Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Orang Suka Bunga? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi bunga
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com - Pada 2005, Profesor Jeannette Haviland-Jones melakukan sebuah penelitian psikologis.

Ia mengirimkan tiga jenis paket kepada 147 perempuan yang berbeda. Tiga paket tersebut adalah sebuah lilin, sebuah keranjang buah, dan sebuah buket bunga.

Haviland-Jones mengirimkan paket tersebut sebagai hadiah. Pada kenyataannya, paket-paket ini merupakan variabel dalam studi psikologis yang dilakukannya.

Sedangkan para pengantar paket merupakan pengamat yang melihat ekspresi wajah dari setiap penerima.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah dipelajari, Haviland-Jones menemukan sesuatu yang membuatnya terkejut.

Semua perempuan yang mendapatkan bunga menunjukkan senyum Duchenne, yaitu ekspresi tulus yang dianggap oleh para psikolog sebagai "satu-satunya indikator kegembiraan sejati".

Baca juga: Cerita Bunga, Gadis Kecil yang Viral dengan Video Mukbang Versi Bahasa Jawa

Tiga hari setelahnya, kelompok ini juga merasa lebih bahagia daripada mereka yang menerima buah dan lilin.

Awalnya, Haviland-Jones sendiri tidak menyangka atau langsung percaya dengan respons yang ditunjukkan ini.

"Di laboratorium emosi, Anda tidak pernah mendapatkan respons 100 persen yang sama, kecuali Anda menjatuhkan ular pada orang dan memperoleh 100 persen respon ketakutan. Namun, respons kegembiraan seperti ini? Tidak," jelas dia sebagaimana dikutip Vogue, 18 Mei 2020.

Secara empiris, Haviland-Jones pun membuktikan bahwa kebanyakan dari kita telah mengetahui, bunga memiliki kekuatan.

Baca juga: Lebih Dulu Bunga Atau Lebah?

Lebih banyak orang tertarik terhadap bunga saat pandemi

Fakta ini mungkin menjadi salah satu penyebab mengapa selama pandemi Covid-19 ini, lebih banyak orang yang tertarik dengan bunga daripada sebelumnya.

Pencarian kata kunci untuk "flower delivery" atau "pengiriman bunga" berlipat ganda dari Maret 2019 hingga Maret 2020.

Kata kunci yang mirip juga mengalami peningkatan sebesar 408 persen di Pinterest dari tahun-ke tahun, yaitu untuk "flower boxes" atau "kotak bunga".

Bunga bukanlah kebutuhan pokok, tetapi penting secara emosional.

Keindahan bunga, dengan warna, aroma, dan bentuk yang dimilikinya, dapat memberikan sedikit penghiburan dari rasa putus asa. 

Baca juga: Lockdown Virus Corona Dicabut, Warga Yunani Potong Rambut dan Beli Bunga

Di Jepang, Yoshiyuki Okuyama, yang merupakan seorang fotografer, menemukan bahwa bunga menjadi sebuah simbol kehidupan, cinta, dan kesempatan yang hilang bersama neneknya.

"Saya mencintai nenek saya, yang sangat lembut dan tenang. Namun, saya tidak memiliki kesempatan untuk berbicara banyak dengannya," kenang Okuyama.

Ia pun mengungkapkan penyesalannya saat dulu tidak mengunjungi atau berbicara banyak dengan neneknya.

"Studio saya saat ini adalah tempat ia dulu tinggal. Saat saya melihat lampu-lampu indah yang cahayanya masuk ke kamar pada sore hari, saya membayangkan bahwa dia pasti kesepian," sambung Okuyama.

Neneknya selalu menaruh bunga di ruangan miliknya. Sekarang, Okuyama juga melakukan hal yang sama.

Baca juga: Tak Hanya Indah, Bunga Anggrek Simpan Potensi sebagai Obat Berikut Ini

Ia duduk dan melihat bunga-bunga tersebut mekar. Kemudian, ia pun memotret kesederhanaan yang indah dari bunga-bunga ini.

"Memotret bunga di tempat yang sama adalah untuk mengingat dan berbicara dengan dia (neneknya)," tutur Okuyama.

Sementara itu, data dari Haviland-Jones menunjukkan bahwa bunga menyebabkan perasaan positif yang tidak dapat dijelaskan alasannya.

Ia dan timnya telah berupaya untuk menghasilkan sebuah hipotesis, yaitu kemungkinan makna simbolik universal dari bunga atau stimulus sensorik yang diberikan oleh bunga.

Hari-hari yang semakin tidak pasti saat ini sangat sulit untuk dibayangkan. Namun, Henri Matessi pernah berkata, "selalu ada ada bunga bagi mereka yang ingin melihatnya".

"Mereka tidak akan mengatasi masalahmu atau masalah dunia. Namun, untuk sementara, mereka akan membuatmu tersenyum. Itu adalah sesuatu yang kita butuhkan," kata dia.

Baca juga: Pencinta Bunga Kini Bisa Nikmati Tulip Mekar di Keukenhof Belanda Secara Virtual

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi