Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei KPAI: 71 Persen Responden Tak Setuju Sekolah Dibuka Juli

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/Ika Fitriana
Siswa-siswi SMPN 3 Satu Atap Kaliangkrik Kabupaten Magelang sedang belajar di kelas, Rabu (14/3/2016).
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Kegiatan belajar mengajar di sekolah sudah ditutup sejak kurang lebih 2 bulan lalu, karena adanya pandemi Covid-19.

Sebagai gantinya, siswa-siswa diminta untuk melakukan kegiatan belajar dari rumah dengan bimbingan guru dan orangtua, tanpa dibebani tuntutan kurikulum yang ada.

Namun, kini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berencana akan kembali membuka sekolah dan memulai aktivitas belajar-mengajar di kelas per 13 Juli mendatang, bertepatan dengan dimulainya tahun ajaran baru 2020/2021.

Baca juga: Wacana Pembukaan Sekolah pada Juli Disorot, Diminta Dikaji Ulang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rencana itu pun disambut dengan respons yang beragam dari berbagai pihak, mengingat kurva kasus infeksi virus corona baru di Indonesia masih terus meningkat, bahkan beberapa hari lalu hampir mencapai 1.000 kasus baru ditemukan dalam sehari.

Untuk itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) berencana akan mengadakan survei dengan menyasar orangtua, guru, dan anak sebagai respondennya untuk mengetahui pandangan masing-masing pihak soal rencana pembukaan kembali sekolah.

Survei itu baru akan dilakukan pada akhir Mei-awal Juni 2020.

Namun, baru-baru ini survei uji coba telah dilakukan oleh Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti melalui akun Facebook pribadinya.

Survey dibuat pada Jumat (22/5/2020) sekitar pukul 12.00 WIB.

Baca juga: Bayi Baru Lahir dari Ibu Positif Corona, CDC: Perlu Dites Covid-19

Baca juga: Saat Hong Kong Perpanjang Libur Sekolah akibat Virus Corona...

Hasil survei uji coba

Kepada Kompas.com, Retno menyampaikan hasil survei uji coba yang dibuatnya setelah 6 jam diunggah dan mendapat 87 respons dari netizen yang merupakan guru, orangtua, dan tenaga kesehatan.

"Mereka berasal dari berbagai kota di Indonesia, di antaranya Batam, Bengkulu, Jambi, kota Padang, Solok, Bukit Tinggi, kota Medan, Kabupaten Tapanuli Utara, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Magetan, Kota Surabaya, Kota Makassar, Bolmok Utara, dan lain-lain," jelas Retno, Sabtu (23/5/2020).

Dan hasil dari survei uji coba yang dilakukannya itu, 71 persen responden menyatakan tidak setuju terhadap rencana pembukaan ini, karena berbagai alasan.

Mayoritas mereka tidak setuju karena melihat angka positif Covid-19 di Indonesia masing sangat tinggi.

Mereka lebih mementingkan keselamatan anak dan guru dan tidak memilih untuk mengambil risiko untuk berdamai dengan virus sebagaimana disampaikan oleh Pemerintah.

Misalnya respons yang diberikan oleh akun bernama Eddy Kasdiono.

"Tidak setuju. Sekolah tempat bergaul yg intensif. Belum ada tanda2 penurunan. Sudah ada kasus di negara lain. Lebih baik ditunda sampai reda. Mungkin januari 2021, mungkin pertengahan tahun depan ...," tulis dia.

Baca juga: Berikut Protokol Kesehatan jika Alami Gejala Virus Corona

Alasan lain, mereka masih meragukan penerapan protokol kesehatan ketat selama berada di sekolah dan saat perjalanan pulang-pergi ke dan dari sekolah.

"Bahkan ada 2 responden menyatakan tidak akan mengizinkan anaknya berangkat ke sekolah pada Juli 2020, meski sekolah anaknya dibuka," sebut Retno.

Selanjutnya, 20 persen responden berpendapat sebaliknya, mereka setuju jika sekolah kembali dibuka.

Salah satu alasan yang dikemukakan adalah virus yang akan tetap ada dan kita tidak bisa menunggu virus benar-benar pergi untuk kembali memulai aktivitas normal.

Ini sebagaimana dituliskan oleh netizen dengan akun Zulfikar Makdang.

"Buka saja... Virus Corona tidak akan hilang di muka bumi ini. Jadi tak mungkin menunggu Corona habis sekolah baru di buka. Buka sekolah....ajak warga sekolah mengikuti ketentuan protokol covid19. Khawatir boleh tapi jangan keterlaluan," komentarnya.

Baca juga: Bukan China, India Jadi Episentrum Baru Virus Corona di Asia

Zona hijau

Ada yang menyatakan pernyataan setuju jika diberlakukan di wilayah-wilayah yang memang termasuk dalam zona hijau atau aman dari Covid-19 dan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

"Meskipun menurut beberapa ahi epidemologi, tidak ada zona hijau untuk wilayah di Indonesia saat ini," ujar Retno.

Netizen atau responden lain berpendapat mereka sudah jenuh dengan sistem pelajaran jarak jauh (PJJ) dan memiliki keterbatasan membeli kuota internet.

Terakhir, ada 9 persen responden yang tidak memberikan jawaban pastinya, setuju atau tidak.

Kebanyakan mereka meminta Pemerintah melakukan kajian ulang dan berdiskusi bersama pihak-pihak yang kompeten di bidang penyakit menular, sehingga bisa diambil kebijakan yang paling sesuai.

Respons seperti ini salah satunya disampaikan oleh akun atas nama Asep Sumiarsa.

"Perlu kajian lebih mendalam dan semuanya dikembalikan kepada kebijakan pemerintah," tulisnya.

Baca juga: Mengapa Kasus Kekerasan di Sekolah Taruna Masih Terjadi?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi