Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Bagaimana China Menguji 11 Juta Orang untuk Virus dalam 2 Minggu

Baca di App
Lihat Foto
Stringer via REUTERS
Polisi dengan Alat Pelindung Diri (APD) berjaga di depan pintu masuk Stasiun Kereta Api Jilin, China, menyusul munculnya klaster baru Covid-19 di provinsi tersebut. Foto diambil pada 13 Mei 2020.
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Wuhan akan menyelesaikan pengujian terhadap virus corona bagi seluruh penduduknya yang berjumlah 11 juta untuk menghindari kebangkitan infeksi Covid-19.

Melansir Bloomberg, Sabtu (30/5/2020), seluruh penduduk dan orang-orang yang tercantum dalam dokumen identitas penduduk setempat telah dihubungi untuk melakukan pengujian.

Sementara itu, pemerintah setempat melaporkan hanya ada satu kasus baru sejak program pengujian selama dua minggu ini dimulai pada 13 Mei 2020 lalu.

Baca juga: Apakah Virus Corona Akan Membuat Harga Penerbangan Menjadi Mahal?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya pengujian yang dilakukan China menjadi bagian dari dorongan di semua tingkat pemerintahan, di tengah tuduhan bahwa negara tersebut menunda tanggapannya terhadap virus yang telah menginfeksi hampir enam juta orang di seluruh dunia ini.

Beijing mempercepat pengembangan vaksin, memperluas pengujian di seluruh wilayahnya, dan mempertahankan pembatasan perjalanan untuk memastikan penurunan infeksi tetap berlangsung.

"China telah menunjukkan bahwa mereka dapat memobilisasi sumber daya manusia dan peralatan yang diperlukan untuk melakukan berbagai hal dengan cepat dan dalam skala," kata Raina MacIntyre, profesor keamanan hayati global di Universitas New South Wales di Sydney.

Baca juga: Bukan China, India Jadi Episentrum Baru Virus Corona di Asia

Menurut dia, ini merupakan kombinasi dari kapasitas teknologi dan kemauan politik. Sementara Cina telah menolak tuduhan bahwa mereka menutupi virus pada masa-masa awal, negara ini juga telah membicarakan kerja sama internasional pasca-coronavirus.

Perdana Menteri Li Keqiang pekan lalu menyerukan reformasi sistem untuk pencegahan penyakit dan meningkatkan mekanisme pelaporan wabah secara langsung.

"Setiap infeksi, setiap kali ditemukan, akan segera ditangani," kata Li.

Baca juga: WHO Beri Lampu Hijau Terkait Penyelidikan Terbuka soal Virus Corona di China

Mencari infeksi aktif

Wuhan, yang hanya memiliki lima kasus aktif pada Jumat, menggunakan sejumlah metode berbeda untuk menguji semua orang tersebut.

Yaitu mulai dari diagnosis dengan mencari infeksi aktif hingga pengukuran antibodi yang mendeteksi penanda dalam darah untuk pajanan terhadap virus corona.

Tenda darurat pun didirikan di kompleks perumahan di seluruh kota untuk tes terhadap tenggorokan atau hidung dengan hasil yang cenderung diawasi secara internasional, mengingat posisi China sebagai negara dengan ekonomi utama pertama yang muncul dari kuncian Covid-19.

"Ini benar-benar keajaiban jika 11 juta orang benar-benar diuji hanya dalam dua minggu," kata Zhou Xiangning, seorang warga Wuhan yang mengatakan tes usap tenggorokannya membutuhkan waktu sekitar 20 menit.

Mencapai target sebanyak 11 juta orang telah mengharuskan China mengadopsi metode pengujian kelompok atau batch yang memungkinkan petugas kesehatan menilai sebanyak 10 sampel secara bersamaan.

Sampel pengumpulan memungkinkan lebih banyak tes dengan kit yang ada sambil tetap memberikan akurasi diagnostik yang cukup.

Jika hasil positif, otoritas kemudian dapat menindaklanjuti dengan penilaian pada setiap orang dalam kelompok itu.

"Ini tidak akurat dalam arti bahwa jika mendapatkan hasil positif, Anda tidak akan tahu siapa yang positif dalam batch," kata MacIntyre.

"Tetapi ini memungkinkan penyaringan cepat berbagai area. Jika menemukan hasil positif, maka dapat menguji semua orang secara individu," lanjut dia.

Namun, teknik ini kemungkinan tidak dapat diterapkan di negara lain yang masih melaporkan puluhan ribu infeksi.

Baca juga: Mengenal Remdesivir, Dikembangkan China untuk Covid-19 hingga Disetujui BPOM AS

Kapasitas pengujian

Metode tersebut hanya efisien ketika tingkat infeksi berada di bawah satu persen, menurut Peng Zhiyong, direktur unit perawatan intensif di Rumah Sakit Zhongnan Wuhan.

"Jika tingkat infeksi di antara populasi setinggi skenario sebelumnya di Wuhan, ini malah akan meningkatkan biaya pengujian," kata Peng.

Kapasitas pengujian China yang sangat besar telah mengungguli banyak negara maju termasuk AS.

Tapi juga menimbulkan pertanyaan apakah upaya besar itu penting atau berlebihan, karena hasil dari Wuhan hanya menunjukkan kasus dalam satu digit.

Ini belum menjadi proses yang lancar bagi semua orang yang diuji, dengan beberapa warga yang mengeluh tentang waktu tunggu di media sosial dan menyatakan keprihatinan tentang kurangnya jarak antrian.

Dengan penduduk yang tidak dapat meninggalkan Wuhan sampai mereka diuji, Ariel Min (25) mengatakan bahwa ia pergi ke rumah sakit sehingga bisa mendapatkan hasil hari itu, dan dapat melakukan perjalanan ke Shanghai.

Tekanan dari pemerintah dan masyarakat membantu meningkatkan jumlah yang merespons. Siapa pun yang tidak diuji menghadapi kemungkinan status kode warna kesehatan mereka diturunkan.

Hanya berpindah dari hijau ke tingkat kuning yang lebih rendah memengaruhi kemampuan seseorang untuk bekerja, bepergian ke luar Wuhan dan mendapatkan akses ke restoran, transportasi umum, dan fasilitas lainnya.

Baca juga: WHO Tegaskan Vaksin Covid-19 Tak Akan Tersedia Sebelum Akhir 2021

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Daftar 4 Provinsi dan 25 Kabupaten/Kota yang Terapkan New Normal

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi