Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Korea Selatan Lacak Klaster Covid-19: Kumpulkan Data Ponsel hingga Rekaman CCTV

Baca di App
Lihat Foto
Coronamap.live
Ilustrasi Peta Persebaran Kasus Corona di Korea Selatan yang dilengkapi informasi pergerakan beberapa hari terakhir dari pasien tanpa membuka data pribadi (tampak di sisi kiri).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Korea Selatan menggunakan data digital untuk bisa melacak orang-orang yang terhubung dengan salah satu klaster penyebaran Covid-19 terbaru, yakni kluster klub malam.

Data digital itu berupa data ponsel, data kartu kredit, dan rekaman CCTV telah disisir oleh pihak berwenang negara itu untuk mengidentifikasi orang-orang yang berkunjung ke klub malam yang ada di Itaewon, Seoul, salah satu tempat persebaran Covid-19 terbesar baru-baru ini di sana.

"Kami menggunakan informasi stasiun telekomunikasi dan transaksi kartu kredit dari klub malam untuk mengidentifikasi 1.982 dari mereka yang tidak terdata," kata pejabat kementerian kesehatan Yoon Tae-ho, dilansir dari ABC, Rabu (13/5/2020).

Baca juga: Sempat Melandai, Kasus Corona di Korea Selatan Kembali Melonjak, Ini Penyebabnya...

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telah melacak ribuan orang dari klaster klub malam

Sebenarnya, otoritas kesehatan Korea Selatan telah melacak dan menguji ribuan orang yang terhubung dengan klub tersebut dan lingkungan di sekitarya, tetapi mereka ingin menemukan lebih banyak lagi orang untuk diidentifikasi.

Setidaknya, terdapat lebih dari 100 kasus yang dikaitkan dengan kluster klub malam tersebut. Hal itu tentu menimbulkan ketakutan tersendiri akan datangnya gelombang kedua di negara yang sebelumya dianggap berhasil dalam mengelola krisis ini.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC), Selasa (12/5/2020) menemukan 102 orang yang terkait dengan klaster klub malam, positif Covid-19.

Walikota Seoul Park Won-soon mengatakan 7.272 orang telah diuji sehubungan dengan gugusan itu, termasuk anggota keluarga atau rekan kerja dari para pengunjung klub.

Sementara yang teridentifikasi sebanyak 10.905 orang, namun belum semuanya dilakukan tes.

Hindari diskriminasi dan stigmatisasi

Kasus pertama yang terjadi di kluster itu terjadi di sebuah klub malam yang disebut-sebut menjadi tempat berkumpulnya kaum homoseksual. Hal ini kemudian memicu kekhawatiran kaum LGBT akan mendapatkan diskriminasi.

Ini bukannya tidak mungkin, karena homoseksualitas di tengah masyarakat Korea Selatan masihlah menjadi hal yang dianggap tabu.

Baca juga: Klaster Baru Virus Corona Korea Selatan Muncul dari Klub di Seoul

Untuk mencegah potensi ini, kelompok Hak Asasi Manusia Amnesty Internasional negara itu telah mendesak media dan pihak berwenang untuk melindungi kelompok LGBT dari diskriminasi dan stigmatisasi yang mungkin diarahkan ke mereka.

Sebagai respons atas permintaan itu, pihak berwenang pun mengadakan tes khusus yang disebut sebagai "pengujian anonim" untuk melindungi identitas orang yang diuji, sehingga orang-orang cukup menginformasikan nomor telepon mereka, tanpa menyebutkan nama.

Disebutkan, karena adanya pengujian anonim ini, jumlah orang yang berhasil didapatkan semakin berlipat ganda, karena orang-orang tidak takut lagi identitasnya akan terbongkar.

Dari update di portal Worldometers, Minggu (17/5/2020), Korea Selatan mencatat ada 11.050 kasus infeksi virus corona Covid-19 dengan penambahan 13 kasus terbaru. Dari jumlah tersebut 9.888 dinyatakan sembuh dan 262 orang lainnya meninggal dunia. 

Setelah sempat melonggarkan pembatasan sosial dengan melihat penurunan kasus infeksi corona, Korea Selatan mulai mewaspadai datangnya gelombang kedua infeksi Covid-19 setelah munculnya kasus-kasus positif dari klaster klub maam Itaewon tersebut. 

Baca juga: Warga Korea Selatan Mulai Beraktivitas Normal Setelah Kasus Covid-19 Menurun

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi