Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Pasien Covid-19 Alami Penurunan Jumlah Sel Imun

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi pasien positif Covid-19, terinfeksi virus corona
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com - Ilmuwan Inggris akan mulai menguji suatu pengobatan yang diharapkan dapat mengatasi efek Covid-19 pada pasien yang mengalami sakit parah.

Penelitian menemukan bahwa mereka yang menderita sakit parah akibat Covid-19 memiliki jumlah sel kekebalan yang sangat rendah.

Sel kekebalan ini disebut dengan Sel-T, dan berfungsi untuk membersihkan infeksi dari tubuh.

Melansir BBC, Jumat (22/5/2020), uji klinis akan segera dilakukan untuk menguji apakah obat yang disebut Interleukin 7, yang dikenal untuk meningkatkan jumlah sel-T, dapat membantu pemulihan pasien.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uji coba ini melibatkan para ilmuwan dari Francis Crick Institute, King's College London dan Guy and St. Thomas Hospital.

Baca juga: Heboh Bill Gates Ditangkap Karena Vaksin Corona, Ini Faktanya

Mereka telah meneliti sel-sel kekebalan dalam darah dari 60 pasien Covid-19  dan menemukan bahwa mereka mengalami penurunan Sel-T dalam jumlah signifikan.

Profesor Adrian Hayday dari Crick Institute mengatakan bahwa menemukan apa yang terjadi dengan sel-sel kekebalan merupakan sebuah "kejutan besar".

"Mereka (sel kekebalan) berusaha melindungi kita, tetapi virus itu tampaknya melakukan sesuatu terhadap mereka karena jumlah mereka telah menurun secara dramatis," kata Hayday.

Dalam satu mikroliter darah (0,001 mililiter), orang dewasa yang sehat dan normal terdapat antara 2.000 hingga 4.000 sel-T, atau disebut juga limfosit T.

Namun, pasien Covid-19 yang dites oleh tim tersebut hanya memiliki antara 200 sampai 1.200 Sel-T.

Baca juga: Tak Menangis Saat Dijemput Ambulans, Bocah 2 Tahun Positif Corona Ini Jadi Viral

Manfaat temuan

Para peneliti mengatakan temuan ini membuka jalan bagi mereka untuk mengembangkan "tes sidik jari" untuk memeriksa kadar sel-T dalam darah.

Hasil tes tersebut dapat memberikan indikasi awal dari seseorang yang mungkin mengidap sakit parah.

Selain itu, temuan ini juga memberikan kemungkinan untuk pengobatan khusus yang dapat mengobati penurunan sel kekebalan dalam tubuh.

Manu Shankar-Hari, seorang konsultan perawatan kritis di Guy and St Thomas Hospital, mengatakan bahwa sekitar 70 persen dari pasien yang ia lihat dalam perawatan intensif akibat Covid-19 tiba dengan jumlah Sel-T antara 400 hingga 800 limfosit per mikroliter.

"Ketika mereka mulai pulih, tingkat limfosit mereka juga mulai naik kembali," kata dia. 

Baca juga: Merasa Sehat, 2 OTG Positif Corona Malah Jalan-jalan di Lingkungan RS, Ini Akibatnya

Memberi secercah harapan

Obat Interleukin 7 telah diuji pada sekelompok kecil pasien dengan sepsis dan terbukti secara aman meningkatkan produksi sel-sel spesifik ini.

Dalam uji coba ini, Interleukin 7 akan diberikan kepada pasien dengan jumlah limfosit yang rendah yang telah berada dalam perawatan kritis selama lebih dari tiga hari.

"Kami berharap bahwa ketika kami dapat meningkatkan jumlah sel (Sel-T) infeksi virus akan hilang. Sebagai dokter perawatan kritis, saya merawat pasien yang sangat tidak sehat, selain perawatan suportif, kami tidak memiliki perawatan aktif langsung terhadap penyakit ini," kata Shankar-Hari.

Menurut dia, metode yang akan segera diuji coba ini memberi secercah harapan yang menggembirakan bagi para tenaga medis di seluruh Inggris.

Baca juga: Tenaga Kemanusiaan Muslim asal Indonesia di Australia Tetap Berpuasa dan Bekerja ketika Pandemi Corona

Menambah wawasan baru

Temuan ini juga memberikan wawasan tentang cara-cara khusus di mana penyakit ini berinteraksi dengan sistem kekebalan tubuh.

Menurut Prof Hayday hal tersebut akan sangat penting karena para ilmuwan di seluruh dunia saat ini sedang mencari informasi yang berharga secara klinis.

"Virus yang telah menyebabkan keadaan darurat di seluruh Bumi ini memang unik dan berbeda. Virus ini adalah sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Hayday.

Meski demikian, Hayday juga menyebut bahwa mereka belum bisa menemukan penyebab pasti bagaimana cara virus corona penyebab Covid-19 bisa menyebabkan penurunan jumlah luar biasa pada Sel-T.

"Virus ini benar-benar melakukan sesuatu yang berbeda dan penelitian yang akan segera kami mulai ini, akan mencari tahu mekanisme yang digunakan virus corona untuk mendapatkan efek ini," kata Hayday.

Baca juga: Suami Sering Keluar Kota Antar BBM, Istri dan Anaknya Tertular Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: BBC
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi