Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Senjata Taiwan Melawan Corona: Wakil Presiden yang Ahli Epidemiologi

Baca di App
Lihat Foto
Chen Chien-Jen
Wakil Presiden Taiwan yang juga epidemiolog Chen Chien-Jen
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Taiwan disebut-sebut sebagai salah satu negara yang terbaik dalam menangani wabah virus corona. Pandemi yang bermula dari Wuhan, Hubei, China ini diatasi Taiwan dengan pendekatan saintifik. 

Selain karena infrastruktur yang mulai terbangun sejak wabah SARS, juga karena ada sosok wakil presiden yang ternyata paham tentang pandemi, yaitu Chen Chien-jen (68).

Wakil Presiden Taiwan Chen Chien-jen merupakan seorang ilmuwan yang memperoleh gelar doktor dalam bidang epidemiologi dan genetika manusia dari John Hopkins University pada tahun 1982.

Baca juga: WHO Apresiasi Respons Taiwan Terkait Penanganan Virus Corona

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok vital melawan pandemi

Sosoknya menjadi begitu vital saat ini dalam upaya Taiwan melawan pandemi Covid-19 yang terus terjadi.

Secara politis, Chen merupakan sosok yang memiliki kekuatan dan kewenangan di bidang pemerintahan.

Selayaknya pemimpin negara lain di masa pandemi ini, Chen juga melakukan pelacakan infeksi, menjaga masyarakatnya dengan terus menyampaikan imbauan, mendorong tercipanya vaksin dan alat tes, dan sebagainya.

Namun sebagai seorang ilmuwan, Chen juga memiliki kapasitas untuk mempelajari virus corona yang selama ini dipandang banyak dipolitisasi oleh para pejabat China dan Amerika Serikat.

Jadi, dalam posisinya sebagai orang kedua tertinggi di Pemerintahan Taiwan, Chen kerap dimintai pendapat dan pandangannya oleh para pejabat kesehatan di negaranya soal virus ini.

Mulai dari pengembangan vaksin, penyelidikan kasus di sebuah kapal angkaan laut, dan sebagainya.

Kondisi tersebut yang membedakannya dengan pemimpin negara lain, Chen banyak menghabiskan karirnya untuk mengatasi krisis ini.

Latar belakang itulah yang menjadikan Chen kini tampil di baris terdepan untuk penanganan krisis yang masih saja berlanjut ini.

Baca juga: Ini Alasan Taiwan Jadi Negara Terbaik yang Merespons Wabah Virus Corona

Peran ganda

Dia berperan ganda, sebagai ahli dan sebagai wakil presiden.

Dia menggunakan otoritas politiknya untuk menyampaikan kritikan terhadap negara lain yang berusaha menutupi fakta soal Covid-19. Menurutnya, saat ini ilmu menjadi semakin politis, banyak teori tak berdasar yang digembar-gemborkan, salah satunya tentang asal-usul virus.

Oleh karena itu, banyak ahli kesehatan dari seluruh dunia yang mendebat apa yang disampaikan politisi kepada masyarakat.

Lalu Chen yang menjabat sebagai keduanya, mengatakan sejauh ini hanya fakta lah yang mendasarinya dalam mengambil setiap kebijakan.

"Bukti lebih penting daripada bermain politik," kata Chen, dikutip dari Today, Minggu (10/5/2020).

Jabatan berakhir 20 Mei

Saat ini adalah saat-saat terakhir bagi dia menjabat sebagai Wakil Presiden Taiwan, masa jabatannya akan segera berakhir di 20 Mei mendatang.

Kesempatan ini tak ingin disia-siakan oleh Chen. Keberhasilan Taiwan dalam melawan Covid-19 menjadi warisan yang ditinggalkan Chen bagi negaranya.

Berdasarkan data dari Worldometer per Selasa (12/5/2020), sejauh ini total kasus infeksi di Taiwan hanya berjumlah 440 kasus dan 7 kematian.

Dia pun menuai banyak pujian atas keberhasilan yang dicapainya dalam menghindarkan negara pulau itu dari infeksi yang parah juga angka kematian yang hebat.

Baca juga: Dinilai Sukses Redam Corona, Ini Protokol Taiwan bagi Pengguna Transportasi Publik

Mantan menteri kesehatan

Pada saat wabah Sars terjadi di tahun 2003, Chen menjabat sebagai Menteri Kesehatan. Di saat itu lah dia telah mendorong reformasi untuk mempersiapkan negaranya menghadapi wabah yang selanjutnya bisa saja terjadi.

Termasuk, membangun sejumlah bangsal isolasi,  mendirikan pusat manajemen bencana dan laboratorium untuk meneliti virus. Sehingga apa yang dipersiapkan Chen 17 tahun lalu, ternyata benar dibutuhkan saat ini.

Sekarang, Chen berharap negaranya dapat memainkan peran utama dalam membantu dunia internasional pulih dari serangan virus corona baru ini dan bangkit secara ekonomi.

"Taiwan tidak akan tinggal diam jika negara lain dalam bahaya yang besar," ujarnya.

Dia masih bekerja mengawasi pengembangan vaksin dan produksi alat-alat pengujian.

Sebagai seorang ilmuwan, dia tetap mempertahankan sikap kutu buku yang dimilikinya dan tidak terlalu peduli dengan besarnya sorotan yang bisa diterima sebagai seorang politisi.

Menolak bergabung dengan parpol presiden

Kariernya cemerlang karena tidak pernah bermain sensasi atau terlibat pertikaian politis dengan pihak lain. Bahkan Chen pernah menolak untuk bergabung dengan partai politik yang dipimpin oleh sang Presiden, Tsai Ing-wen.

Wakil Perdana Menteri Taiwan yang juga mantan mahasiswa Chen, Chen Chi-mai menyebut sosok Chen sebagai orang terpelajar yang tidak peduli dengan kekuasaan.

“Dia adalah seorang sarjana, dia sebenarnya tidak terlalu peduli dengan permainan kekuasaan. Dia populer karena dia netral," nilainya.

Meski begitu, saat ini ia telah diberi kepercayaan oleh Presiden untuk tampil sebagai wakil Taiwan di dunia global.

Baca juga: Belajar Menangani Virus Corona dari Taiwan...

Saat awal-awal pandemi

Desember lalu, Chen memperingatkan WHO soal potensi penyebaran virus dari manusia ke manusia, namun hal itu diabaikan, WHO menyangkalnya.

Saat pertama mengetahui ada virus corona di Wuhan, Chen segera memerintahkan pihak berwenang untuk menyaring kedatangan orang China dan meminta orang-orang bergejala untuk diisolasi.

Pada 21 Januari, kasus pertama terjadi di Taiwan, pemerintah pun segera mulai memproduksi masker.

Setiap hari sekitar jam 7 pagi, Chen pergi ke gereja, tempat banyak misa dibatalkan karena virus.

"Saya berdoa untuk memiliki keberanian untuk mengubah apa yang bisa kita ubah. Kita harus menerima apa yang tidak bisa kita ubah," katanya.

Momen itu kemudian dimanfaatkan Chen untuk mengecam China yang memblokir Taiwan agar tidak bergabung dengan WHO, dan sebaliknya, menyerukan negara-negara lain untuk belajar dari bagaimana Taiwan mengendalikan wabah ini.

Namun bukan tanpa akibat, keberanian Chen ini kerap menuai kritik dari pejabat China yang menyebut Taiwan hanya memanfaatkan momentum ini untuk memerdekakan diri. Sebagaimana diketahui, hingga saat ini Taiwan masih dianggap sebagai bagian dari negara China.

Profesor Ilmu Politik dari National University of Singapore, Chong Ja-lan menyebut sosok Chen memang memiliki kekuatan campuran antara politik dan keahlian teknis.

Terlebih, masyarakat Taiwan dikenal sebagai masyarakat yang yakin terhadap ilmu pengetahuan dan begitu menghormati profesionalisme medis.

Baca juga: Taiwan Berhasil Tekan Penyebaran Virus Corona, Bagaimana Caranya?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: todayonline
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi