Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bergabung sejak: 12 Feb 2019

Produser Program Talk Show Satu Meja The Forum dan Dua Arah Kompas TV

Wartawan dan saat ini produser program talk show Satu Meja The Forum dan Dua Arah di Kompas TV ? Satu Meja The Forum setiap Rabu pukul 20.00 WIB LIVE di Kompas TV ? Dua Arah setiap Senin pukul 22.00 WIB LIVE di Kompas TV

Berdamai dengan Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah
Sejumlah penumpang bersiap menaiki KRL (Kereta Rel Listrik) Commuter Line di Stasiun Bekasi, Jawa Barat, Selasa (12/5/2020). Lima kepala daerah di Bogor, Depok dan Bekasi (Bodebek) akan memperketat aturan pergerakan masyarakat pada penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan mewajibkan penumpang KRL menunjukkan surat tugas. ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/foc.
Editor: Heru Margianto


PELONGGARAN pembatasan sosial atau lockdown dalam memerangi pandemi Korona mulai dilakukan sejumlah negara. Hal ini seiring dengan tren penurunan jumlah kasus baru.

Spanyol, negara dengan lebih dari 217 ribu kasus atau terbanyak kedua setelah Amerika Serikat, mulai mengizinkan operasional sektor konstruksi, manufaktur, dan sejumlah jasa.

Penambahan kasus baru di Spanyol saat ini menyusut di bawah seribu kasus per hari. Penambahan tertinggi kasus baru di negara ini tercatat sebanyak 9.600 kasus per hari pada 25 Maret lalu.

Prancis yang mencatatkan lebih dari 100 ribu kasus juga telah mengumumkan rencana pelonggaran menyusul penurunan jumlah kasus baru di bawah seribu kasus per hari. Sekolah dan pertokoan di Prancis kembali dibuka secara bertahap mulai 11 Mei.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebijakan serupa juga mulai dilakukan oleh Amerika Serikat, Jerman, Italia, Denmark, Iran, Arab Saudi, India, Korea Selatan, Singapura, hingga Selandia Baru.

Cina, sebagai negara asal muasal virus Korona, bahkan telah mencabut lockdown di Wuhan sejak awal April. Berbagai objek wisata di kota-kota besar seperti Beijing dan Shanghai telah dibuka dan kembal ramai oleh pengunjung.

Namun, tak seluruhnya melakukan pelonggaran karena penurunan kasus baru. Di sejumlah negara, kebijakan pelonggaran diambil karena pertimbangan ekonomi meski tren kenaikan jumlah kasus baru masih berlangsung.

Ini dilakukan oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Rusia. Negara-negara tersebut dilaporkan tengah mempersiapkan pelonggaran kebijakan meski penambahan kasus baru belum mereda.

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, dalam konferensi pers awal Mei lalu, memahami kesulitan negara-negara dalam mempertahankan pembatasan sosial atau lockdown.

Namun, negara-negara ini harus siap untuk kembali melakukan pengetatan jika kasus Korona kembali melonjak.

Lonjakan kasus terjadi di Korea Selatan saat kehidupan di negara tersebut berangsur normal. Lebih dari dua belas kasus baru dilaporkan terjadi di Itaewon pada Sabtu (9/5/2020) lalu yang berkaitan dengan klub malam di kota tersebut.

Akibatnya, semua klub malam dan bar diperintahkan tutup. Pemerintah Korsel mulai mengendurkan aturan social distancing sejak Rabu (6/5/2020) lalu.

Pelonggaran PSBB di Indonesia

Tren pelonggaran agaknya juga mulai melanda Indonesia. Pemerintah tengah mempersiapkan kebijakan pelonggaran atau relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan relaksasi bertujuan agar perekonomian tetap berjalan, namun tetap dalam koridor protokol kesehatan. Ia mengatakan banyak masyarakat yang mengeluhkan kesulitan mencari nafkah.

Lini masa relaksasi bertahap untuk memulihkan pekonomian pun beredar di media.

Dalam skenario yang disebut-sebut tengah dibahas di Kemenko Perekonomian tersebut, terdapat lima fase pembukaan sektor-sektor perekonomian.

Fase pertama dimulai pada 1 Juni dengan beroperasinya industri dan jasa bisnis ke bisnis (B2B). Fase terakhir berlangsung mulai 20 dan 27 Juli dimana seluruh kegiatan ekonomi diharapkan sudah dibuka.

Sebelumnya, moda transportasi telah diizinkan kembali beroperasi sejak 7 Mei lalu untuk melayani penumpang dengan kriteria tertentu.

Meski demikian, pemerintah menolak langkah ini disebut sebagai relaksasi atau pelonggaran, namun hanya kebijakan turunan dari pembatasan sektor transportasi.

Berbagai pihak mengingatkan pemerintah untuk berhati-hati melakukan relaksasi. Kebijakan ini tanpa landasan data yang valid akan berpotensi mendatangkan malapetaka yang lebih besar.

Kasus baru masih fluktuatif

Data penambahan kasus baru di Indonesia sejauh ini masih fluktuatif. Fluktuasi juga masih terjadi di DKI Jakarta, wilayah episentrum penyebaran Virus Korona yang sebelumnya diklaim pemerintah telah memasuki kondisi flat.

Selain itu, jumlah kasus terkonfirmasi yang dirilis pemerintah dikhawatirkan belum mencerminkan kondisi riil. Hal ini karena keterbatasan dalam melakukan tes PCR.

Kemampuan melakukan 10 ribu tes PCR dalam sehari yang ditargetkan Presiden Jokowi belum mampu terpenuhi.

Yang lebih mengkhawatirkan, masyarakat belum sepenuhnya sadar akan protokol kesehatan di tengah pandemi. Sikap acuh masih banyak terjadi bahkan di saat PSBB diberlakukan.

Pekan lalu, Presiden Jokowi meminta masyarakat untuk “berdamai” dengan Covid-19 hingga ditemukan vaksin yang efektif. Yakni, menyesuaikan kehidupan dengan protokol kesehatan agar tetap produktif di tengah pandemi.

Inilah yang disebut sebagai new normal atau normal baru.

Lantas, siapkah Indonesia melakukan relaksasi dan berdamai dengan Covid-19?

Saksikan pembahasannya dalam taklshow Satu Meja The Forum, Rabu (13/5), yang disiarkan langsung di Kompas TV mulai pukul 20.00 WIB.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi