Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disebut Manjur Obati Pasien Covid-19, Sejumlah Negara Berebut Remdesivir

Baca di App
Lihat Foto
POOL/REUTERS
Satu ampul obat Ebola remdesivir ditunjukkan dalam konferensi pers di Rumah Sakit Universitas Eppendorf (UKE) di Hamburg, Jerman, 8 April 2020. Remdesivir kini sedang diuji coba untuk pengobatan Covid-19.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Sejumlah negara mulai melirik remdesivir sebagai salah satu obat yang digunakan untuk perawatan pasien Covid-19. Obat buatan Gilead Sciences disebut-sebut cukup manjur untuk mengobati pasien Covid.

Dikutip dari Aljazeera (30/5/2020), Pemerintah Taiwan telah menyetujui remdesivir, sebagai salah satu pengobatan potensial melawan Covid.

Pusat Komando Epidemi Sentral Taiwan mengatakan Administrasi Makanan dan Obat-obatan Taiwan mempertimbangkan "fakta bahwa kemanjuran dan keamanan remdesivir telah didukung oleh bukti awal" dan penggunaannya disetujui oleh negara lain.

Regulator AS menyetujui obat ini untuk penggunaan darurat bulan ini.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain itu, Jepang dan Inggris juga telah meyakini obat itu dapat digunakan dan mulai diberikan kepada pasien.

Baca juga: Saat AS Mulai Distribusikan Remdesivir untuk Pasien Covid-19 di 6 Negara Bagian...

Sumbangkan 1,5 juta dosis obat

Produsen remdesivir yaitu Gilead yang berbasis di California mengatakan akan menyumbangkan 1,5 juta dosis remdesivir, cukup untuk mengobati setidaknya 140.000 pasien, untuk memerangi pandemi global.

Sementara itu dikutip dari kantor berita Yonhap, Divisi Penanggulangan Karantina Pusat Korea Selatan memutuskan untuk memperkenalkan 'Remdesivir' di Korsel.

Tidak menutup kemungkinan Korsel akan mengimpornya dalam waktu dekat.

Remdesivir adalah obat antivirus yang dikembangkan oleh Gilead di Amerika Serikat sebagai pengobatan untuk ebola.

Tetapi uji klinis di rumah dan di luar negeri telah menunjukkan bahwa itu juga efektif dalam mengobati pasien virus corona.

Sebagai hasil dari uji klinis yang dilakukan oleh Institut Kesehatan Nasional AS di 73 institusi medis di 10 negara termasuk Korea Selatan, periode perawatan diperpendek dari 15 hari menjadi 11 hari, dan angka kematian menurun dari 11,9 persen menjadi 7,1 persen.

Baca juga: Mengenal Remdesivir, Dikembangkan China untuk Covid-19 hingga Disetujui BPOM AS

Di Korsel, tim profesor kedokteran infeksi di Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul Myeong-Don Oh melakukan uji klinis pada 21 subjek.

Kepala Divisi Penanggulangan Pertahanan Pusat Jung Eun-Kyung mengatakan, pihak berwenang berencana untuk menggunakan obat itu untuk pasien sakit parah yang membutuhkan terapi oksigen.

"Komite Klinik Pusat dapat mengevaluasi bahwa Remdesivir aman dan efektif dalam pengobatan pneumonia Covid-19," ujar dia.

Pihak berwenang karantina berharap akan sangat membantu dalam mengurangi lamanya tinggal di rumah sakit dan menggunakan sumber daya medis.

"Obat ini dapat mengurangi lama rawat inap untuk pasien yang parah dan kritis. Ini berarti juga bermanfaat untuk digunakan," ujar Kwon Joon-wook, Wakil Manajer Umum, Markas Besar Respon Pertahanan Pusat Korea Selatan.

Persaingan sejumlah negara

Awal bulan ini, AS menyetujui penggunaan darurat remdesivir untuk pengobatan pasien yang sakit parah, dan pemerintah di Jepang dan Inggris juga mendapat pemasukan khusus.

Korea Selatan harus bersaing dengan otoritas Eropa untuk mendapatkan remdesivir, meskipun pembuat obat belum mendapatkan persetujuan pemerintah di kedua pasar dan masih meningkatkan produksi obat anti-virus.

Baca juga: Studi Awal Remdesivir, Hasilnya Menjanjikan untuk Pasien Corona

Saat ini belum ada obat atau vaksin yang disetujui untuk Covid-19, tetapi negara-negara Uni Eropa sudah memberikan remdesivir kepada pasien di bawah aturan penggunaan yang bijak.

Dikutip dari Channel News Asia, European Medicines Agency (EMA) mencatat belum menerima aplikasi dari pembuat obat AS.

Namun Komite Produk Obat untuk Penggunaan Manusia (CHMP) akan mempercepat penilaian terhadap obat tersebut.

Dua minggu lalu, regulator mengatakan kepada Parlemen Eropa bahwa mereka mungkin memberikan lampu hijau awal untuk penjualan remdesivir sebagai pengobatan Covid-19.

Pada hari Jumat, otoritas kesehatan Korea Selatan mengatakan mereka akan meminta impor remdesivir untuk mengobati pasien, karena wabah baru penyakit ini merebak setelah pembatasan jarak sosial mereda.

Baca juga: Remdesivir, Obat untuk Corona yang Diapresiasi BPOM AS dan Jepang

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi