KOMPAS.com - Istilah the new normal kini tengah menjadi perbincangan setelah pemerintah menyatakan akan ada kebiasaan-kebiasaan normal baru saat pandemi virus corona.
New normal harus disiapkan semua pihak untuk kembali mulai beraktivitas.
Namun, rencana pemberlakuan konsep baru ini disebut bukan berarti pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Masyarakat harus tetap harus mematuhi protokol kesehatan yang diatur dalam menjalani the new normal nantinya.
Banyak yang belum memahami tentang konsep new normal yang digaungkan oleh pemerintah.
Ada yang menyampaikan keresahannya terkait new normal di tengah masih terjadinya penyebaran virus corona.Tidak jarang pula yang menyampaikan keresahan terkait implementasi new normal.
"New normal? Herd immunity?" tanya akun @nipvam_7400
"Sebagian besar masyarakat bisa "tetap di rumah" smp Idul Fitri 2020, tp entah apa masih bisa membuat orang "tetap di rumah" stlh lebaran. Kita berharap protokol "new normal" yg diinisiasi pemerintah benar2 tersosialisasi & terbiasakan dgn baik sblm orang "keluar dari rumah" tulis akun @aryanto_n.
Baca juga: Hal-hal yang Harus Kita Pahami soal New Normal...
Akun-akun lain juga turut berkomentar soal ini.
New normal, patuhi protokol kesehatan
"Yang dimaksud dengan new normal itu bukan menantang virus, tetapi masyarakat harus terbiasa menjalankan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari, seperti memakai masker, tidak berdesak-desakan, menjaga jarak, dan sebagainya," jelas Yuri saat dihubungi Kompas.com, Selasa (19/5/2020) pagi.
Sebelumnya, Yuri juga mengungkapkan bahwa meski menggaungkan new normal, Presiden Joko Widodo hingga saat ini tidak menginstruksikan untuk melonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Baca juga: [POPULER TREN] Kabar Baik Penanganan Covid-19 di Indonesia | Panduan New Normal
Untuk dapat mengimplementasikan new normal dengan benar, masyarakat harus memahami dan menjalankan protokol-protokol kesehatan yang telah ditetapkan tersebut.
"Kita harus terbiasa dan penerapan new normal ini kan maksudnya adalah hidup berdampingan bersama corona, tentu dengan menjalankan protokol kesehatan agar tetap meminimalkan risiko," ujar Yuri.
Sementara itu, terkait perkembangan obat untuk pasien Covid-19, Yuri menyebutkan, hingga kini belum ada.
"Untuk obat, sampai saat ini belum ada. Negara-negara lain di dunia pun sama, hingga kini belum ada obat untuk pasien Covid-19," kata dia.
"Yang terpenting, perhatikan protokol kesehatan, patuhi, dan laksanakan. Itu yang dimaksud dengan new normal," ujar Yuri.
Protokol kesehatan
Adapun protokol kesehatan Covid-19 yang harus ditaati masyarakat sesuai ketentuan Kementerian Kesehatan dan Gugus Percepatan Penanganan Covid-19 adalah sebagai berikut:
- Jaga kebersihan tangan
Bersihkan tangan dengan cairan pencuci tangan atau hand sanitizer apabila permukaan tangan terlihat kotor.
Namun, apabila tangan kotor, bersihkan menggunakan sabun dan air mengalir. - Jangan menyentuh wajah
Hindari menyentuk area wajah, khususnya mata, hidung, dan mulut. Sebab, pada tangan, bisa jadi terdapat virus yang menempel dari aktivitas yang kita lakukan. - Terapkan etika batuk dan bersin
Terlepas dari apakah kita memiliki virus corona atau tidak, terapkan etika batuk dan bersin. Caranya, tutup mulut dan hidung menggunakan lengan atau bagian dalam. Selain itu, dapat juga menggunakan kain tisu yang setelahnya harus langsung dibuang. - Memakai masker
Bagi yang memiliki gejala pernapasan, kenakan masker medis kemanapun saat keluar rumah. Sedangkan bagi yang tidak memiliki gejala apapun, cukup gunakan masker non-medis. - Jaga jarak
Untuk menghindari paparan virus, kita harus senantiasa menjaga jarak dengan orang lain minimal 1 meter - Isolasi mandiri
Jika merasa tidak sehat, diminta secara sadar untuk melakukan isolasi mandiri di rumah. - Jaga kesehatan
Pastikan kesehatan fisik tetap terjaga dengan berjemur, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, dan melakukan olahraga ringan. Selain itu, istirahat yang cukup juga dibutuhkan.
Baca juga: Penerapan New Normal, Masyarakat Dituntut untuk Bisa Beradaptasi