Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diminta Contoh Australia, seperti Apa Penerapan New Normal Pendidikan di Sana?

Baca di App
Lihat Foto
JAMES ROSS
Orang-orang yang memakai alat pelindung diri berdiri di checkin bagasi di dalam terminal keberangkatan internasional di Bandara Melbourne Tullamarine, di Melbourne, Australia, 13 Maret 2020. EPA-EFE/JAMES ROSS AUSTRALIA AND NEW ZEALAND OUT
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia tengah bersiap menerapkan new normal atau tatanan hidup baru.

Salah satu hal yang perlu dipersiapkan yakni di bidang pendidikan. Salah satu wakil rakyat pun menyarankan untuk mencontoh Australia.

Dilansir Kompas.com, Jumat (29/5/2020), Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian meminta pemerintah mencontoh Australia karena menurutnya itu bisa menjadi permulaan yang baik.

Dengan mencontoh negara lain yang sudah lebih dulu menerapkan new normal, pemerintah Indonesia tak perlu mengulang dari nol.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Sering Disebut-sebut, Apa Itu New Normal?

Menurutnya di Australia pembelajaran tatap muka hanya satu minggu sekali. Tatap muka di kelas lebih difungsikan sebagai sarana evaluasi belajar daring yang telah dilakukan selama sepekan.

"Di beberapa negara bagian di Australia, murid-murid hanya masuk seminggu sekali sesuai jadwalnya dan hanya sebentar seperti ambil rapor," ujarnya.

Sementara itu dilansir ABC, Kamis (7/5/2020), saran pemerintah tentang apakah siswa harus bersekolah di tengah pandemi bervariasi di seluruh Australia.

Selain itu, kadang-kadang menyebabkan kebingungan dan kontroversi.

Perdana Menteri Scott Morrison ingin semua sekolah negeri kembali ke pembelajaran tatap muka pada Juni.

Negara bagian Victoria terus mencegah orang tua mengirim anak-anak kembali ke sekolah. Tetapi New South Wales dan Queensland melakukan pengembalian bertahap.

Baca juga: New Normal, Naik Roller Coaster di Jepang Kini Dilarang Teriak

Seperti apa kebijakan masing-masing negara bagian di Australia mengenai penerapan new normal di sekolah?

New South Wales

Pemerintah New South Wales ingin siswanya datang seminggu sekali mulai 11 Mei atau minggu ketiga semester kedua.

Perdana Menteri Gladys Berejiklian mengatakan siswa kelas 12 akan menjadi prioritas ketika sekolah umum melanjutkan pengajaran tatap muka pada pertengahan Mei.

Mereka masuk sekolah secara penuh, tapi siswa lainnya bergiliran.

Menurut pemerintah New South Wales, pendekatan bertahap itu berarti ada lebih sedikit siswa di sekolah setiap harinya dan memberikan banyak ruang.

Baca juga: Mengenal Apa Itu New Normal di Tengah Pandemi Corona...

Queensland

Menteri Utama Queensland Annastacia Palaszczuk telah mengumumkan kembalinya sebagian sekolah mulai pertengahan Mei.

Taman kanak-kanak, preparation, siswa tahun pertama, kelas 11, dan kelas 12 kembali ke sekolah pada 11 Mei.

Lalu pada 15 Mei pemerintah akan mengevaluasinya. Jika berhasil atau laju transmisi rendah, pada akhir Mei semua siswa akan kembali ke sekolah.

Palaszczuk mengatakan rencana itu dapat berubah jika terjadi peningkatan kasus virus corona, ada kasus baru, atau transmisi lokal.

"Ini menjadi masalah bagi banyak orang dan saya tahu ini sangat sulit bagi orang tua di rumah," kata Palaszczuk.

Baca juga: Para Ahli Teliti Gejala-gejala Langka Virus Corona, Apa Saja?

Victoria

Sekitar 97 persen siswa sekolah negeri Victoria belajar dari rumah.

Saran dari pemerintah menegaskan semua siswa yang dapat belajar dari rumah harus belajar dari rumah, tapi siswa yang tidak dapat belajar di rumah dapat menghadiri sekolah reguler mereka.

Perdana Menteri Daniel Andrews mengatakan pihaknya mengizinkan siswa kembali ke ruang kelas sebelum semester tiga jika bukti medis mendukung langkah tersebut.

Sementara itu sekolah-sekolah negeri siap untuk kelas online selama semester kedua.

Baca juga: 12 Negara Ini Konfirmasi Nol Kasus Covid-19, Mana Saja?

Australia Barat

Sekitar 60 persen siswa sekolah negeri di Australia Barat kembali ke ruang kelas untuk hari pertama semester pada akhir April.

Menurut Perdana Menteri Mark McGowan dan Menteri Pendidikan Sue Ellery, anak-anak harus didorong untuk hadir, tapi orangtua memiliki pilihan untuk membuat mereka tetap di rumah jika mereka mau.

Siswa kelas 11 dan 12 sangat disarankan untuk hadir. Begitu juga yang terjadi di Sekolah Catholic dan Independent Schools.

Namun, siswa dari taman kanak-kanak hingga kelas 10 melakukan pembelajaran jarak jauh atau online.

Setidaknya itu dilakukan empat minggu pertama masa pembelajaran, terlepas dari apakah mereka menghadiri kelas atau tidak.

Baca juga: Plus Minus Wacana Pembukaan Sekolah di Tengah Pandemi Corona...

Australia Selatan

Menteri Pendidikan Australia Selatan John Gardner justru mengharapkan para siswanya untuk hadir pada pembelajaran tatap muka.

Lebih dari dua pertiga siswa sekolah negeri di Australia Selatan menghadiri kelas secara tatap muka akhir April.

Gardner mengatakan 23 persen siswa belajar dari rumah selama satu minggu, tetapi kebanyakan dari mereka diharapkan kembali ke sekolah awal Mei.

Baca juga: Survei KPAI: 71 Persen Responden Tak Setuju Sekolah Dibuka Juli

Tasmania

Menurut Perdana Menteri Peter Gutwein, orangtua harus menjaga anak-anak mereka tetap di rumah jika bisa.

Sekolah-sekolah di barat laut Tasmania dibuka kembali pada awal Mei setelah penguncian virus corona selama 3 minggu.

Departemen Pendidikan Tasmania memprioritaskan siswa tahun-tahun pertama dan siswa sekolah menengah atas untuk kembali ke sekolah.

Menteri Pendidikan Jeremy Rockliff mengatakan sekolah aman, tapi sebagian besar sekolah tetap ditutup untuk membatasi pergerakan orang di masyarakat.

Pemerintah fokus pada bidang pendidikan tahun-tahun awal dan kelas 11 serta 12. Mereka menyadari siswa kelas 12 mengalami hal yang sulit.

Baca juga: Wacana Pembukaan Sekolah pada Juli Disorot, Diminta Dikaji Ulang

Australian Capital Territory (ACT)

Di ibu kota nasional, sejumlah sekolah swasta memulai kelas tatap muka pada pertengahan Mei.

Sementara itu, siswa sekolah negeri di Canberra mulai kembali ke sekolah pada 18 Mei di bawah pembukaan sekolah bertahap.

Hal itu juga berlaku bagi siswa prasekolah, Taman kanak-kanak, dan siswa tahun ke-1, ke-2, dan ke-7.

Siswa kelas 11 dan 12 juga kembali ke sekolah untuk siswa yang terdaftar dalam mata pelajaran yang membutuhkannya.

Seminggu kemudian yaitu 25 Mei, siswa tahun ke-3, ke-4, dan ke-10, mulai sekolah juga.

Terakhir yang kembali ke sekolah yaitu pada 2 Juni adalah siswa tahun ke-5, ke-6, ke-8, dan ke-9.

Sebelum kembali ke sekolah, sebelumnya para siswa di ACT menggunakan sistem pembelajaran jarak jauh.

ACT Chief Minister Andrew Barr mengatakan ACT memiliki sistem pembelajaran jarak jauh terbaik di negara.

Mereka menyediakan komputer gratis dan akses internet untuk siswa yang membutuhkan.

Baca juga: AS, Taiwan, Jerman, dan Singapura Larang Penggunaan Aplikasi Zoom, Apa Alasannya?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi