Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Beri Lampu Hijau Terkait Penyelidikan Terbuka soal Virus Corona di China

Baca di App
Lihat Foto
Stringer via REUTERS
Polisi dengan Alat Pelindung Diri (APD) berjaga di depan pintu masuk Stasiun Kereta Api Jilin, China, menyusul munculnya klaster baru Covid-19 di provinsi tersebut. Foto diambil pada 13 Mei 2020.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Asal muasal virus corona jenis baru SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 hingga kini masih misteri.

Ada yang berpendapat China sengaja membuat virus tersebut, karena melihat kesiapannya menghadapi virus dibanding negara-negara lainnya serta sikapnya yang tertutup pada awal pandemi.

Hal itu mendorong beberapa negara mendesak untuk melakukan penyelidikan terhadap China. Namun China menolaknya.

Baca juga: KKP Sebut Ada 3 Aturan Naik Pesawat Komersil Selama PSBB, Apa Saja?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilansir CNN, Selasa (19/5/2020), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah sepakat untuk mengadakan penyelidikan atas respons global terhadap pandemi virus corona.

Negara-negara anggota WHO menyetujui tanpa keberatan pada pertemuan Majelis Kesehatan Dunia pada Selasa (19/5), setelah Uni Eropa dan Australia memimpin seruan untuk penyelidikan.

AS menuduh China menyembunyikan informasi tentang virus itu, sementara Beijing merespons dengan mempertahankan penanganan wabahnya.

Baca juga: Bukan China, India Jadi Episentrum Baru Virus Corona di Asia

Pembelaan China

Presiden Cina Xi Jinping mengatakan bahwa ia mendukung seruan untuk penyelidikan dalam penanganan pandemi pada Senin (18/5/2020)

Tetapi ia bersikeras bahwa setiap penyelidikan harus menunggu sampai virus itu terbendung atau mereda.

Penyelidikan apa pun yang menyalahkan Beijing dapat memberikan pukulan berat bagi posisi global China. Xi menyampaikan pembelaannya melalui video konferensi.

"Selama ini kami telah bertindak dengan keterbukaan, transparansi, dan tanggung jawab, kami telah memberikan informasi kepada WHO dan negara-negara terkait dengan cara yang paling tepat waktu," ujarnya.

Baca juga: Pencarian Vaksin Covid-19 di China, antara Menebus Kesalahan dan Masa Kelam...

Dia menambahkan, mereka telah merilis urutan genom sedini mungkin dan telah berbagi pengalaman kontrol serta perawatan dengan dunia tanpa syarat apa pun.

Mereka juga mengklaim telah melakukan segala daya dan upaya untuk membantu negara-negara yang membutuhkan.

Beijing bereaksi setelah Australia menyerukan untuk mengadakan penyelidikan. Canberra dituduh telah melakukan tindakan yang sangat tidak bertanggungjawab dan dapat mengganggu kerja sama internasional.

Baca juga: Mengenal Remdesivir, Dikembangkan China untuk Covid-19 hingga Disetujui BPOM AS

Dalam bayang-bayang Trump

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menegaskan komitmennya untuk bersikap transparan, bertanggungjawab, dan melakukan perbaikan terus-menerus.

Tapi pertemuan dan keputusan WHO terjadi pada saat yang kritis bagi WHO. Belum lama ini, Trump menuduh WHO bermain politik dengan China.

Hal itu lantaran WHO memuji pembatasan perjalanan domestik China yang ketat.

Trump bahkan mengancam akan menarik dana atau bahkan menangguhkan keanggotaan Amerika Serikat dari WHO.

Menanggapi ancaman itu, para pemimpin dunia lainnya berulang kali menyoroti pentingnya kerja WHO dalam memerangi pandemi.

Uni Eropa mengingatkan Amerika bahwa sekarang waktunya solidaritas, bukan saatnya untuk merusak kerja sama multilateral.

Perdana Menteri Spanyol Pedro juga mengatakan hal serupa. "Pandemi ini telah menyoroti kerentanan kita dan menjelaskan bahwa kita saling membutuhkan," ujarnya.

Baca juga: Obesitas dan Tingginya Angka Kematian akibat Virus Corona di AS...

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi