KOMPAS.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi lahirnya siklon tropis “MANGGA” yang dideteksi melalui Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta.
Siklon tropis ini dideteksi lahir di Samudera Hindia sebelah barat daya Bengkulu pada 21 Mei 2020 pukul 19.00 WIB.
Tepatnya berada di 9.8 LS dan 93.0 BT, atau sekitar 1.220 km barat daya Kerinci dengan tekanan udara minimum di pusatnya sebesar 998 hPa dengan kecepatan angin maksimum berkisar antara 35 knot.
Baca juga: Viral soal Informasi Suara Dentuman di Bandung, Ini Penjelasan Lapan, BMKG dan PVMBG
Saat dikonfirmasi terkait siklon tropis "MANGGA" tersebut, Kepala Sub Bidang Peringatan Dini Cuaca BMKG Agie Wandala mengatakan, siklon tropis tersebut sudah menjauh pada Jumat (22/5/2020) pagi.
“Kalau pagi ini posisi siklon tropis 'MANGGA' sudah menjauhi wilayah indonesia, jadi dampaknya tidak langsung,” terangnya kepada Kompas.com, Jumat (22/5/2020).
Siklon Tropis "MANGGA", imbuhnya bergerak menguat dengan pergerakan ke arah Tenggara-Selatan menjauhi wilayah Indonesia.
Baca juga: Soal Gempa Sukabumi, BMKG: Dipicu Sesar Aktif
Dampak tidak langsung
Diketahui, siklon tropis "MANGGA" mengakibatkan pertumbuhan awan hujan di wilayah Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Jawa Timur, Bali, NTB, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.
“Masyarakat diimbau waspada karena diperkirakan daerah-daerah tersebut berpotensi terkena dampak tidak langsung berupa hujan lebat dan angin kencang di sebagian wilayahnya,” ujar PLT Deputi Bidang Meteorologi BMKG Drs. Herizal seperti dalam rilis yang diterima Kompas.com, Jumat (22/5/2020).
Selain itu, terdapat potensi gelombang laut dengan ketinggian lebih dari 3 meter di wilayah perairan barat Kepulauan Nias hingga barat Mentawai, Perairan Bengkulu-Pulau Enggano, Perairan barat Lampung, Samudera Hindia barat Sumatera, Selat Sunda bagian selatan, Perairan Selatan Jawa, dan Samudera Hindia selatan Jawa hingga selatan NTB.
Nelayan dan kapal yang melintas diimbau agar waspada dan berhati-hati.
“BMKG terus memantau perkembangan siklon tropis MANGGA ini. Masyarakat diimbau untuk tetap berhati-hati pada potensi angin kencang dan hujan lebat yang dapat menimbulkan dampak seperti banjir, tanah longsor dan banjir bandang,” katanya lagi.
Baca juga: Sejarah Gunung Anak Krakatau dan Letusan Terdahsyat 1833 yang Menewaskan 36.417 Orang...
Asal nama siklon tropis MANGGA
Terkait dengan asal usul penamaan siklon tropis MANGGA, Agie mengatakan hal itu berdasarkan urutan ketentuan penamaan yang sudah ditetapkan.
"Sudah ada regulasi penamaan dan urutannya, Indonesia memilih menggunakan nama bunga atau buah," katanya lagi.
Siklon tropis sebelumnya diberi nama LILI, sehingga sesuai urutan penamaan, siklon setelah LILI adalah MANGGA
"Kalau nanti ada lagi siklon tropis di wilayah tanggung jawab TCWC Jakarta maka sesuai urutannya saja," pungkasnya
Baca juga: Update BMKG: Siklon Tropis Claudia dan Dampak Cuaca di Indonesia
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.