Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Kurva Epidemi dan Pentingnya dalam Penanganan Wabah Corona

Baca di App
Lihat Foto
virological.org
Contoh data epidemiologi. Indonesia diektahui belum memiliki data kurva epideiologi yang ideal
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan kurva epidemiologi kasus virus corona di Indonesia saat ini belum memenuhi kriteria yang ideal.

Kurva epidemiologi dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan kasus di sebuah wilayah apakah telah memasuki masa puncak atau bahkan sudah mulai melandai. 

"Kurva epidemiologi tentu ada, tapi belum dalam kriteria yang ideal," kata Dicky saat dihubungi, Senin (11/5/2020).

Baca juga: Ahli: Pemerintah Perlu Buat Kurva Epidemiologi Covid-19 Sesuai Standar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Data epidemiologi

Sebagai contohnya, jelas Dicky, Indonesia belum mempunyai data angka reproduksi Covid-19 setelah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Padahal, adanya kurva epidemiologi tersebut penting dalam proses kebijakan penanganan virus corona di Indonesia.

Kurva itu berfungsi sebagai alat pembantu atau pemandu dalam menyusun dan melaksanakan strategi pemerintah.

Seperti misalnya untuk menentukan keberhasilan suatu intervensi dan memastikan strategi berikutnya, maka perlu diketahui berapa Ro atau angka reproduksinya virusnya (growth factor). 

"Di banyak negara, data angka reproduksi (Ro) jadi patokan evaluasi," ujar Dicky. 

Sehingga apabila tidak diketahui berapa Ro yang ada maka akan sulit menentukan data epidemiologi yang valid dan lengkap.

Baca juga: Kurva Covid-19 Indonesia Tak Sesuai Standar, Ahli: Perlu Perbaikan Integrasi Data

Data epidemiologi merupakan angka-angka yang dijadikan dasar dalam pembuatan kurva epidemiologi.

Kelengkapan data-data epidemiologi inilah yang terutama diperlukan para ahli biostatistika dan epidemiolog untuk menyusun prediksi, rencana, dan menilai keberhasilan suatu intervensi.

"Jadi tanpa adanya data epidemiologi yang valid dan lengkap, maka kurva tidak akan ideal atau mendekati kebenaran," jelas dia. 

Kurva epidemiologi yang ideal

Menurutnya, kurva yang ada dalam kriteria ideal epidemiologi adalah kurva yang menunjukkan data kasus konfirmasi, suspek, diagnosis secara klinis, dan asimptomis, selain data tentang tanggalnya.

Dicky menyebut, salah satu data yang tak lengkap adalah data tes dari pemerintah. Sehingga data tes yang tidak proporsonal tersebut mempengaruhi akurasi pemodelan Covid-19. 

Tanpa adanya kurva tersebut, dia menilai puncak penularan Covid-19 di Indonesia juga akan sulit untuk diprediksi.

Sementara menurutnya, penularan virus corona di Indonesia belum mencapai pada puncaknya.

Baca juga: Data Corona Indonesia Minim, Epidemiolog: Seperti Perang tapi Pakai Peta Negara Lain

Sebelumnya, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyebut, laju kasus virus corona di Indonesia mengalami penurunan hingga 11 persen. 

Klaim itu pun dipertanyakan banyak pihak mengingat Indonesia belum memiliki kurva yang sesuai dengan standar.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi