Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situasi Ekstrem, Penanganan Virus Corona, dan Imbauan di Rumah Saja...

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Petugas membawa keluar jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 yang meninggal dari ruang isolasi RSUD Kota Bogor, Senin (11/5/2020). Mengutip laman covid19.kotabogor.go.id, tercatat Senin ini terdapat 246 PDP di Bogor, dengan 110 telah dinyatakan sembuh, 89 dalam perawatan RS, dan 47 meninggal dunia.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Orang-orang bertanya-tanya kepada para dokter tentang bagaimana rasanya berada di garis depan.

Meski maksudnya baik, ternyata mereka salah. Asisten dokter dengan spesialisasi perawatan kritis jantung di Atlanta Kyle S. Briggs menulis di Medical News Today, Senin (27/4/2020).

Dia mengaku tidak di garis depan. Sebaliknya, sebagai seorang yang tidak pernah meninggalkan ICU, dia adalah garis pertahanan terakhir.

"Saya berada di garis terakhir, di mana banyak orang secara tragis tidak selamat," kata Briggs.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dia bagian dari tim yang menangani pasien paling sakit di rumah sakit.

Pasiennya membutuhkan mesin invasif dan obat untuk mempertahankan kadar oksigen yang tepat dalam darah mereka agar tetap hidup.

Baca juga: Saat AS Mulai Distribusikan Remdesivir untuk Pasien Covid-19 di 6 Negara Bagian...

Kegagalan organ

Dia menceritakan beberapa orang mengalami kegagalan organ multisistem dan membutuhkan mesin untuk mengendalikan pernapasan dan fungsi jantung atau ginjal.

Orang-orang itu membutuhkan perawatan yang menyeluruh, bijaksana, dan terperinci. Konsentrasi luar biasa diperlukan setiap saat untuk memastikan keselamatan semua orang.

"Hal-hal terburu-buru menempatkan tidak hanya pasien saya tetapi juga tim saya dan saya sendiri beresiko," katanya lagi.

Briggs berharap bahwa jumlah pasien tidak meningkat mendadak sehingga membuat tenaga medis kewalahan.

Realita di kalangan para tenaga medis adalah dalam situasi ekstrem, mereka tidak bisa mengurus semua orang pada saat bersamaan.

Baca juga: Gejala Baru Virus Corona, Muncul Ruam pada Kaki Pasien Positif Covid-19

Kasus baru terus berdatangan

Virus itu sudah membunuh orang, meskipun tenaga medis sudah maksimal dan sumber daya lengkap.

Briggs mengatakan laju kasus baru semakin cepat dengan semakin banyak pasien datang.

"Ketakutan terbesar saya adalah orang-orang akan mati karena waktu, sumber daya, dan fasilitas kami sangat kewalahan," ungkapnya.

Jumlah dan persentase kematian mungkin bukan hal yang mengerikan. Tapi wajah para pasien dan ekspresi orang-orang yang mereka cintai meninggalkan dampak yang lama bahkan abadi.

Timnya berkomitmen pada profesi meski dalam bahaya. Bahkan dalam kondisi kekurangan peralatan perlindungan pribadi.

Beberapa dari para tenaga medis tidak pulang selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan untuk menjaga keamanan keluarga dan anggota masyarakat.

Mengenai siapa yang berada di garis depan, Briggs mengatakan dalam kalimat pertanyaan.

"Siapa yang mengendalikan orang-orang yang datang melalui pintu kami? Anda. Anda adalah garis depan dan Anda memainkan peran penting dalam bagaimana virus ini menyebar," katanya.

Menurutnya warga masyarakat memiliki peran penting dalam memperlambat proses penyebaran virus corona di seluruh dunia. Garis depan ada di mana-mana.

Lalu bagaimana caranya? Menurutnya semua tanpa memandang usia, semestinya tetap berada di rumah.

Baca juga: Work from Home, Berikut Tips Lindungi Keluarga Anda di Rumah dari Virus Corona

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Manfaat Eucalyptus yang Diklaim Bisa jadi Antivirus Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi