Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona di Dunia: Kabar dari Arab Saudi, China, Jepang, hingga AS

Baca di App
Lihat Foto
Ilustrasi virus corona, Covid-19
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Jumlah kasus virus corona jenis baru atau SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19 mencapai 6 juta kasus di seluruh dunia pada Minggu (31/5/2020).

Dilansir dari SCMP, Brazil mengalami lonjakan kasus infeksi sehari-hari di mana jumlah kasus mencapai lebih dari 500.000 .

Saat ini, divisi kesehatan di Brazil semakin memperdalam cara untuk menangani pandemi ini.

Sementara itu, negara-negara Amerika Latin bersiap menghadapi minggu-minggu yang sulit di masa depan karena penyakit ini menyebar dengan cepat ke seluruh wilayah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terlepas dari peningkatan kasus yang masih terjadi, sejumlah negara mulai mengumumkan akan membuka kembali sekolah dan aktivitas perkantoran.

Berikut update rangkuman sejumlah kasus virus corona di dunia:

Masjid di Arab Saudi dan Yerusalem

Masjid-masjid di Arab Saudi dibuka kembali pada Minggu (31/5/2020) setelah lebih dari dua bulan ditutup akibat pandemi virus corona.

Para jemaah diperintahkan untuk mengikuti panduan ketat pencegahan penyebaran virus corona. Namun, masjid-masjid di Mekkah masih tertutup untuk umum.

Sementara itu, Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, sekaligus tempat paling suci ketiga bagi umat Islam setelah Mekah dan Madinah di Arab Saudi, juga dibuka kembali setelah ditutup sejak pertengahan Maret 2020.

Banyak orang menunggu di luar gerbang Masjid Al-Aqsa sebelum dibuka pada Minggu pagi. Mereka menunggu dengan kondisi lengkap menggunakan masker bedah.

Ketika diizinkan masuk, sejumlah orang diminta untuk berhenti dan dilakukan pengecekan suhu tubuh.

Baca juga: Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Resmi Dibuka Kembali Hari Ini

Jepang pertimbangkan kurangi pembatasan untuk 4 negara

Sementara itu, Jepang sedang mempertimbangkan untuk mengurangi pembatasan masuk untuk warga dari empat negara yaitu Thailand, Vietnam, Australia, dan Selandia Baru.

Menurut Pemerintah Jepang, keempat negara tersebut memperlihatkan tanda-tanda bahwa infeksi virus corona telah menurun.

Adapun, Pemerintah Jepang berencana melonggarkan batasan sejak awal musim panas, yakni sekitar 21 Juni 2020.

Para pengunjung akan diminta untuk membawa dokumentasi yang menunjukkan bahwa mereka telah dites negatif virus corona sebelum meninggalkan negara mereka, dan perlu diuji ulang ketika mereka tiba di Jepang.

Jepang juga berhati-hati dalam menerima pengunjung dari Korea Selatan karena meningkatnya kasus Covid-19 di negara itu.

Baca juga: Jepang Sudah Mulai New Normal, seperti Apa Praktiknya?

Korea Selatan dan China laporkan kasus baru

Korea Selatan

Korea Selatan telah melaporkan 27 kasus baru infeksi virus corona, termasuk 21 dari daerah metropolitan Seoul yang padat penduduknya.

Dengan adanya kasus baru ini, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan pada Minggu (31/5/2020) melaporkan total kasus nasional virus corona mencapai 11.468 kasus dengan 270 kematian.

Korea selama ini mencoba menekan penyebaran dengan pelacakan dan penelusuran yang agresif.

Sementara itu, kasus-kasus di daerah ibu kota yang lebih besar telah meningkat tajam lagi sejak Mei di tengah meningkatnya aktivitas publik.

Hal ini memunculkan kekhawatiran ketika jutaan siswa mulai kembali ke sekolah.

China

China sempat mengalami penurunan kasus sangat signifikan dalam beberapa hari ini.

Pada Sabtu (30/5/2020), data dari otoritas kesehatan China mencatat, ada dua kasus baru virus corona di China.

Komisi Kesehatan Nasional (NHC) menyebutkan, kedua kasus itu berasal dari Provinsi Shandong di China. NHC juga mengonfirmasi tiga kasus tanpa gejala baru.

Sejauh ini, jumlah kasus yang dikonfirmasi pada 30 Mei 2020 mencapai 83.001 kasus.

Baca juga: Update Virus Corona Dunia 29 Mei: 5,9 Juta Orang Terinfeksi | Trump Kembali Salahkan China

Trump "putus hubungan" dengan WHO

Presiden AS, Donald Trump menghadapi tanggapan dari berbagai pihak setelah memutuskan hubungan dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO). 

Uni Eropa meminta Washington untuk mempertimbangkan kembali keputusannya memotong dana untuk WHO terkait penanganan wabah virus corona.

"Sekarang adalah saatnya untuk meningkatkan kerja sama dan solusi bersama. Tindakan yang melemahkan hasil internasional harus dihindari," ujar Uni Eropa dalam sebuah pernyataan.

Trump awalnya menangguhkan dana ke WHO pada April 2020. Ia menuduh WHO tidak melakukan tindakan yang cukup untuk membatasi penyebaran awal virus dan bersikap terlalu lunak terhadap China.

Pada Jumat (29/5/2020), Trump membuat keputusan itu secara permanen. Hal ini dinilai menjadi pukulan besar bagi keuangan WHO karena AS sejauh ini merupakan kontributor terbesarnya, memasok 400 juta dollar AS atau sekitar Rp 5,861 triliun pada 2019 lalu.

Baca juga: AS Catatkan 1,5 Juta Kasus Virus Corona, Trump: Itu Kehormatan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi