Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabar Baik Vaksin Corona: Percobaan Menghasilkan Antibodi Setara Orang yang Pulih

Baca di App
Lihat Foto
Ilustrasi peneliti melakukan pengembangan vaksin virus corona, covid-19, di laboratorium.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sejumlah negara dan perusahaan berlomba untuk segera menemukan vaksin virus corona untuk menghentikan wabah penyakit Covid-19. Salah satu yang ikut dalam perlombaan pembuatan vaksin adalah perusahaan farmasi Moderna. 

Update terakhir, data awal dari hasil pengujian vaksin milik perusahaan bioteknologi Moderna Inc disebut-sebut menunjukkan hasil yang cukup memuaskan.

Vaksin yang pertama kali diuji di Amerika Serikat ini menunjukkan bahwa ia mampu memproduksi antibodi pelindung pada kelompok kecil sukarelawan yang mengikuti pengujian.

Baca juga: Benarkah Virus Corona Rekayasa dan Pembuat Vaksin Diuntungkan?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tes menghasilkan antibodi

Melansir Al Jazeera, data tersebut berasal dari delapan orang yang mengambil bagian dalam uji coba keamanan yang dimulai pada bulan Maret ketika pandemi global yang disebabkan oleh virus corona mulai menyebar.

Dalam uji coba terhadap 45 sukarelawan, yang dilakukan oleh Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, delapan sukarelawan yang mendapat dua dosis vaksin menghasilkan antibodi pelindung yang kurang lebih setara dengan orang yang pulih dari infeksi alami virus tersebut

Penelitian ini memberikan secercah harapan awal bahwa vaksin yang sedang dikembangkan dapat memberikan perlindungan terhadap virus corona.

Para ilmuwan masih berusaha memahami level antibodi apa yang pada akhirnya terbukti protektif terhadap virus corona, dan berapa lama perlindungan itu akan bertahan.

Respons dosis

Vaksin tampaknya menunjukkan respons dosis, yang berarti bahwa orang yang mendapat dosis lebih tinggi memiliki tingkat antibodi yang lebih tinggi.

Vaksin Moderna telah mendapat lampu hijau untuk memulai tahap kedua pengujian manusia, dan minggu lalu, otoritas AS memberikan izin untuk mempercepat tinjauan peraturan.

"Kami berinvestasi untuk meningkatkan produksi sehingga kami dapat memaksimalkan jumlah dosis yang dapat kami hasilkan untuk membantu melindungi sebanyak mungkin orang dari SARS-CoV-2," kata Chief Executive Officer Moderna Stephane Bancel.

Baca juga: Tanpa Vaksin, Herd Immunity Bisa Membuat Jutaan Orang Meninggal

Vaksin dinyatakan aman

Moderna juga berencana untuk memulai uji coba tahap akhir yang lebih besar pada bulan Juli.

Saat ini belum ada perawatan atau vaksin yang disetujui untuk Covid-19, dan para ahli memperkirakan bahwa vaksin yang aman dan efektif dapat memakan waktu 12 hingga 18 bulan untuk dikembangkan.

Sementara itu, Moderna telah menandatangani kesepakatan dengan pembuat obat kontrak Swiss Lonza Group AG dan pemerintah AS untuk memproduksi vaksin dalam jumlah besar.

Vaksin yang diberi nama mRNA-1273, juga ditemukan secara umum aman dan ditoleransi dengan baik oleh tubuh manusia dalam studi tahap awal.

Satu orang dalam percobaan sempat mengalami ruam kemerahan di sekitar tempat suntikan, yang ditandai sebagai efek samping "kelas 3". Meski demikian, hal tersebut tidak menunjukkan adanya efek samping serius.

Baca juga: Update Perkembangan 10 Calon Vaksin Virus Corona di Dunia

Dikembangkan sejak Februari 

Diberitakan Kompas.com (20/4/2020), Moderna disebut sebagai perusahaan pertama yang mengirimkan vaksin virus eksperimen pertamanya kepada peneliti Pemerintah AS pada Februari 2020.

Perusahaan ini menyebutkan, pada akhir Februari 2020, mereka memulai uji klinis pada sekitar 20 hingga 25 relawan sehat pada April 2020 untuk melihat apakah dua dosis obat tersebut aman dan efektif dalam mengembangkan kekebalan tubuh.

Pemerintah AS pun memperkuat upaya penelitian dan pengembangan vaksin Moderna dengan dana tambahan sebesar 483 juta dollar AS.

Dikritisi sejumlah ahli

Meksipun mengklaim penelitiannya menghasilkan hal yang positif, sejumlah ahli masih meragukan vaksin Moderna tersebut. Para ahli vaksin menyatakan skeptis tentang hasil uji coba vaksin Covid-19 yang diumumkan oleh perusahaan biotek Moderna pada hari Senin.

Hal itu mengingat perusahaan belum merilis data penting untuk mendukung klaimnya bahwa obatnya berhasil memproduksi antibodi dalam uji coba pada manusia. Termasuk hasil keseluruhan dari semua relawan yang mengukuti percobaan. 

"Ketika sebuah perusahaan seperti Moderna dengan sumber daya yang sangat besar mengatakan mereka telah menghasilkan antibodi penetral virus dalam uji coba manusia, saya benar-benar ingin melihat angka dari uji apa pun yang mereka gunakan," ujar John "Jack" Rose, seorang peneliti vaksin dari Universitas Yale dikutip dari Forbes.

Baca juga: Jokowi: Kita Harus Mampu Hasilkan Vaksin Sendiri

Kritikan serupa juga diungkapkan peneliti vaksin Johns Hopkins University Anna Durbin.

“Ini sedikit mengkhawatirkan bahwa mereka belum mempublikasikan hasil dari uji coba yang sedang berlangsung yang mereka sebutkan dalam siaran pers mereka. Mereka belum menerbitkan semua itu," tutur Anna.

Ketika dikonfirmasi tentang sejumlah keraguan para ahli, pihak Moderna mengatakan informasi tingkat antibodi akan segera dipublikasikan.

"Akan diungkapkan dalam artikel jurnal akhirnya dari NIAID," bunyi pernyataan pihak perusahaan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Aljazeera
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi