Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kereta Api di India Mulai Beroperasi Setelah Mendapatkan Kecaman

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/XINHUA/JAVED DAR
ILUSTRASI - Buruh migran berjalan menuju desa mereka selama karantina wilayah (lockdown) di New Delhi, India, Minggu (29/3/2020). Pemerintah India pada 24 Maret lalu mulai memberlakukan lockdown selama 21 hari di seluruh wilayah negara itu dalam upaya mengendalikan penyebaran COVID-19.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Salah satu jaringan kereta api terbesar di dunia akan kembali beroperasi secara bertahap pada Selasa (12/5/2020) setelah India memutuskan untuk melonggarkan lockdown yang telah berlangsung selama enam pekan.

Langkah ini dilakukan setelah Pemerintah India menghadapi kecaman yang meluas atas perlakuan mereka terhadap pekerja migran yang terpaksa berjalan kaki ratusan kilometer dari kota untuk mencapai rumah mereka karena pabrik dan bisnis tempat mereka bekerja ditutup selama lockdown.

Melansir Aljazeera, Senin (11/5/2020), meskipun termasuk negara yang paling ketat dalam menerapkan lockdown, kasus infeksi virus corona di India hampir mencapai 70.000 kasus.

Negara terpadat di dunia ini telah mencatat 4.213 kasus baru dan 97 kematian dalam 24 jam terakhir yang merupakan lonjakan kasus tertinggi menurut kementerian kesehatan India.

Jumlah total kasus telah melewati angka 67.000 dengan lebih dari 2.000 korban meninggal dunia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Seorang Dokter India Jadi Miliarder karena Laboratorium Tes Corona 

Kementerian terkait menyatakan, operasional kereta api dilakukan secara bertahap.

"Setelah itu, kereta api India akan memulai lebih banyak layanan khusus pada rute baru," kata kementerian kereta api dalam sebuah pernyataan.

"Penumpang wajib mengenakan masker dan menjalani skrining pada saat keberangkatan. Hanya penumpang tanpa gejala saja yang akan diizinkan naik kereta," kata kementerian kereta api.

Jaringan kereta api India yang biasa mengangkut lebih dari 20 juta penumpang setiap harinya dihentikan pada akhir Maret ketika India memberlakukan lockdown ketat untuk membendung penyebaran virus corona.

Kereta untuk pekerja migran

Sejak awal Mei 2020, pemerintah menyebutkan, sekitar 366 kereta khusus yang mengangkut 1.200 penumpang di setiap layanan telah beroperasi untuk membantu pekerja migran miskin yang kehilangan pekerjaan di kota-kota dan ingin kembali ke desa mereka.

Menteri Perkeretaapian Piyush Goyal, Minggu (10/5/2020), mengatakan, ada 300 kereta api khusus yang melayani pekerja migran siap beroperasi setiap hari.

"Saya mengimbau semua negara bagian untuk memberikan izin untuk evakuasi dan membawa kembali pekerja migran mereka yang terdampar sehingga kita bisa membawa mereka semua kembali ke rumah mereka dalam 3-4 hari ke depan," kata dia.

Kemarahan publik bergejolak setelah media lokal melaporkan kereta api mengenakan biaya untuk tiket kereta api yang tidak mampu dijangkau sebagian besar pekerja migran.

Kongres partai oposisi utama India menawarkan untuk membayar ongkos para pekerja migran setelah warga India beramai-ramai mengkritik langkah pemerintah di media sosial.

Beberapa pekerja terpaksa berjalan pulang dengan berjalan kaki sejauh ratusan kilometer, banyak yang kondisinya kritis karena kelelahan atau mengalami kecelakaan.

Baca juga: Virus Corona di India: 457 Polisi Positif Covid-19

5.000 gerbong kereta dialihkan menjadi bangsal isolasi

Kementerian perkeretaapian menyebutkan, 20.000 petugas dipersiapkan untuk berjaga di gerbong kereta yang juga akan dialihfungsikan sebagai bangsal pasien Covid-19.

Lebih dari 5.150 gerbong kereta api telah ditempatkan di 215 stasiun di kota-kota utama untuk digunakan sebagai bangsal isolasi virus corona.

India telah mulai mengurangi aturan lockdown ketat yang awalnya akan diberlakukan hingga 17 Mei 2020.

Meski demikian, angkutan umum antar negara bagian dan penerbangan domestik serta internasional sejauh ini masih belum diizinkan beroperasi.

Pihak berwenang pada Minggu (10/5/2020) melaporkan 62.939 kasus Covid-19 dan 2.109 orang meninggal dunia.

Sejumlah pakar kesehatan mengatakan, kurva pandemi India diprediksi akan memuncak pada Juni-Juli 2020.

Baca juga: Kisah Romantis Pasien Tertua yang Sembuh dari Virus Corona di India

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Aljazeera
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi