Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Virus Corona Dunia 29 Mei: 5,9 Juta Orang Terinfeksi | Trump Kembali Salahkan China

Baca di App
Lihat Foto
Reuters/Vasily Fedosenko
Pengetesan di Victoria akan diperluas terhadap siapa saja yang memiliki gejala seperti terkena virus corona.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com – Hingga hari ini, Jumat (29/5/2020), jumlah kasus virus corona masih terus menunjukkan peningkatan.

Melansir data dari Worldometers, ada  5.900.267 kasus infeksi virus corona yang terkonfirmasi di seluruh dunia.

Dari jumlah itu, sebanyak 361.763 orang meninggal dunia dan 2.577.176 orang sembuh.

Berikut ini 10 besar negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak:

  1. Amerika Serikat: 1.767.856 orang terinfeksi, 103.319 orang meninggal dunia, 498.672 sembuh.
  2. Brazil: 438.812 orang terinfeksi, 26.991 orang meninggal dunia, 193.181 orang sembuh.
  3. Rusia: 379.051 orang terinfeksi, 4.142 orang meninggal dunia, 150.993 orang sembuh.
  4. Spanyol: 284.986 orang terinfeksi, 27.119 orang meninggal dunia, 196.958 orang sembuh.
  5. Inggris: 269.127 orang terinfeksi, 37.837 orang meninggal dunia
  6. Italia: 231.732 orang terinfeksi, 33.142 orang meninggal dunia, 150.604 orang sembuh.
  7. Perancis: 186.238 orang terinfeksi, 28.662 orang meninggal dunia, 67.191 orang sembuh.
  8. Jerman: 182.452 orang terinfeksi, 8.570 orang meninggal dunia, 163.200 orang sembuh.
  9. India: 165.386 orang terinfeksi, 4.711 orang meninggal dunia, 70.920 orang sembuh.
  10. Turki: 160.980 orang terinfeksi, 4.461 orang meninggal dunia, 124.370 orang sembuh.

Baca juga: Rincian Kasus Virus Corona di 34 Provinsi hingga 28 Mei 2020

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut ini berbagai update seputar virus corona di dunia:

Peringatan PBB

Ketua PBB memperingatkan para pemimpin dunia bahwa pandemi Covid-19 akan menyebabkan kehancuran dan penderitaan tak terbayangkan di seluruh dunia dengan tingkat kelaparan yang diprediksi dialami 1,6 miliar orang yang tak dapat mencari nafkah.

"Kerugian 8,5 triliun dollar dalam output global, kontraksi paling tajam sejak depresi hebat tahun 1930-an," ujar Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

Gueterres menyerukan agar negara-negara segera mengambil tindakan kolektif di berbagai bidang penting yakni meningkatkan likuiditas keuangan global, memberikan keringanan utang, melibatkan kreditor swasta, menghilangkan halangan dalam masalah pajak, pencucian uang dan korupsi.

Baca juga: PBB: Korea Utara dan Korea Selatan Bersalah dalam Baku Tembak di Zona Demiliterisasi

Spanyol

Tren kasus Spanyol menunjukkan penurunan. Kasus kematian baru akibat virus corona di negara itu menunjukkan penambahan satu dalam dua hari berturut-turut.

Sementara itu total 38 kematian dilaporkan selama tujuh hari terakhir.

Pihak berwenang juga menggunakan metodelogi baru dalam penghitungan kasus dan kematian akibat virus corona.

Ke depan, penambahan jumlah kasus diperkirakan akan mengalami fluktuasi.

Baca juga: Mengenang Korban Covid-19, Spanyol Adakan 10 Hari Berkabung Nasional

Amerika Serikat

Trump kembali menyalahkan China atas merebaknya virus corona. Ia menyebut virus corona adalah hadiah yang sangat buruk dari China.

"Di seluruh dunia, corona virus hadiah yang sangat buruk dari China,” ujar Trump dalam sebuah unggahan di akun Twitter-nya.

Pernyataan itu ia keluarkan satu jam setelah mengunggah twit tentang angka kematian di AS akibat virus corona yang mencapai 100.000 orang.

"Kami baru saja mencapai tonggak yang sangat menyedihkan dengan kematian pandemi corona virus mencapai 100.000. Kepada semua keluarga dan teman-teman mereka yang telah pergi, saya ingin menyampaikan simpati tulus saya dan cinta untuk semua yang diperjuangkan dan diwakili oleh orang-orang hebat ini. Tuhan besertamu!" kata Trump.

Baca juga: Kicauannya Dilabeli Twitter, Trump Ancam Tutup Media Sosial

Denmark

Di Denmark, pembukaan kembali sekolah tidak menunjukkan adanya peningkatan infeksi virus corona di kalangan para siswa.

Hal itu disampaikan oleh seorang dokter epidemiologi penyakit menular dan pencegahan dari Danish Serum Institute, Peter Andersen.

Denmark adalah salah satu negara pertama yang membuka kembali sekolah pada 15 April 2020.

Sejak pertengahan April itu, para siswa hingga kelas lima telah kembali belajar di sekolah.

"Anda tidak dapat melihat efek negatif dari pembukaan kembali sekolah," kata Peter kepada Reuters, merujuk pada data yang diperbarui, Rabu (27/5/2020).

Data terakhir menunjukkan, tidak ada peningkatan infeksi yang signifikan di antara anak-anak berusia antara satu dan 19 pada minggu-minggu setelah pembukaan kembali sebagian sekolah.

Baca juga: Denmark Longgarkan Lockdown, Para Orangtua Menolak Kembali Sekolahkan Anak-anaknya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi