Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Manfaat Puasa di Bulan Syawal untuk Kesehatan

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/AJI STYAWAN
Warga berbuka puasa di dalam rumahnya yang terendam air rob (limpasan air laut ke daratan) di pesisir Sayung, Demak, Jawa Tengah, Selasa (12/5/2020). Sejak awal bulan Ramadhan, sejumlah desa di pesisir pantai utara Demak dilanda banjir rob setinggi sekitar 15-60 sentimeter pada sore hingga malam hari yang memaksa warga setempat menjalankan sejumlah aktivitas ibadah Ramadhan seperti berbuka puasa dalam keadaan terendam rob.
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com - Usai bulan Ramadhan, umat Islam masih menjalankan puasa sunah yakni puasa Syawal.

Melakukan puasa di bulan Syawal bisa menjadi solusi bagus untuk sistem pencernaan Anda menyesuaikan keadaan usai Ramadhan dan Lebaran.

Hal itu diungkapkan oleh dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastro entero hepatologi, Prof. Ari Fahrial Syam.

"Islam sendiri sudah memberikan solusi, puasa Syawal. Solusi ketika sudah full 30 hari puasa, lalu ada break Lebaran, lalu puasa syawal biar sistem pencernaan menyesuaikan keadaan," ujar dia dilansir dari Antara, Selasa (26/5/2020).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, apa manfaat puasa Syawal bagi kesehatan? 

Baca juga: Ketentuan Waktu Membayar Utang Puasa Ramadhan

Manfaat puasa Syawal bagi kesehatan

Puasa Syawal ternyata memberikan manfaat terhadap kesehatan terutama lambung.

Menurut Ari, melanjutkan puasa di bulan Syawal selama enam hari pada dasarnya meneruskan keteraturan jadwal makan Anda.

Artinya, waktu lambung terisi makanan misalnya saat sahur dan berbuka puasa juga menjadi teratur.

Hal berbeda terjadi saat Anda kembali makan ke waktu normal (di luar Ramadhan), yang cenderung teratur, belum lagi jika Anda melewatkan sarapan.

"Kadang makan pagi kadang nggak. Lambung nggak konsisten diisi. Nggak makan pagi baru makan jam 12.00, lambung kosong sudah 12 jam, ketidakteraturan ini menyebabkan sakit maag. Lalu camilan nggak sehat," tutur Ari.

Selain itu, mereka yang punya masalah pada lambung, berisiko membuat penyakitnya kambuh jika pola makan sehat tak dijaga.

Baca juga: Bolehkah Menggabungkan Puasa Syawal dan Utang Puasa Ramadhan?

Prinsip keteraturan waktu makan

Prinsip keteraturan waktu makan juga berlaku untuk mereka yang bukan Muslim.

Prinsipnya, lambung harus diisi teratur, misalnya 6-8 jam sekali bukannya setiap jam seperti anggapan sebagian orang.

Dia pun mengimbau agar sarapan jangan hanya air putih aja. 

Tetapi, tetap harus ada yang dikonsumsi, misalnya roti, telur, ayam, kentang. 

"Paling enggak ada yang kita konsumsi. Lalu, enam jam lagi misalnya jam 13.00, lalu jam 19.00," kata Ari.

Selain teratur makan, perhatikan makanan yang Anda konsumsi.

Jangan lupakan camilan sehat sepanjang hari dan kelola stres karena hal ini bisa membuat asam lambung meningkat serta berolahragalah teratur.

Baca juga: Simak, Ini Tata Cara Puasa Syawal yang Dapat Dilakukan Setelah Idul Fitri

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi