Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Buku Nasional, Perpustakaan Tutup karena Pandemi Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
Instagram/disarpus_surakarta
Outingclas dari SD N Bromantakan 56 Surakarta di Perpustakaan Kota Surakarta (26/9/19). Saat ini Arpusda Solo ditutup sebagai antisipasi penyebaran virus corona
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Hari Buku Nasional atau Harbuknas diperingati di Indonesia setiap tanggal 17 Mei. Peringatan ini pertama kali dimulai pada tanggal 17 Mei 2002, atau 18 tahun yang lalu.

Mengutip Harian Kompas, Senin (20/5/2002), Menteri Pendidikan Nasional Abdul Malik Fadjar menetapkan Harbuknas pertama kali pada 17 Mei 2002.

Malik Fadjar mengatakan saat itu, Indonesia masih terjebak pada tradisi lisan dan sedikit membaca. Ide peringatan Hari Buku digagas masyarakat perbukuan.

Sedangkan tujuan dicetuskan Hari Buku Nasional untuk memacu minat baca masyarakat Indonesia sekaligus menaikkan penjualan buku.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Hari Buku Nasional, Sejarah di Balik Peringatannya pada 17 Mei

Dampak Covid-19 pada literasi Indonesia

Namun Harbuknas tahun ini sepertinya menjadi salah satu yang terberat bagi khazanah literasi di Indonesia termasuk bagi para penerbit buku.

Hasil survei Ikatan Penerbit Indonesia di 100 perusahaan penerbitan buku menyebutkan, selama masa pembatasan sosial akibat pandemi Covid-19, sebanyak 58,2 persen penerbit mengalami penurunan penjualan lebih dari 50 persen.

Sedangkan 29,6 persen penerbit lainnya mengalami penurunan penjualan 31-50 persen, 8,2 persen penerbit mengalami penurunan 10-30 persen, dan hanya 4,1 persen penerbit yang penjualannya stabil seperti hari-hari biasa.

Selain berdampak pada bisnis penerbitan buku, Covid-19 juga memberi dampak bagi perpustakaan-perpustakaan yang ada di Indonesia.

Arpusda Solo ditutup sementara

Salah satu perpustakaan yang terdampak adalah perpustakaan milik Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah (Arpusda) Kota Solo.

"Selama Solo dinyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh walikota pada tanggal 13 April 2020, serta dengan adanya Surat Edaran walikota untuk antisipasi penyebaran Covid-19 maka seluruh layanan publik atau yang menimbulkan kerumunan orang ditutup, demikian juga dengan perpustakaan," kata Dra. Sis Ismiyati, MM, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Surakarta saat dihubungi Kompas.com (17/5/2020).

Baca juga: Ironi Hari Buku Nasional, Penjualan Buku Lesu Selama Pandemi Covid-19

Meski demikian, dirinya juga memastikan bahwa Arpusda Solo tetap membuka layanan digitalnya dengan menggunakan aplikasi iSolo yang telah diluncurkan sejak tahun 2018.

Dengan adanya iSolo masyarakat bisa membaca berbagai koleksi buku yang dimiliki Arpusda Solo tanpa harus datang langsung ke perpustakaan.

Dari data yang telah dihimpun oleh Arpusda Solo, pengunjung aplikasi iSolo sampai dengan bulan Mei 2020 ini mencapai 3.749 pengunjung.

Selain itu, layanan peminjaman dan pengembalian buku secara tatap muka juga masih dibuka, namun hanya untuk pengunjung yang telah terdaftar sebagai anggota Arpusda Solo.

Ismi juga menambahkan bahwa layanan tersebut dijalankan sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku, seperti penyediaan tempat cuci tangan dan hand sanitizer.

"Saya cukup prihatin dan sedih, karena dua hari besar, Hari Buku Nasional dan Hari Arsip Nasional (18 Mei) tidak bisa dirayakan secara langsung dengan masyarakat, karena adanya wabah Covid-19," ungkap Ismi.

Perpustakaan Nasional perpanjang masa penutupan

Demi mencegah penyebaran wabah virus corona ( Covid-19 ), Perpustakaan Nasional (Perpusnas) perpanjang masa tutup sampai 29 Mei 2020.

“Tapi, kami akan memberitahu kembali jika terjadi perubahan karena satu dan lain hal,” kata Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando pada Minggu (29/3/20), seperti diberitakan Kompas.com.

Baca juga: Hari Buku Nasional, Ini Rekomendasi 5 Novel Karya Penulis Indonesia

Walaupun tidak melayani secara offline, tetapi pengunjung tetap bisa memanfaatkan fasilitas Perpusnas melalui layanan digital (online).

“Masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan informasi dan ilmu pengetahuan karena Perpustakaan Nasional sudah memiliki inovasi pelayanan, khususnya pada layanan yang berbasis TIK sehingga siapapun tetap bisa mengakses layanan perpustakaan dimana saja dan kapan saja,” ungkap Syarif.

Masyarakat bisa memanfaatkan layanan iPusnas yaitu produk digital Perpusnas berbasis media sosial yang memberikan kemudahan masyarakat Indonesia untuk membaca. iPusnas mempunyai koleksi sebanyak 50.438 judul atau 591.739 eksemplar buku yang bisa bisa dibaca dan disimpan sampai batas waktu yang ditentukan.

Selain iPusnas, inovasi layanan lain yang disediakan Perpusnas untuk melayani pemustaka selama masa WFH adalah ‘Tanya Pustakawan’ (Ask A Librarian).

Layanan ini disiapkan bagi pemustaka yang mengalami kesulitan dalam melakukan penelusuran data, informasi, pengajaran, ataupun bahan perpustakaan.

“Jangan lagi berpikir bahwa perpustakaan adalah deretan buku berdebu. Itu paradigma masa lalu. Seiring kemajuan teknologi, layanan perpustakaan bisa dinikmati siapapun tanpa terikat ruang dan waktu,” tambah Syarif.

Baca juga: 17 Mei, Hari Buku Nasional

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi