Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak Warganet Minta Bantuan di Medsos Saat Corona, Ini Tips Donasi Tepat Sasaran

Baca di App
Lihat Foto
Twitter
Fenomena meminta bantuan diberi pekerjan di media sosial menjamur saat krisis Coivd-19
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com - Situasi krisis akibat pandemi Covid-19 banyak menimpa masyarakat, terlebih mereka yang biasa mendapatkan penghasilan dari sektor informal.

Pekerjaaan dan penghasilan mereka selama wabah sangat terdampak sehingga menyebabkan kesulitan ekonomi, bahkan sekadar untuk menyambung hidup dari hari ke hari.

Untuk itu, banyak yang memanfaatkan keberadaan media sosial untuk kembali mendapatkan pekerjaan dan penghasilan.

Misalnya, dengan menawarkan jasa, meminta pekerjaan, atau terang-terangan meminta bantuan kepada warganet melalui akun sosial media. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sayangnya, tidak semua orang yang meminta bantuan dengan kedok terdampak Covid-19 adalah mereka yang benar-benar membutuhkan.

Untuk itu, apa yang sebaiknya masyarakat lakukan jika mendapati hal demikian di media sosial?

Baca juga: Marak Minta Bantuan di Media Sosial Saat Pandemi Corona, Apakah Wajar?

Tips dari pengamat media sosial 

Pengamat Media Sosial Enda Nasution menyebut lebih baik untuk menghindari pemberian bantuan melalui transfer kepada orang yang tidak dikenal jelas.

Sebagai gantinya, memberi mereka pekerjaan mungkin bisa lebih baik untuk dilakukan.

"Kalau saya, daripada memberi uang atau barang secara langsung, saya lebih menghargai ada permintaan pekerjaan di di media sosial. Memberi pekerjaan lebih positif rasanya kalau memungkinkan ya," ujarnya saat dihubungi, Senin (18/5/2020) siang.

Sementara itu, untuk bantuan berupa donasi uang atau sembako, Enda menyarankan masyarakat agar bisa menyerahkannya secara langsung atau melalui pihak terpercaya.

"Untuk bantuan donasi atau sembako langsung mungkin dikoordinasikan dengan RT/RW atau badan sosial yang memang biasa dan punya data siapa-siapa yang perlu dibantu," kata Enda.

Pilihan tersebut memang terbilang lebih aman dan minim risiko bantuan akan jatuh ke tangan orang yang salah.

Baca juga: Pelaku Tawuran di Manggarai Saling Kenal dan Kerap Janjian lewat Grup Sosial Media

Pun untuk orang-orang yang menawarkan akan menjual barang-barang tertentu demi mendapatkan uang dengan mengandalkan kekuatan warganet di media sosial.

Enda menilai transaksi lebih baik dilakukan apabila penjual bisa menemui pembeli secara langsung sehingga tidak ada potensi terjadinya penipuan berkedok menjual barang karena butuh uang.

"Ada juga yang minta dibeli barang atau jualannya. Ada juga yang penipuan ini, uang sudah ditransfer barang enggak datang. Kalau barangnya bisa diantar langsung lebih baik," sebut dia. 

Oleh karenanya, kita disarankan untuk menyalurkan bantuan fokus kepada lingkungan terdekat dulu yang bisa dikonfirmasi kondisinya.

"Rasanya memang perlu hati-hati juga dalam kondisi seperti ini banyak juga yang memanfaatkan situasi," ucap Enda.

Baca juga: Peserta Pemilu Diizinkan Kampanye Lewat Sosial Media, tapi Harus Hati-hati

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi