Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Tradisi yang Berubah Saat Lebaran 2020 karena Pandemi Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
.
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com - Hari Raya Idul Fitri di Indonesia diperkirakan akan jatuh pada tanggal 24 Mei 2020.

Situasi pandemi Covid-19 yang masih melanda seluruh negeri tentunya mengubah kebiasaan-kebiasaan yang selama ini dilakukan oleh umat Islam saat merayakan Idul Fitri.

Demi menekan laju penyebaran virus corona penyebab Covid-19 masyarakat dihimbau untuk membatasi pergerakannya.

Ada kekhawatiran, jika Lebaran berjalan seperti tradisi selama ini, mudik, shalat Idul Fitri yang ramai oleh jemaah, dan saling berkunjung atau berkumpul akan berpotensi meningkatkan penyebaran virus corona.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut adalah kegiatan-kegiatan Lebaran yang harus disesuaikan demi mencegah virus corona semakin menyebar:

Baca juga: Cara Menyimpan Kue Kering Lebaran Agar Tidak Lapuk dan Tetap Enak

1. Shalat Idul Fitri di rumah

Majelis Ulama Indonesia ( MUI) mengeluarkan Fatwa Nomor 28 Tahun 2020 terkait panduan kaifiat (tata cara) takbir dan shalat Idul Fitri di tengah pandemi virus corona.

Shalat Idul Fitri yang dilaksanakan di rumah dapat dilakukan secara berjemaah dan dapat dilakukan sendiri. Jika dilakukan berjemaah, maka jumlah jemaah yang shalat minimal 4 orang, satu orang imam dan tiga orang makmum.

"Shalat Idul Fitri boleh dilaksanakan di rumah dengan berjemaah bersama anggota keluarga atau secara sendiri (munfarid)," demikian bunyi salah satu bagian fatwa MUI seperti diberitakan Kompas.com.

Baca juga: Ide Hantaran Lebaran Hasil Masak Sendiri

2. Silaturahmi secara online

Silaturahim memang tidak hanya dilakukan saat hari raya Idul Fitri.

Namun, momen Idul Fitri terasa spesial karena kita dipertemukan dengan keluarga dan sanak saudara yang tinggal berjauhan.

Momen ini juga dipakai untuk saling meminta maaf dan juga memaafkan atas kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat sebelumnya.

Sebagai langkah pencegahan agar virus corona tidak semakin menyebar, maka masyarakat diharapkan untuk mengurangi interaksi sosial secara langsung, termasuk mudik dan bermaaf-maafan secara langsung.

Baca juga: Tidak Mudik, Akankah Pengaruhi Kesehatan Jiwa?

"Kalau kita tetap melakukan hal itu maka bisa-bisa maksud baik kita akan berujung dengan duka karena kita dan saudara atau teman kita yang tadinya sehat bisa menjadi sakit karena tertular oleh virus corona," kata Sekjen MUI Anwar Abbas saat dihubungi Kompas.com (19/5/2020).

Anwar menyebut bahwa kita harus berusaha dengan sekuat tenaga untuk menjaga diri kita dan orang lain.

Jangan sampai kehadiran kita justru menimbulkan celaka atau kemudharatan bagi orang lain.

"Kita bisa mempergunakan teknologi dengan misalnya melalui SMS, WA, video call, Zoom. Bisa juga melalui Facebook, Instagram, sehingga rasa kangen dan rindu kita kepada sanak saudara serta teman dan handai taulan bisa terpenuhi," kata Anwar.

Menurut dia, yang terpenting adalah tujuan dari silaturahim itu sendiri, yakni saling meminta dan memberi maaf, sehingga hidup akan terasa lebih tenang karena mendapat cinta dari Allah dan dari sesama manusia.

Baca juga: Bisa Memicu Penularan Covid-19, Masyarakat Tetap Diminta Tidak Mudik

3. Tidak mudik

Pemerintah telah melarang pelaksanaan mudik Lebaran 2020 guna mencegah penyebaran virus corona (Covid-19) ke berbagai daerah.

Larangan tersebut disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas, Selasa (21/4/2020).

Diberitakan Kompas.com (22/4/2020) aturan mengenai larangan mudik ini mulai diterapkan Jumat (24/4/2020).

Menteri Perhubungan Ad Interim Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, larangan mudik ini berlaku untuk seluruh masyarakat berasal dari wilayah zona merah.

"Larangan mudik ini akan berlaku efektif terhitung sejak hari Jumat, 24 April 2020," kata dia.

Baca juga: Telanjur Mudik, Jangan Harap Bisa Kembali ke Jakarta dengan Mudah

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Kompas.com
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi