Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

New Normal Bukan Berarti Menantang Virus, tetapi Patuh Protokol Kesehatan

Baca di App
Lihat Foto
Asia City Media Group
Terlihat garis-garis pembatas yang ditempel di perumukaan trotoar untuk membatasi jarak antar pembeli yang sedang mengantre membeli makanan di Yaowarat, Bangkok, Thailand
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Istilah the new normal kini tengah menjadi perbincangan setelah pemerintah menyatakan akan ada kebiasaan-kebiasaan normal baru saat pandemi virus corona.

New normal harus disiapkan semua pihak untuk kembali mulai beraktivitas.

Namun, rencana pemberlakuan konsep baru ini disebut bukan berarti pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Masyarakat harus tetap harus mematuhi protokol kesehatan yang diatur dalam menjalani the new normal nantinya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak yang belum memahami tentang konsep new normal yang digaungkan oleh pemerintah.

Ada yang menyampaikan keresahannya terkait new normal di tengah masih terjadinya penyebaran virus corona.Tidak jarang pula yang menyampaikan keresahan terkait implementasi new normal.

"New normal? Herd immunity?" tanya akun @nipvam_7400

"Sebagian besar masyarakat bisa "tetap di rumah" smp Idul Fitri 2020, tp entah apa masih bisa membuat orang "tetap di rumah" stlh lebaran. Kita berharap protokol "new normal" yg diinisiasi pemerintah benar2 tersosialisasi & terbiasakan dgn baik sblm orang "keluar dari rumah"  tulis akun @aryanto_n. 

Baca juga: Hal-hal yang Harus Kita Pahami soal New Normal...

Akun-akun lain juga turut berkomentar soal ini.

New normal, patuhi protokol kesehatan

Merespons hal tersebut, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto mengatakan, keresahan yang timbul karena masyarakat belum memahami dengan baik tentang apa yang dimaksud dengan new normal.

"Yang dimaksud dengan new normal itu bukan menantang virus, tetapi masyarakat harus terbiasa menjalankan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari, seperti memakai masker, tidak berdesak-desakan, menjaga jarak, dan sebagainya," jelas Yuri saat dihubungi Kompas.com, Selasa (19/5/2020) pagi.

Sebelumnya, Yuri juga mengungkapkan bahwa meski menggaungkan new normal, Presiden Joko Widodo hingga saat ini tidak menginstruksikan untuk melonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Baca juga: [POPULER TREN] Kabar Baik Penanganan Covid-19 di Indonesia | Panduan New Normal

Untuk dapat mengimplementasikan new normal dengan benar, masyarakat harus memahami dan menjalankan protokol-protokol kesehatan yang telah ditetapkan tersebut.

"Kita harus terbiasa dan penerapan new normal ini kan maksudnya adalah hidup berdampingan bersama corona, tentu dengan menjalankan protokol kesehatan agar tetap meminimalkan risiko," ujar Yuri.

Sementara itu, terkait perkembangan obat untuk pasien Covid-19, Yuri menyebutkan, hingga kini belum ada.

"Untuk obat, sampai saat ini belum ada. Negara-negara lain di dunia pun sama, hingga kini belum ada obat untuk pasien Covid-19," kata dia.

"Yang terpenting, perhatikan protokol kesehatan, patuhi, dan laksanakan. Itu yang dimaksud dengan new normal," ujar Yuri.

Protokol kesehatan 

Adapun protokol kesehatan Covid-19 yang harus ditaati masyarakat sesuai ketentuan Kementerian Kesehatan dan Gugus Percepatan Penanganan Covid-19 adalah sebagai berikut:

Baca juga: Penerapan New Normal, Masyarakat Dituntut untuk Bisa Beradaptasi

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 5 Gejala Ringan Terinfeksi Virus Corona yang Harus Diwaspadai

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi