Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Virus Corona Dunia 28 Mei: 5,7 Juta Orang Terinfeksi | 350.000 Orang Meninggal Dunia

Baca di App
Lihat Foto
YONHAP NEWS AGENCY via REUTERS
Seorang ibu mencium anaknya, di mana mereka menggunakan masker untuk menghindari penularan virus corona di TK di Seoul, Korea Selatan, pada 27 Mei 2020.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com – Data Worldometers hingga Kamis (28/5/2020) pagi, menunjukkan ada 5.780.736 (5,7 juta) kasus infeksi virus corona di dunia.

Dari jumlah itu, sebanyak 356.814 orang meninggal dunia dan mereka yang sembuh ada sebanyak 2.492.496 orang.

Berikut ini 10 negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbesar:

  1. Amerika Serikat: 1.745.482 orang terinfeksi, 102.090 orang meninggal dunia, 487.840 orang sembuh.
  2. Brazil: 411.820 orang terinfeksi, 25.598 orang meninggal dunia, 166.650 orang sembuh
  3. Rusia: 370.680 orang terinfeksi, 3.968 orang meninggal dunia, 142.210 orang sembuh
  4. Spanyol: 283.850 orang terinfeksi, 27.118 orang meninggal dunia, 196.960 orang sembuh
  5. Inggris: 267.240 orang terinfeksi, 37.460 orang meninggal dunia
  6. Italia: 231.140 orang terinfeksi, 33.072 orang meninggal dunia, 147.100 orang sembuh
  7. Perancis: 182.910 orang terinfeksi, 28.596 orang meninggal dunia, 66.584 orang sembuh
  8. Jerman: 181.900 orang terinfeksi, 8.533 orang meninggal dunia, 162.800 orang sembuh
  9. Turki: 159.800 orang terinfeksi, 4.431 orang meninggal dunia, 122.790 orang sembuh
  10. India: 158.090 orang terinfeksi, 4.534 orang meninggal dunia, 67.749 orang sembuh.

Berikut ini update seputar virus corona di berbagai negara di dunia:

Amerika Serikat

Jumlah kematian akibat virus corona di Amerika Serikat telah melebihi 100.000. Angka kematian di AS adalah yang terbesar di dunia.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski demikian, melansir Al Jazeera, Presiden Donald Trump terus mendesak agar negara-negara bagian AS membuka kembali ekonomi mereka dan segera melakukan transisi.

Saat ini, 50 negara bagian di AS telah menerapkan pengurangan pembatasan dengan tingkat yang berbeda-beda.

Baca juga: WHO Nyatakan Amerika Latin sebagai Episentrum Baru Virus Corona

Venezuela

Venezuela telah melakukan kesepakatan dengan Program Pembangunan PBB (UNDP) untuk menggunakan sebagian emasnya yang ada di rekening Bank of England untuk membiayai pembelian makanan dan obat-obatan selama pandemi virus corona.

Kesepakatan itu terjadi setelah Bank Sentral membuat kebijakan pada awal bulan ini yang memaksa bank tersebut menyerahkan sebagian dari 31 ton emas ke dalam rekening pemerintah Presiden Nicolas Maduro yang tidak diakui Inggris sebagai pemimpin sah Venezuela.

UNDP akan menerima dana secara langsung sebagai langkah untuk meredakan kekhawatiran tentang potensi korupsi dalam pengelolaan uang.

Baca juga: Bank Sentral Inggris Tolak Cairkan Emas Milik Venezuela

Perancis

Kasus Covid-19 di Perancis telah menunjukkan tren penurunan dalam waktu tujuh hari terakhir.

Hal itu terlihat dari laporan harian Perancis yang kini melaporkan kurang dari 100 kasus kematian. Hal ini dianggap memberikan harapan pandemi telah berakhir.

Kasus kematian terbaru yang dilaporkan Perancis adalah sebanyak 66 orang. Kini, jumlah kematian di negara itu sebanyak 28.596.

Negara ini juga telah mengeluarkan larangan perawatan Covid-19 menggunakan hydroxychloroquine.

Langkah itu diambil setelah Badan Penasehat Perancis dan WHO pekan ini memperingatkan bahwa obat tersebut telah terbukti berpotensi berbahaya dalam beberapa penelitian.

Obat tersebut kini hanya dapat dipakai untuk penelitian.

Baca juga: Belajar dari Perancis, 70 Kasus Covid-19 Ditemukan Setelah Siswa Kembali Sekolah

WHO

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus telah mengumumkan pembentukan yayasan yang memungkinkan sumber pendanaan baru termasuk masyarakat umum.

Yayasan ini dibentuk sebagai entitas pemberi hibah independen yang nantinya akan mendukung upaya WHO dalam mengatasi tantangan kesehatan global yang paling mendesak dengan mengumpulkan dana baru dari sumber yang berbeda dari biasanya.

“Badan baru akan memfasilitasi kontribusi dari masyarakat umum, donor utama individu dan mitra perusahaan untuk WHO dan mitra tepercaya untuk melaksanakan program berdampak tinggi,” kata Tedros.

Seperti diketahui, baru-baru ini AS menghentikan pendanaan bagi WHO untuk awal tahun, dan bulan ini Presiden Trump mengancam akan menghentikan pendanaan sama sekali.

Meski demikian, Tedros menegaskan yayasan baru yang dibentuk tak berkaitan dengan masalah itu.

Baca juga: WHO Peringatkan Gelombang Kedua di Negara yang Alami Penurunan Kasus Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi