Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jutaan Data Kependudukan di DPT Pemilu 2014 Milik KPU Diduga Bocor, Apa Bahayanya?

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock
ilustrasi hacker
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com – Sebuah unggahan tentang bocornya jutaan data kependudukan warga Indonesia milik KPU dilaporkan tersebar di forum komunitas hacker.

Adapun jumlah data yang diklaim merupakan data Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2014 itu disebut ada sebanyak 2,3 juta.

Unggahan tersebut diposting oleh akun @underthebreach.

Baca juga: Viral soal Informasi Suara Dentuman di Bandung, Ini Penjelasan Lapan, BMKG dan PVMBG

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Alasan di Balik Dana Bansos yang Kerap Diselewengkan

Sementara itu, Komunitas Ethical Hacker Indonesia, Teguh Aprianto melalui unggahan Twitter-nya membenarkan adanya 2,3 juta data yang dibagikan hacker.

Data kependudukan tersebut merupakan data dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2014, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Data pribadi yang bocor mencakup sejumlah informasi seperti nama lengkap, nomor Kartu Keluarga (KK), Nomor Induk Kependudukan (NIK), tempat & tanggal lahir, usia, jenis kelamin, status perkawinan, dan alamat lengkap penduduk.

Baca juga: 4 Cara Mengetahui Data Akun yang Pernah Bocor

Lantas apa bahayanya apabila data kependudukan masyarakat tersebut bocor ke publik?

“Saya pikir ini luar biasa dampaknya ke depan,” ujar Security Digital Trainer Yerry Niko Borang dihubungi Kompas.com, Jumat (22/5/2020).

Menurut Yerry, data yang bocor tersebut nantinya dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan.

“Data-data (yang bocor) juga sama dengan data yang dipakai untuk registrasi SIM card, artinya kasus peniruan atau penipuan atau kloning nomor akan lebih mudah terjadi,” katanya lagi.

Baca juga: Indonesia Terserah, Kebijakan Plin-plan, dan Pembiaran Negara...

Kelalaian negara

Selain itu, menurutnya kebocoran data itu cukup lengkap termasuk nomor KK dan nomor KTP 16 digit tiap individu.

“Ini tinggal dikategori, akan didapat data per keluarga,” kata Yerry.

Sehingga kemudian mudah apabila pihak-pihak tak bertanggung jawab ingin mendapatkan data ibu kandung karena tinggal mengurutkan usia dalam kelompok keluarga.

“Artinya ke depan kemungkinan penyalahgunaan untuk urusan perbankan akan makin besar. Kita bisa ganti password, tapi ganti nama ibu kandung kan enggak bisa?” ucapnya.

Menurutnya, kebobolan ini adalah bentuk kelalaian negara melindungi warganya.

“Dengan kebobolan data ini pemerintah atau negara lalai melindungi warganya dari kemungkinan menjadi korban kejahatan digital yang semakin hari semakin mudah dilakukan,” imbuh dia.

Baca juga: Soal Kenaikan Iuran BPJS, YLKI: Terkesan Sembunyi-sembunyi

Perlindungan konsumen

Lebih lanjut, Yerry mengatakan Pemerintah perlu menyelesaikan payung perlindungan hukum agar ada mekanisme yang jelas, dan apabila ada kebocoran ada pihak yang harus dikoreksi.

“Sebenarnya kita sudah ada insiatifnya di UU Perlindungan Data Pribadi sayangnya ini belum disahkan dan juga banyak pasal yang kemudian diubah dari usul awalnya,” terang dia.

Yerry mengingatkan apabila ada masyarakat yang merasa dirugikan maka menurutnya mereka bisa menggugat lewat mekanisme perlindungan konsumen maupun melakukan judical review atas undang-undang yang membolehkan adanya kemungkinan celah ini.

Sementara itu, Komisioner KPU Viryan Azis mengaku tengah melakukan penelusuran terhadap dugaan bocornya jutaan data kependudukan warga Indonesia yang ada dalam DPT Pemilu 2014 tersebut.

Viryan menyebutkan bahwa data yang beredar diduga merupakan soft file DPT Pemilu 2014 dengan metadata 15 November 2013.

Baca juga: Data Penumpang Lion Air Group Bocor, Kominfo Tunggu Hasil Investigasi di Malaysia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi