Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obat Corona Apa yang Paling Menjanjikan Sejauh Ini?

Baca di App
Lihat Foto
Pixabay
Ilustrasi pemberian vaksin.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Virus corona atau Covid-19 telah menginfeksi orang-orang di seluruh dunia selama 5 bulan terakhir.

Lebih dari 350.000 orang telah meninggal dunia hingga kini. Dunia pun belum aman jika vaksin belum ditemukan.

Sementara itu sambil menunggu vaksin, berbagai obat diuji untuk mengobati penyakit yang ditimbulkan dari virus itu.

Baca juga: Berikut 5 Gejala Virus Corona Ringan yang Tak Boleh Diabaikan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada banyak yang diuji seperti klorokuin, remdesivir, dan sebagainya. Tapi obat apa yang paling menjanjikan untuk mengobati virus corona sejauh ini?

Dilansir BBC, Rabu (27/5/2020), ada lebih dari 150 obat yang diteliti di seluruh dunia untuk menghadapi Covid-19.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah meluncurkan uji coba Solidaritas yang bertujuan untuk menilai pengobatan paling menjanjikan.

Inggris mengatakan percobaan pemulihannya adalah yang terbesar di dunia dengan melibatkan lebih dari 5.000 pasien.

Beberapa pusat penelitian di seluruh dunia berusaha untuk menggunakan darah pasien atau korban sebagai pengobatan.

Baca juga: Saat AS Mulai Distribusikan Remdesivir untuk Pasien Covid-19 di 6 Negara Bagian...

Ada 3 pendekatan umum yang digunakan untuk mengetahui suatu obat bekerja atau tidak:

  1. Obat antivirus yang secara langsung memengaruhi kemampuan virus corona untuk berkembang di dalam tubuh.
  2. Obat-obatan yang dapat menenangkan sistem kekebalan tubuh. Pasien menjadi sakit parah ketika sistem kekebalan tubuh mereka bereaksi berlebihan dan mulai menyebabkan kerusakan pada tubuh.
  3. Antibodi, baik dari darah korban atau dibuat di laboratorium

Baca juga: Lebih dari 5 Juta Kasus, Ilmuwan AS Peringatkan untuk Tidak Mengandalkan Vaksin Corona

Obat paling menjanjikan

Obat antivirus yang awalnya dikembangkan untuk mengobati Ebola telah memberikan harapan para ahli. Itu adalah remdesivir.

The US National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID) menemukan bahwa remdesivir mengurangi durasi gejala dari 15 hari menjadi 11.

Percobaan melibatkan 1.063 pasien di rumah sakit dari seluruh dunia. Beberapa diberi obat dan yang lain diberi pengobatan plasebo (dummy).

Dr Anthony Fauci yang menjalankan NIAID yakin akan kemampuan remdesivir.

"Kami sekarang memiliki data kuat yang menunjukkan bahwa remdesivir mengurangi waktu untuk pemulihan bagi orang yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19," kata Fauci.

Baca juga: Mengenal Remdesivir, Dikembangkan China untuk Covid-19 hingga Disetujui BPOM AS

Namun, walaupun remdesivir dapat membantu pemulihan, uji coba tidak memberikan indikasi yang jelas apakah itu dapat mencegah kematian akibat virus corona.

Perkiraannya antivirus tersebut mungkin lebih efektif pada tahap awal.

Di Inggris, obat remdesivir telah tersedia di NHS.

Menteri Kesehatan Matt Hancock mengatakan remdesivir adalah langkah kemajuan terbesar sejak pandemi dimulai.

Regulator Inggris mengatakan ada cukup bukti untuk menyetujui penggunaannya. Itu juga merupakan salah satu dari 4 obat dalam uji Solidaritas WHO.

Sementara itu di Amerika, laporan mengenai uji coba obat remdesivir di AS dan China ditulis dalam jurnal medis Lancet. Hasilnya tidak efektif.

Tapi percobaan itu tidak lengkap karena Wuhan telah berhasil melakukan lockdown dan para peneliti kehabisan pasien.

 Baca juga: Saat China Mulai Kembangkan Remdesivir, Obat Antivirus Corona...

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Daftar 4 Provinsi dan 25 Kabupaten/Kota yang Terapkan New Normal

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi