalam kondisi kritis dan istrinya juga dites positif serta dilaporkan sebagai kasus tanpa gejala.
Pasien tersebut tinggal di lingkungan yang telah mencatatkan 20 kasus yang dikonfirmasi secara keseluruhan.
Kasus-kasus baru tersebut, termasuk yang tidak menunjukkan gejala, telah dikirim ke rumah sakit untuk diobservasi.
Namun demikian, Komisi Kesehatan Nasional dan Lokal China tidak memasukkan kasus tanpa gejala ke dalam jumlah kasus yang dikonfirmasi.
Sebelumnya, China telah membuka kembali perbatasan Wuhan setelah 76 hari dikunci pada 8 April lalu.
Hingga Sabtu (9/5/2020), ada 50.334 total kasus Covid-19 yang telah dikonfirmasi di kota tersebut.
Baca juga: Trump Sebut Covid-19 Berasal dari Lab Wuhan, Berikut Penjelasan Ahli Terkait Asal Virus