Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak yang Mulai Melirik Sepeda, Transportasi Aman Selama Pandemi Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
Stewart Cohen
ilustrasi bersepeda
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Di masa pandemi ini, masyarakat dunia memang diimbau untuk sebisa mungkin menghindari menggunakan trasnportasi umum.

Dalam transportasi umum seperti kereta, bus, kapal laut, atau pesawat terbang, seseorang akan bertemu dengan banyak penumpang dan tidak saling mengetahui latar belakang masing-masing.

Apakah mereka menjalankan protokol kesehatan Covid-19, apakah mereka tidak memiliki kontak dengan penderita Covid-19, apakah mereka dalam kondisi yang bebas dari virus?

Baca juga: Letusan Gunung di Indonesia Ini Ilhami Penemuan Sepeda 200 Tahun Lalu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum lagi dengan fasilitas tempat duduk, toilet, dan segala yang ada di dalam moda transportasi umum itu yang dipakai secara bergantian antar penumpang satu dan lainnya.

Tidak ada yang mengetahui dengan persis apakah kita bisa aman dari penularan virus apabila berada di transportasi umum tersebut.

Melihat kondisi saat ini, dunia mulai memikirkan alternatif transportasi yang aman untuk digunakan oleh masyarakat, apabila masa pandemi ini masih berlangsung lama.

Beralih ke sepeda

Dikutip dari Euronews, Rabu (3/6/2020), masyarakat Eropa mulai banyak yang beralih menggunakan sepeda untuk akomodasi transportasi sehari-hari.

Menggunakan sepeda dapat menghindarkan mereka dari ramainya transportasi publik selama pandemi ini belum berakhir.

Masyarakat yang belum memiliki sepeda pun banyak yang berbondong-bondong ke toko sepeda untuk membelinya.

Salah satu pemilik toko sepeda mengaku permintaan sepeda saat ini setiap minggunya bisa mencapai 15 unit per minggunya, padahal sebelum Covid-19 merebak rata-rata penjualan hanya 5 unit sepeda per minggu.

Bahkan, saking tingginya permintaan sepeda saat ini banyak toko yang tidak bisa memenuhi kebutuhan masyarakat.

Baca juga: Hari Sepeda Sedunia dan Perubahan Gaya Hidup di Tengah Pandemi...

Akhirnya, banyak juga yang memilih untuk memperbaiki sepeda yang sudah rusak, daripada harus kesulitan mendapatkan satu yang baru.

Bengkel pun saat ini kebanjiran permintaan perbaikan sepeda, dari biasanya pelanggan hanya perlu menunggu 2 hari untuk mendapatkan kembali sepedanya, kini waktu tunggu bisa mencapai 1,5 bulan hingga akhirnya sepeda rusak selesai diperbaiki.

Ramah lingkungan

Sepeda memang dikenal sebagai moda transportasi yang ramah lingkungan, sehingga bisa dikatakan tidak ada satu pun kota yang melarang keberadaan sepeda ini.

Misalnya Pemerintah Perancis. Mereka memberikan imbalan sebesar 50 Euro atau hampir Rp 800.000 pada orang-orang yang memperbaiki sepedanya, kemudian menggunakan dan mempromosikan sepeda sebagai transportasi publik.

Pemerintah mencoba untuk menggiring masyarakat beralih ke sepeda demi menghindari kemacetan yang mungkin terjadi dan juga kerumunan di dalam kendaraan umum.

"Mengingat keinginan melakukan aktivitas fisik setelah delapan minggu karantina diri, saya yakin sepeda akan muncul sebagai pemenang besar," kata Presiden Federasi Pengguna Sepeda Perancis, Olivier Schneider.

Walikota Paris, Anne Hidalgo bahkan mengatakan kotanya akan menambah jalur sepeda sepanjang 50 km pada musim panas nanti. Jalur itu akan dibuat seperti jalur metro tersibuk yang saat ini sudah ada.

Sebelumnya, Paris sudah memiliki jalur sepeda sepanjang 1.000 km.

Baca juga: Digemari di Indonesia, Ini 7 Merek Sepeda Impor dan Daftar Harganya

Menambah jalur sepeda

Sementara itu, London mempromosikan sepeda sebagai rencana transportasi masyarakat setelah masa kuncian diakhiri.

Sama seperti yang terjadi di Paris, toko-toko sepeda di London banyak yang kehabisan stok dagangan.

Bahkan, salah satu toko sepeda di sana kini mengaku menerima pesanan sepeda dengan sistem pre-order. Hal ini belum pernah mereka lakukan sebelumnya. Pun dengan bengkel-bengkel yang banyak mendapat pesanan perbaikan.

Di masa awal pemberlakuan lockdown, permintaan sepeda memang sangat rendah. Namun beberapa waktu setelah itu, banyak orang yang ketakutan menggunakan transportasi umum dan mulai melirik sepeda sebagai gantinya.

Pemerintah London berencana akan menambah 30 km jalur permanen untuk bersepeda, sebelumnya jalur khusus ini sudah ada sepanjang 160 km.

Pemerintah juga akan memberlakukan aturan baru, yakni agar kendaeraan bermotor seperti mobil mengurangi batas kecepatannya apabila melintas di dekat jalur sepeda.

Bersepeda tidak hanya diburu karena orang-orang ingin menghindari transportasi umum. Namun, kondisi jalanan saat ini yang relatif lebih sepi dari biasanya, membuat banyak orang tidak takut untuk keluar dan mengayuh sepedanya di jalanan.

Baca juga: Atasi Covid-19, Sejumlah Negara Berlomba Perluas Jalur Sepeda dan Pejalan Kaki

Fasilitas sepeda umum yang disediakan sejumlah kota di Eropa juga tercatat mulai banyak digunakan kembali, seperti sebelum Covid-19 merebak. Bahkan sepeda-sepeda itu tercatat digunakan untuk perjalanan yang lebih panjang oleh para masyarakat.

Namun ada satu kekhawatiran yang tidak bisa dikesampingkan. Kuncian yang mulai dilonggarkan beberapa wilayah di Eropa bisa saja meningkatkan jumlah kendaraan bermotor ke jalanan.

Melihat potensi itu, Departemen Transportasi Inggris mendorong masyarakat agar lebih memilih berjalan kaki dan bersepeda untuk mengurangi tekanan pada sistem transportasi umum dan permukaan jalanan yang mulai mengalami penurunan.

Sumber: Euronews

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi