Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan China, India Jadi Episentrum Baru Virus Corona di Asia

Baca di App
Lihat Foto
REUTERS/ADNAN ABIDI
Seorang polisi, mengenakan maker dan membawa tongkat pemukul, berdiri di depan toko minuman keras di New Delhi, pada 4 Mei 2020. Warga mengantre membeli alkohol setelah India melonggarkan aturan lockdown guna memerangi Covid-19.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - India kini telah mencatatkan lebih banyak kasus infeksi virus corona daripada China dengan 90.927 kasus dan 2.872 kematian, berdasarkan data hingga Sabtu (16/5/2020).

Sebagian besar kasus infeksi di India terdapat di kota-kota besarnya yang menjadi pusat kegiatan ekonomi.

Dilansir dari Straits Times, Sabtu (16/5/2020), hampir sepertiga kasus di India tercatat di ibu kota Delhi yang memiliki populasi 19 juta jiwa.

Baca juga: Melihat Kondisi Mumbai, Kota Paling Terpukul Covid-19 di India...

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sementara kota Mumbai yang memiliki 17.512 kasus Covid-19 telah menyaksikan infrastruktur kesehatannya berada di bawah tekanan.

Selain rumah sakit yang kewalahan, ada sekitar 487 personel polisi dinyatakan positif Covid-19.

Virus itu menyebar melalui daerah-daerah kumuh di India, sehingga menimbulkan kekhawatiran utama bagi para pembuat kebijakan.

Baca juga: WHO Tegaskan Vaksin Covid-19 Tak Akan Tersedia Sebelum Akhir 2021

Pengendalian virus

Di Dharavi, daerah kumuh terbesar di Asia, melaporkan 84 kasus baru pada Jumat (15/5/2020), menjadikan total kasus di daerah itu menjadi 1.145 dengan 45 kematian.

Para ahli mengatakan, mengembalikan ekonomi India ke jalur yang cepat akan tergantung pada pengendalian virus di kota-kota topnya.

Kota-kota lain yang mencatat jumlah infeksi tinggi adalah Chennai dan Ahmedabad dengan masing-masing 5.946 dan 7.17 kasus pada Jumat.

"Semakin jelas bahwa Covid-19 tidak akan hilang dengan segera, ekonomi perlu dikelola bersamaan dengan risiko infeksi yang terus-menerus, mungkin untuk jangka waktu yang lama," kata Rishi Sahai, Direktur Pelaksana perusahaan penasihat keuangan Cogence Advisors.

Menurutnya, 130 distrik yang dikategorikan sebagai zona merah saat ini adalah beberapa daerah yang paling urban dan penyumbang 41 persen ekonomi nasional serta 38 persen dari output industri India.

"Menemukan metode untuk menjaga distrik zona merah ini tetap aman dan operasional akan sangat penting dalam menjaga kegiatan ekonomi berkelanjutan," kata dia.

Baca juga: Mudik Jalan Kaki Sejauh 321 Km Saat Lockdown, Bocah di India Meninggal Dunia

Penerapan lockdown

Negara terpadat kedua di dunia itu menerapkan penguncian wilayah atau lockdown penuh sejak 25 Maret yang menghentikan seluruh kegiatan ekonomi negara.

Namun, Perdana Menteri Narendra Modi telah melonggarkan pembatasan, sehingga memungkinkan kegiatan ekonomi dilanjutkan.

Toko-toko telah dibuka kembali. Kantor-kantor kembali beroperasi dengan 33 persen dari tenaga kerja mereka dan warga hanya diperbolehkan keluar rumah antara jam 7 pagi sampai jam 7 malam.

Meski pemerintah telah mengklaim tingkat infeksi secara nasional melambat, tapi angka infeksi baru masih terus mengalami peningkatan.

Menerapkah jarak sosial atau physical distancing di tengah pelonggaran penguncian akan menjadi tantangan besar bagi kota-kota yang penuh sesak warga.

Namun, ada banyak perdebatan di antara daerah mengenai langkah selanjutnya dalam menangani virus corona.

Pemerintah Delhi sangat ingin membuka ibu kota dan melanjutkan semua kegiatan ekonomi, sementara yang lain seperti pemerintah Telangana telah mengumumkan penguncian akan berlanjut hingga 29 Mei.

Baca juga: Kesenjangan Sosial dan Beragam Kisah Lockdown di India akibat Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi