Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panduan New Normal Berdampingan dengan Covid-19 di Tempat Umum

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Warga menggunakan masker saat menumpangi bus transjakarta di Jl. Letjen S. Parman, Jakarta Barat, Senin (4/5/2020). Provinsi DKI Jakarta memasuki pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diperpanjang ke tahap kedua. Tujuan PSBB ini adalah untuk menekan penyebaran virus corona (Covid-19).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Tidak ada yang tahu, sampai kapan pandemi virus corona Covid-19 akan berlangsung dan membatasi ruang gerak serta interaksi masyarakat dunia.

Alih-alih terus bertahan dengan tetap tinggal di rumah, kini banyak pihak sudah mulai memikirkan cara baru untuk bisa beraktivitas dengan optimal, namun tetap aman dari infeksi virus corona.

Hal ini penting untuk dipertimbangkan, karena jika terus-menerus berada di rumah, maka akan banyak sektor yang turut terdampak, terutama sektor ekonomi.

Namun, meski sudah dimungkinkan untuk kembali beraktivitas dari luar rumah, tetap saja ada beragam protokol kesehatan dan aturan yang ditaati demi keamanan bersama.

Baca juga: Ahli Sebut Covid-19 Berpotensi Jadi Penyakit Endemik, Mengapa?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti misalnya melihat berapa usia yang dibolehkan untuk beraktivitas di luar rumah saat masa pandemi, yakni di bawah 45 tahun sebagaimana disampaikan pemerintah.

Selain itu, ada pula sejumlah upaya preventif yang tidak boleh ditinggalkan di mana pun kita saat meninggalkan rumah.

Ahli Epidemiologi Griffith University Australia Dicky Budiman memberikan sejumlah tips bagi kita semua saat berada di ruang publik, khususnya di dalam kendaraan umum dengan ruang terbatas dan di pusat perbelanjaan.

Kendaraan umum

Transportasi publik menjadi salah satu fasilitas yang banyak dimanfaatkan masyarakat untuk beraktivitas sehari-hari, mulai dari pergi ke kantor, pasar, bandara, stasiun, dan sebagainya. Di tempat-tempat tersebut juga memungkinkan berkumpulnya orang dalam jumlah banyak. 

Untuk itu, masyarakat harus terus menjaga diri agar aman dan terhindar dari virus corona selama berada di kendaraan umum, apapun itu, baik bus, kereta, pesawat, dan sebagainya.

Tips yang diberikan Dicky berikut sebenarnya sederhana dan sudah berulang kali mungkin kita terima di masa pandemi ini.

Namun, itulah upaya-upaya yang saat ini bisa kita lakukan.

"Selalu menggunakan masker di mana pun, termasuk di sarana transportasi publik. Jaga jaraknya, kontaknya diminimalisir antar-orang," kata Dicky dalam video pendek yang diterima Kompas.com, Minggu (17/5/2020).

Baca juga: Kampus di Amerika Gelar Perayaan Kelulusan Unik saat Pandemi Corona

Dicky mengatakan, selalu upayakan agar kita berada berjauhan dengan penumpang lain, setidaknya 2 meter. Namun jika tidak memungkinkan, duduk atau berdirilah sesuai dengan titik atau bangku yang sudah diatur sedemikian rupa.

Selain dari pihak masyarakat sebagai penumpang, pihak penyedia layanan transportasi umum dan pemerintah juga memiliki kontribusi penting dalam mengamankan penumpang dari Covid-19.

"Di transportasi publik ini perlu juga disiapkan oleh pemerintah, misalnya posisi-posisi, pengingat-pengingat (simbol atau poster) harus menjaga jarak. Selain posisi duduk juga diupayakan harus berjauhan," jelas Dicky.

Pusat perbelanjaan

Selain di kendaraan umum, pusat perbelanjaan juga menjadi tempat yang sering dituju masyarakat untuk mendapatkan kebutuhan sehari-hari.

Di sana, masyarakat sebagai konsumen akan banyak bertemu dengan banyak orang lain yang juga pergi berbelanja maupun petugas atau karyawan yang bekerja di sana.

Untuk itu, jaga jarak dan penggunaan masker hukumnya tetap menjadi suatu keharusan bagi semua pihak, tak terkecuali.

Namun di samping itu, Dicky menyarankan pihak pengelola pusat perbelanjaan untuk menyediakan cairan pencuci tangan di berbagai titik.

Baca juga: Menjawab Tudingan Virus Corona Tidak Berbahaya dan Teori Senjata Biologis

Selanjutnya, pengelola juga diimbau untuk membuat alur bergerak para konsumen seperti untuk masuk, keluar, juga berdiri menunggu antrean.

"Pintu masuknya harus (diatur), jadi ada masuk dan keluar. Jadi dibantu dengan adanya arah petunjuk (misalya stiker lantai) untuk pengunjun," kata Dicky.

Pengaturan alur semacam ini bisa meminimalisir terjadinya kerumunan atau terpusatnya pengunjung di satu titik yang sama, sehingga bisa menyebabkan terjadinya penularan virus.

"Pesan penting yang ingin saya sampaikan dalam kesempatan ini adalah saya imbau kita semua, setiap diri kita, masyarakat mulai membiasakan untuk mengubah pola keseharian dibanding masa-masa sebelumnya," sebut Dicky.

"Biasakan cuci tangan, biasakan jaga jarak fisik 2 meter, dan biasakan jauhi kerumunan, dan biasakan memakai masker non-medis," lanjutnya.

Semua upaya itu akan membantu kita semua melalui pandemi Covid-19 hingga nanti akhirnya para ilmuwan berhasil menemukan vaksin yang efektif untuk menangani virus ini.

"Jangan lemah, jangan lengah" tutup Dicky.

Baca juga: Tentang New Normal Life, Hidup Berdamai dengan Covid-19 seperti Diungkapkan Presiden Jokowi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi