Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skuter Listrik Gesits: Laku Dilelang Rp 2,55 Miliar, Karya dari ITS

Baca di App
Lihat Foto
Foto: Istimewa
Lelang skuter listrik Gesits bertanda tangan Presiden Jokowi terjual Rp 2,55 miliar
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Skuter listrik Gesits bertanda tangan Presiden Joko Widodo laku dilelang seharga Rp 2,55 miliar dalam acara konser amal penggalangan dana virtual beberapa waktu lalu.

Pemenang lelang adalah M Nuh. Nama M Nuh ramai diperbincangkan warganet di Twitter setelah diketahui bahwa ia ternyata bukan seorang pengusaha, melainkan seorang buruh bangunan. 

Hingga Jumat (22/5/2020) pagi, twit tentang M Nuh sudah ada lebih dari 17.000.

Nuh menjadi perbincangan karena ia tidak mengetahui bahwa yang diikutinya adalah sebuah lelang. Ia mengira akan mendapatkan hadiah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhirnya, panitia akan melakukan lelang kembali dan pemenangnya akan diumumkan pada hari ini.

Baca juga: Motor Listrik Jokowi Dilelang Kembali, Pemenang Diumumkan Jumat Ini

Uang hasil lelang skuter Gesits ini rencananya akan digunakan untuk penanganan Covid-19 di Indonesia.

Seperti apa skuter listrik Gesits yang baru dilelang itu? 

Diberitakan Harian Kompas, Rabu (4/5/2016), Gesits merupakan singkatan dari Garansindo Electric Scooter ITS.

Motor listrik itu hasil riset Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Mereka bekerja sama dengan Garansindo Group, perusahaan otomotif pemegang merek mobil premium.

Gesits diluncurkan pada Selasa, 3 Mei 2016, oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir.

Spesifikasi Gesits

Ketua Laboratorium Mobil Listrik Nasional ITS Muhammad Nur Yuniarto yang memimpin tim periset Gesits menjelaskan, hampir seluruh komponen sepeda motor itu produk lokal.

Satu-satunya komponen yang diimpor adalah baterai dari Jepang.

Baterai itu berkapasitas 5 kilowatt (kw) yang mampu membuat Gesits melaju hingga 100 kilometer sekali pengisian.

Jika dayanya habis, baterai dapat diisi ulang di rumah atau tempat-tempat yang memiliki stop kontak aliran listrik. Untuk mengisi baterai hingga penuh, dibutuhkan waktu 2 jam.

Sepeda motor dapat dipacu hingga 100 km per jam. Saat dikendarai, motor itu tak bersuara. Sementara, body motor dirancang modern dengan lampu utama pipih.

Gesits juga memiliki keunggulan lain. Motor itu dapat terkoneksi dengan Android.

Segala informasi mengenai mesin, seperti kecepatan dan daya baterai, dapat ditampilkan di layar telepon pintar yang tersambung ke sepeda motor melalui bluetooth.

Gesits sukses dalam uji jalan etape pertama pada November 2016.

Dikutip dari Harian Kompas, Sabtu (12/11/2016), etape pertama itu dengan rute Jakarta-Surabaya ditempuh dalam 3 hari.

Total jarak tempuh uji kendaraan itu sejauh 1.400 kilometer. Ketua Tim Peneliti Sepeda Motor Listrik ITS Nur Yuniarto menjelaskan ketiga motor yang digunakan untuk uji tempuh dalam kondisi bagus.

”Komponen listrik dan baterai merupakan yang utama dan tidak ada masalah sejauh ini. Bahkan, saat melaju dalam kondisi hujan, sepeda motor tetap aman dikendarai,” kata dia.

Motor listrik buatan Indonesia ini baru diproduksi massal sekitar tahun 2019 lalu.

Baca juga: Bamsoet Usul Pembeli Gesits Rp 2,55 Miliar Bisa Test Ride di Istana

Sosok di balik Gesits

Penemu motor listrik Gesits adalah dosen Jurusan Teknik Mesin ITS Muhammad Nur Yuniarto (44) dan timnya.

Selama 2013-2019, Nur dan timnya di Pusat Unggulan Iptek-Sistem Kontrol Otomotif ITS telah menciptakan 10 mobil listrik dan satu sepeda motor listrik. Gesits adalah salah satunya.

”Saya ingin membuktikan bahwa peneliti Indonesia mampu mengembangkan teknologi dalam bidang transportasi, terutama membuat kendaraan listrik,” kata Nur seperti diberitakan Harian Kompas, 19 Februari 2020.

Nur Yuniarto memang pencinta otomotif. Pada usia 22 tahun, pria kelahiran Purworejo, 30 Juni 1975 itu berhasil memodifikasi mobil pertama miliknya, Holden Torana berkapasitas 2.800 cc.

Ia memodifikasinya menjadi 3.300 cc agar bisa melaju lebih kencang.

Setelah lulus dari Jurusan Teknik Mesin ITS, ia memilih mengabdi sebagai dosen di almamaternya. Terakhir, dia menempuh pendidikan S-3 di University of Manchester, Inggris.

Suatu ketika, ia mendapat kesempatan menjadi dosen pembimbing sejumlah mahasiswa ITS yang akan mengikuti kompetisi mobil hemat energi, Shell Eco-marathon 2010 di Kuala Lumpur, Malaysia.

Tim ini menjadi juara di kategori Urban Concept Combustion dan merebut Urban Gasoline Fuel Award.

”Kemenangan pertama ini merupakan capaian yang luar biasa karena tim dari ITS baru pertama kali mengikuti kompetisi tersebut,” ujar Nur.

Nur terus melakukan riset. Dia mengembangkan engine control unit (ECU) atau unit kontrol elektronik untuk sepeda motor.

UCU buatannya dapat meningkatkan performa sepeda motor sekaligus irit bahan bakar. Akhirnya penemuannya diproduksi massal oleh perusahaan otomotif asal Jepang, Daytona.

Tak hanya motor listrik, dia juga membuat mobil listrik. Pada 2012 sebanyak 5 universitas negeri ditunjuk pemerintah untuk membuat riset mobil listrik.

ITS salah satunya dengan Nur ditunjuk sebagai ketua tim risetnya.

Nur percaya kendaraan listrik adalah masa depan yang lambat laun akan menjadi tren di Indonesia. Oleh karena itu, ia dan timnya tak lelah mengembangkannya.

Baca juga: Merasakan Kelincahan Skuter Listrik Gesits di Jalan Raya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi