Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Ungkap Virus Corona Menginfeksi Manusia sejak Oktober 2019

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi pencegahan dan penularan virus corona, Covid-19 di udara
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com - Penelitian terbaru yang dilakukan dalam susunan genetik dari virus corona menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 kemungkinan dimulai sejak awal Oktober 2019. 

Menurut jurnal ilmiah Infection, Genetics and Evolution, patogen yang secara resmi dikenal sebagai SARS-CoV-2 ini diperkirakan telah melakukan lompatan dari inang awal ke manusia antara 6 Oktober dan 11 Desember tahun lalu.

Temuan tersebut didasarkan pada analisis terhadap 7.000 lebih kumpulan urutan genom dari seluruh dunia sejak Januari.

Melansir SCMP, dengan melakukan penelitian evolusi mutasi, para peneliti dari University College London dan University of Reunion Island dapat memundurkan jam molekuler ke titik awal yang sama.

Baca juga: Imbas Virus Corona, UMKM Berpotensi Alami Masalah Hukum

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus corona bermutasi 

Peneliti juga dapat mengidentifikasi mutasi utama pada virus corona, yang terus berkembang sejak melakukan lompatan ke manusia.

Sementara studi retrospektif telah menyarankan berbagai tanggal untuk pasien Covid-19 pertama. Data dari pemerintah China menempatkan infeksi pertama yang terkonfirmasi pada 17 November 2019.

Para ilmuwan sebelumnya menyimpulkan bahwa SARS-CoV-2 kemungkinan besar berasal dari kelelawar dan melakukan lompatan ke manusia melalui hewan peralihan pada suatu waktu di November 2019.

Baca juga: Ahli: Penyebaran Virus Corona di Perancis Dimulai Sejak November 2019

Hal itu berdasarkan informasi dari seluruh urutan genom pertama dari virus corona, yang diterbitkan oleh laboratorium di Shanghai pada Januari, dan analisis genom lainnya, 

Tapi, saat studi terbaru dilakukan akhir bulan lalu, para peneliti mempunyai akses ke lebih banyak informasi.

Peneliti memilih mengumpulkan 7.666 set data dan menganalisis munculnya keragaman genomik dari waktu ke waktu.

Sementara, terdapat variasi dalam tahap mutasi dan evolusi dari virus yang dipelajari.

Baca juga: Ekonomi Terpukul Virus Corona, Arab Saudi Naikkan Pajak

Peneliti apat menentukan asal virus yang paling mutakhir, yang akan memberikan perkiraan baru mengenai permulaan krisis kesehatan global yang terjadi saat ini.

Di sebagian besar negara, termasuk Inggris, Amerika Serikat, dan Irlandia, keanekaragaman genetik sampel pada dasarnya mencerminkan keragaman global.

Akan tetapi, China merupakan pengecualian utama untuk pola ini, di mana hanya sebagian kecil dari keragaman global dapat ditemukan.

"Keragaman genom populasi SARS-CoV-2 global yang direkapitulasi di beberapa negara menunjuk pada penularan Covid-19 yang luas di seluruh dunia, kemungkinan sejak awal pandemi," kata penelitian tersebut.

Baca juga: Tren Dalgona Coffee Dorong Peningkatan Penjualan Kopi Instan Selama Pandemi Corona

Mutasi berulang

Para penulis juga mengamati bahwa 198 situs dalam genom virus nampak telah mengalami mutasi independen yang berulang.

Yaitu, lebih dari 80 persen di antaranya telah menghasilkan perubahan pada tingkat protein.

Secara khusus, mutasi empat posisi secara independen terulang lebih dari 15 kali, di mana menunjukkan virus mungkin membuat adaptasinya ke host manusia.

Saat perdebatan mengenai asal usul virus terus berlanjut, semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa pandemi kemungkinan telah dimulai lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya.

Sebuah penelitian di Perancis baru-baru ini menemukan bahwa seorang pasien di Eropa terinfeksi virus corona pada akhir Desember tahun lalu.

Ini berarti, infeksi terjadi hampir satu bulan sebelum virus diperkirakan tiba di benua tersebut.

Baca juga: Temuan Sejumlah Gejala dan Cara Baru Virus Corona Menyerang Tubuh

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi