Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berisiko Fatal, Masker Dilarang Dikenakan pada Bayi dan Baduta

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi anak-anak pada masa pandemi virus corona
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com - Sejak pandemi Covid-19 melanda dunia, orang-orang diimbau untuk selalu mengenakan masker apabila keluar rumah demi mencegah terjadinya penularan virus.

Masker dinilai cukup efektif menghalau virus masuk ke dalam tubuh melalui lubang mulut dan hidung.

Namun, ternyata masker ini tidak disarankan untuk digunakan pada anak-anak usia di bawah 2 tahun maupun pada bayi.

Mengapa?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Tak Gunakan Masker, Warga Banyumas Siap-siap Diisolasi

Penggunaan masker bisa sebabkan kematian

Dilansir dari The Sun, 17 April 2020, para ahli mengemukakan pemakaian masker pada anak-anak yang masih terlalu muda justru bisa menyebabkan kematian.

Hal itu karena masker mempersulit proses pernapasan yang dilakukan oleh para bayi dan bayi di bawah usia dua tahun (baduta). Mereka akan kesulitan menarik dan mengembuskan udara karena terhalang kain masker.

Apalagi saluran pernapasan yang mereka miliki ukurannya lebih kecil dari pada orang dewasa.

"Anak-anak memiliki saluran pernapasan lebih kecil yang akan bekerja lebih keras untuk menghirup oksigen melalui masker," kata dr. Daniel Atkinsol dari Treated.com.

Jika dipaksakan, penggunaan masker itu bisa memicu mati lemas yang disebabkan kehabisan oksigen.

Selain itu, ada juga risiko lain yang membahayakan bagi bayi. Yakni ketika mereka mencoba untuk melepas masker karena merasa tidak nyaman, itu bisa menyebabkan luka di permukaan kulit lembut mereka.

Baca juga: Panduan New Normal, Pekerja Wajib Pakai Masker di Tempat Kerja

Masker aman digunakan anak usia 3 tahun ke atas 

Selanjutnya, dr. Mike Linney dari Royal College of Paediatrics and Child Health menyatakan hal yang serupa.

Masker baru aman digunakan oleh anak-anak berusia sekitar 3 tahun ke atas.

Dokter umum yang fokus pada kesehatan anak-anak, dr. Philippa Kaye mengatakan, penggunaan masker pada bayi dan baduta selain mempersulit pernapasan mereka juga akan meningkatkan frekuensi tangan mereka menyentuh area muka.

Hal itu justru akan meningkatkan risiko terkena virus.

"Mereka yang berusia di bawah dua tahun akan menyentuh wajah dan masker mereka setiap saat, membuat mereka penggunaan masker itu kurang efektif dan berisiko menyumbat saluran udara dan pernapasan mereka. Tolong hindari!" sebut dia.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) pun mendesak para orangtua untuk tidak mengenakan masker pada anak-anak yang masih terlalu kecil.

Peringatan ini dikeluarkan melihat banyaknya orangtua yang membuat masker untuk bayi mereka, dan banyak juga orang yang menjajakan masker anak di platform jual beli online Amazon.

Baca juga: Berawal dari Teguran Tak Gunakan Masker, 7 Pemuda Keroyok 3 Petugas Covid-19

Hindari tempat umum

Untuk menjaga bayi dan baduta ini terhindar dari virus, para ahli menyarankan orangtua dan keluarga untuk tetap menjaga mereka di dalam rumah dan menghindari tempat umum selama pandemi masih berlangsung.

Selain itu, keluarga yang ada di sekelilingnya juga diminta untuk selalu mempraktikkan membersihkan tangan dengan sabun.

Jika kondisi tangan belum bisa dipastikan bersih, sebisa mungkin orang dewasa atau siapa pun yang ada di sekeliling bayi tidak menyentuh, mencium, atau melakukan kontak fisik secara langsung.

"Cara yang lebih efisien dan rendah risiko untuk menjaga anak-anak dari terjangkit virus corona, pastikan mereka tetap di dalam rumah sebisa mungkin. Jika berada di luar rumah, setidaknya Anda dan mereka tetap menjaga jarak aman minimal 2 meter dari orang lain, dan bantu mereka dengan rajin mencuci tangan," jelas dr. Atkinsol.

Baca juga: Presiden Trump dan Masker yang Tak Pernah Dipakainya

Sumber: The Sun

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi