Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlu Berapa Banyak Partikel Virus Corona untuk Seseorang Terinfeksi?

Baca di App
Lihat Foto
dreamerb/Shutterstock
Ilustrasi virus flu
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Jumlah kasus positif infeksi virus corona di dunia terus menunjukkan peningkatan dari hari ke hari. Update dari worldometers Rabu (3/6/2020), saat ini ada 6.475.119 orang yang telah terinfeksi di seluruh dunia. 

Dari jumlah tersebut, sebanyak 382.927 pasien meninggal dan 3.083.732 orang dinyatakan bisa pulih dari virus. Pandemi ini masih menyebar di seluruh dunia sejak dilaporkan pertama kali di Wuhan, China pada akhir Desember 2019 lalu. 

Mungkin kita bertanya-tanya, berapa banyak jumlah virus yang harus masuk ke dalam tubuh sehingga seseorang bisa terinfeksi dan menderita Covid-19.

Baca juga: Cegah Penularan Virus Corona, WHO Kini Dukung Semua Orang Pakai Masker di Tempat Publik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah satu partikel saja sudah bisa menginfeksi, atau dibutuhkan partikel virus dalam jumlah yang lebih besar baru akhirnya sistem tubuh akan terinfeksi?

Jumlah partikel virus untuk menginfeksi

Seorang Profesor Biologi di bidang imunitas dari University of Massachusetts Dartmouth, Erin Bromage menjelaskan hal ini melalui tulisan dalam blog-nya.

Dia menyebut, untuk dapat menginfeksi seseorang, ada dosis atau ukuran tersendiri berapa bayak virus yang harus masuk.

Berdasarkan studi yang dilakukan dengan membandingkan dengan jenis virus corona lain, virus corona baru atau SARS-Cov2 ini diketahui membutuhkan jumlah yang lebih sedikit untuk bisa menginfeksi seseorang.

Sejumlah ahli memperkirakan, penyakit Covid-19 bisa terjadi hanya dengan 1.000 partikel virus corona yang masuk ke dalam tubuh.

Namun Bromage menyebut, jumlah ini adalah perkiraan sehinga masih membutuhkan eksperiment lanjutan.

Baca juga: Saat Masker Diyakini Dapat Kurangi Risiko Penularan Virus Corona

Digambarkan, infeksi dapat terjadi dari 1.000 partikel virus yang seseorang terima dalam sekali embusan napas atau dari sekali gosokan mata.

Bisa juga, 1.000 partikel ini terhirup melalui 10 kali hirupan napas dengan masing-masing 100 partikel, dan sebagainya.

"Masing-masing situasi ini dapat menyebabkan infeksi," tulis Erin.

Virus corona dinilai banyak ahli sebagai virus yang paling cepat menular. Virus ini memang masuk lewat embusan nafas atau usapan pada mata.

Namun banyak pasien yang positif terinfeksi mempertanyakan, dari mana saja virus itu bisa menginfeksi atau didapatkan?

Kamar mandi

Kamar mandi, baik pribadi atau umum memiliki begitu banyak permukaan yang memiliki frekuensi sentuh tinggi, misalnya gagang pintu dan keran. Hal ini membuat risiko penularan begitu tinggi.

Masih belum diketahui, apakah seseorang dapat mengeluarkan virus dalam tubuhnya ke dalam kotoran yang ia keluarkan atau keluar dalam bentuk yang sudah terfragmentasi. Namun, risiko penularan di kamar mandi tetap lah tinggi.

"Mengingat saat seseorang menggunakan toilet, air bilasannya akan banyak menetes. Karena itu berhati-hatilah dan perhatikan kebersihan juga sirkulasi udara kamar mandi dengan serius," tulis Bromage.

Bersin

Berbeda dengan batuk, bersin nyatanya menghasilkan tetesan yang jauh lebih banyak, yakni 10 kali lipatnya, sekitar 30.000 tetesan dalam sekali bersin.

Kecepatan gerak tetesan itu pun jauh lebih cepat, mencapai 321 km/jam. Namun, kebanyakan tetesan yang dihasilkan merupakan tetesan kecil, sehingga ia akan berada di udara dan menjangkau jarak yang lebih jauh daripada tetesan kecil saat batuk.

Apabila batuk dan bersin ini terjadi pada orang yang terinfeksi, satu tetesannya bisa mengandung sebanyak 200 juta partikel virus yang semuanya bisa tersebar ke area sekitarnya.

Baca juga: Angka Kematian Covid-19 Melonjak, Swedia Akui Kesalahan Strategi Pandemi

Batuk

Bromage menyebut, dalam sekali batuk, ternyata kita melepaskan sekitar 3.000 tetesan yang bergerak dalam kecepatan 80,4 km/jam.

Kebanyakan tetesan itu berukuran besar dan terjatuh ke permukaan dengan cepat karena tertarik gaya gravitasi.

Namun, ada juga yang melayang di udara dan bergerak dalam waktu beberapa detik, karena ukurannya yang kecil. Kondisi tersebut juga dapat menjadi media penularan virus. 

Napas

Dalam sekali embusan napas, terdapat 50-5.000 droplets atau tetesan yang sebagian besar berkecepatan rendah dan jatuh ke permukaan dengan cepat.

Tenaga atau kekuatan dalam bernapas ini tidak lah besar, sehingga jumlah tetesan yang dihasilkan pun cenderung lebih sedikit.

Di sana juga tidak ada partikel virus yang keluar, jika pun ada sangat lah rendah, tidak seperti ketika seseorang batuk atau bersin.

Berbicara

Saat seseorang berbicara, pelepasan tetesan lebih banyak daripada ketika seseorang bernapas, yakni sekita 200 partikel virus per menitnya.

Jadi untuk bisa terinfeksi dan mendapatkan 1.000 partikel virus, seseorang setidaknya berhadapan secara langsung dengan orang yang sudah terinfeksi selama 5 menit. 

Sehingga menjaga jarak dan memakai masker salah satu solusi untuk mencegah terjadinya penularan virus. 

Baca juga: Grab Berlakukan Protokol Kesehatan Baru Cegah Corona, Ini Bentuknya...

Bagaimana pada penderita Covid-19?

Erin mengaku belum memiliki data yan akurat untuk Covid-19, namun dia menggunakan data yang terjadi pada pasien influenza sebagai acuannya.

Dari hasil penelitian, disebutkan seseorang yang terinfeksi influenza dapat melepaskan 33 partikel virus yang menular setiap menitnya.

Namun, dalam tulisannya Erin membuatnya menjadi 20 partikel untuk memudahkan model perhitungan matematis.

Rumus utama yang ia gunakan untuk mengetahui keberhasilan infeksi suatu virus adalah dengan mengalikan jumlah paparan virus dengan waktu paparan.

Ingat, sekali batuk atau bersin seseorang yang terinfeksi akan terlempar 200 juta partikel virus, beberapa mengambang di udara, yang lain jatuh ke permukaan benda, ada juga yang jatuh ke tanah.

Jadi, apabila Anda sedang berhadapan langsung dengan seseorang, misalnya sedang bercakap-cakap, dan orang di depan Anda batuk secara langsung mengarah pada Anda, maka mudah bagi Anda menghirup 1.000 partikel virus dan kemudian terinfeksi.

Sementara apabila batuk atau bersin itu tidak secara langsung mengarah pada Anda, beberapa tetesan yang berukuran kecil yang mengandung virus dapat mengambang di udara selama beberapa menit.

Jadi, jangan langsung memasuki ruangan atau mendekat ke arah orang terinfeksi yang batuk atau bersin itu. Tunggu beberapa saat jika tidak ingin ikut terinfeksi.

Lain halnya ketika orang dengan influenza ini bernapas, akan terlempar 20 partikel virus ke area sekitarnya dalam satu menit.

Katakan lah jika semua virus itu masuk ke paru-paru seseorang di dekatnya- yang sebenarnya juga tidak akan mungkin, seseorang itu baru akan terinfeksi 50 menit kemudian.

Mengapa? Seperti disebutkan di awal, untuk bisa terinfeksi minimal dosis virus yang dibutuhkan adalah 1.000 partikel.

Jika dalam satu menit partikel itu hanya sejumlah 20, maka untuk mencapai jumlah 1.000 dibutuhkan waktu 50 menit.

Baca juga: Vietnam Berhasil Menjaga Angka Kematian Covid-19 Tetap Nol, Begini Caranya...

Tinggal di rumah

Oleh karena itu, sangat penting bagi orang-orang yang menunjukkan gejala infeksi untuk tetap tinggal di rumah. Batuk dan bersinnya mengeluarkan begitu banyak virus yang bisa menginfeksi orang-orang di sekitarnya.

Rumus ini banyak digunakan untuk melacak kontak persebaran virus. Jika seseorang menghabiskan lebih 10 menit tatap muka dengan orang yang terinfeksi, maka kemungkinan besar dia juga akan turut terinfeksi.

Pun dengan orang-orang yang sehari-hari berbagi ruangan, misalnya ketika bekerja, atau tinggal dalam satu kamar, maka potensi infeksi itu juga ada, karena berada di ruangan yang sama dalam waktu yang cukup lama.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi