Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Kasus Covid-19 di Jawa Timur Melonjak? Ini Penjelasan Epidemiolog...

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/MOH. SYAFIÍ
Warga Desa Sengon, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, menjalani Rapid Test di Kantor Desa setempat, Rabu (27/5/2020).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Kasus penularan infeksi virus corona di Indonesia masih terjadi cukup  tinggi. Berdasarkan data yang masuk hingga Minggu (31/5/2020) pukul 12.00 WIB, diketahui ada 700 kasus baru Covid-19 di Indonesia.

Dengan demikian, total kasus yang dikonfirmasi positif sejak 2 Maret 2020 hingga 31 Mei 2020 sebanyak 26.473 kasus. 

Dari jumlah kasus infeksi harian, dalam beberapa hari belakangan ini, terjadi tren peningkatan kasus positif Covid-19 di Provinsi Jawa Timur dan wilayah luar Pulau Jawa.

Berdasarkan data dari KawalCOVID19 pada tanggal 31 Mei 2020, Jawa Timur (Jatim) mencatat penambahan kasus baru sebanyak 244 kasus, menjadikannya provinsi dengan penambahan kasus harian terbanyak.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTT, NTB, Kalbar, Kalsel 31 Mei 2020

Sementara itu, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sulawesi Selatan (Sulsel) berada di peringkat ke-3 dan ke-5. NTB mencatat penambahan 42 kasus, sedangkan Sulsel mencatat penambahan 31 kasus.

Dari data yang sama, Provinsi Jawa Timur juga terlihat mengalami beberapa lonjakan kasus positif cukup banyak dalam sepekan terakhir.

Pada tanggal 25 Mei 2020, tercatat ada penambahan 223 kasus baru di Jatim. Berselang dua hari, yakni pada tanggal 27 Mei 2020, tercatat ada penambahan 199 kasus di Jatim.

Pada tanggal 28 Mei 2020, penambahan kasus di Jatim sedikit berkurang, tetapi angkanya masih cukup tinggi, yakni 171 kasus, kemudian angka tersebut kembali naik pada tanggal (30/5/2020) menjadi 199 kasus.

Faktor peningkatan kasus di Jatim

Menurut Pandu Riono, Epidemiolog dari FKM UI, terjadinya tren peningkatan jumlah kasus di luar DKI Jakarta yang bergeser ke Jatim dan wilayah luar Pulau Jawa bisa terjadi karena dua faktor.

"Dua faktor yang berpengaruh karena banyak orang yang mudik atau mudik balik, dan peningkatan kapasitas tes pada penduduk yang berisiko," kata Pandu saat dihubungi Kompas.com, Minggu (31/5/2020).

Baca juga: UPDATE 30 Mei: Penambahan Kasus Baru Covid-19 Tersebar di 24 Provinsi, Jatim Tertinggi

Sementara itu, menurut Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo, peningkatan kasus di Jawa Timur disebabkan oleh aktifnya empat klaster yang menjadi sumber penularan Covid-19 di sana.

"Jawa Timur ini termasuk daerah yang potensi dari klaster tertentu sangat tinggi. Antara lain dari Gowa, kemudian jemaah tabligh, termasuk juga yang berasal dari dalam, yaitu Pesantren Temboro dan pabrik Sampoerna," ujar Doni, seperti diberitakan Kompas.com, Rabu (27/5/2020).

Lakukan pelacakan

Menindaklanjuti temuan itu, Gugus Tugas beserta Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur terus melacak orang-orang yang terlibat kontak dengan empat klaster tersebut.

Pemerintah pusat juga memberikan dukungan agar kurva penularan Covid-19 di Jawa Timur bisa melandai.

Dukungan dari pemerintah pusat berupa dua mobile unit polymerase chain reaction (PCR) laboratorium yang masing-masing berkapasitas empat mesin.

Kedua mobile unit PCR laboratorium itu bisa mengetes 800 spesimen dalam sehari yang berarti peningkatan dalam hal kapasitas tes yang bisa dilakukan.

Menurut Pandu, peningkatan kasus yang disebabkan adanya peningkatan kapasitas tes merupakan sesuatu yang bermakna positif. Dengan adanya peningkatan kapasitas tes ini, maka deteksi dan pelacakan pasien positif bisa lebih mudah dilakukan.

"Sehingga, kalau ada kabupaten atau kota yang nol kasus atau sedikit, mungkin disebabkan tes yang sedikit juga. Jangan senang dulu," kata Pandu mengingatkan.

Baca juga: Lelah Periksa Swab Ratusan PDP di Jatim, Tim Mobil PCR Minta Libur

Belum penuhi syarat pelonggaran PSBB

Lebih lanjut, Pandu juga menyebut bahwa saat ini belum waktu yang tepat bagi Jatim untuk melonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Terlebih lagi, melihat paparan data-data penyebaran beberapa hari terakhir. 

"Jatim belum memenuhi syarat utama dari epidemiologi (untuk melakukan pelonggaran batasan), bahwa penularan belum terkendali," kata Pandu.

Untuk mencapai status terkendali, syarat utama yang harus dipenuhi adalah tren penurunan jumlah kasus yang konsisten selama dua minggu pengamatan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi