Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Penggunaan Masker dan Jaga Jarak Kurangi Risiko Tertular Virus Corona

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi masker melindungi saat batuk dan mencegah penularan virus corona.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Penelitian paling komprehensif hingga saat ini menemukan bahwa pembatasan jarak fisik dan pemakaian masker adalah dua cara terbaik untuk mencegah penularan virus corona penyebab Covid-19.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal medis Lancet, Senin (1/6/2020), menemukan, orang-orang harus berjarak sedikitnya 1 meter atau lebih.

Melansir CNN, dari tinjauan berbagai penelitian yang telah diterbitkan dan didanai oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat tiga temuan utama.

Berikut tiga temuan utama tersebut:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para peneliti mengamati 172 studi observasional di 16 negara dan enam benua, termasuk studi dalam perawatan kesehatan dan penataan masyarakat.

Mereka tidak menggunakan metode uji coba terkontrol secara acak karena hampir mustahil diterapkan untuk mempelajari penularan infeksi pada setiap orang.

Para peneliti di universitas di seluruh dunia menganalisis studi dari wabah Covid-19, virus SARS dan (MERS), yang berasal dari keluarga virus yang sama.

Sebagian besar negara di seluruh dunia telah meregulasikan langkah-langkah sederhana yang telah disebut sebelumnya untuk mengurangi penyebaran Covid-19.

Namun, bukti ilmiah terkadang tidak selalu jelas dan dalam kasus masker, kadang-kadang bertentangan.

Meski demikian, semua ahli sepakat tentang pentingnya mencuci tangan dengan sabun secara menyeluruh dan teratur.

Baca juga: Studi di AS: Jumlah Pasien Covid-19 Berusia Muda Semakin Meningkat

Penemuan penting

Para peneliti menyebutkan, hasil tinjauan tersebut memperkuat pentingnya penerapan kebijakan jarak fisik setidaknya 1 meter atau lebih.

Tim peneliti, yang dipimpin oleh Holger Schünemann dari McMaster University di Kanada, mengungkapkan, informasi tersebut juga dapat digunakan untuk menginformasikan model yang memprediksi penyebaran penyakit dan membantu dengan skema pelacakan kontak.

Trish Greenhalgh, seorang profesor Layanan Kesehatan Perawatan Primer di Universitas Oxford yang tidak terlibat dalam penelitian ini, menilai, semua hasil ini belum sepenuhnya pasti.

Namun, pesan yang bisa diambil adalah, langkah-langkah fisik tersebut efektif dalam mencegah Covid-19.

"Ini adalah langkah besar ke depan dalam pengetahuan kami, karena meta-analisis sebelumnya terutama didasarkan pada pencegahan influenza dan penyakit lain, yang tidak berperilaku sama dengan virus Covid-19," kata dia kepada Science Media Center di London.

Baca juga: Meninggal karena Menggunakan Masker Saat Olahraga, Benarkah Demikian?

"Dalam ketiga pertanyaan, bukti yang ada tampaknya mendukung. Misalnya, berjarak 1 meter dari orang lain tampaknya mengurangi kesempatan Anda untuk terkena Covid-19 sebesar 80 persen. Mengenakan masker mengurangi risiko Anda hingga 85 persen, dan mengenakan kacamata atau pelindung wajah tampaknya mengurangi risiko hingga 78 persen," kata Greenhalgh.

Sementara, seperti diketahui, rekomendasi terakhir WHO adalah, menyarankan semua orang, baik sehat maupun sakit untuk menggunakan masker.

Hal ini karena ditemukan banyaknya orang tanpa gejala yang ternyata terinfeksi virus corona.

Oleh karena itu, penggunaan masker oleh semua orang dianggap menjadi salah satu langkah pencegahan yang efektif.

Kebijakan setiap negara

Profesor kesehatan di Universitas Edinburgh, Linda Bauld, mengatakan, pertanyaannya, bagaimana seharusnya pemerintah dan masyarakat menafsirkan hasil ini.

"Temuan pertama dan mungkin yang paling berguna adalah masalah jarak fisik. Ada banyak keluhan bahwa panduan di Inggris pada jarak 2 meter itu berlebihan karena lebih dari di negara lain," kata Linda kepada Science Media Center.

"Tapi tinjauan ini mendukungnya. Mempertahankan jarak ini kemungkinan akan mengurangi risiko dibandingkan dengan 1 meter. Dengan demikian, jika memungkinkan, ini adalah jarak yang harus digunakan peritel dan pengusaha karena lebih banyak tempat dan tempat kerja dibuka kembali di masa depan," kata Bauld.

Baca juga: Amankah Pakai Masker Saat Olahraga? Ini Jawaban Dokter

Meskipun bukti terkait efektivitas masker masih rendah, Bauld menyarankan pemerintah untuk mewajibkan pemakaian masker.

Terutama, ketika berada di transportasi umum maupun ruang publik, termasuk memakai masker dalam ruangan yang menerapkan pembatasan jarak fisik.

Untuk petugas layanan kesehatan, penelitian ini menemukan bahwa masker N95 dan masker tipe respirator lainnya mungkin memberikan perlindungan yang lebih besar dari penularan virus dibandingkan dengan masker bedah atau masker katun atau kasa berlapis.

Meski demikian, Greenhalgh menyebut, tinjauan ini tidak melihat efek dari pemakaian masker untuk melindungi orang lain.

Dia mengatakan, masyarakat umum harus mengenakan masker kain, sementara masker respirator hanya digunakan oleh pekerja perawatan kesehatan.

Penelitian ini juga menekankan, meskipun semua metode tersebut digunakan dan digabungkan dengan benar, namun hal tersebut tidak memberikan perlindungan lengkap.

Justru langkah-langkah dasar seperti mencuci tangan sangat penting untuk mengurangi penularan.

Baca juga: Pengguna dan Pengemudi Grab Boleh Batalkan Pesanan Jika Ada yang Tak Pakai Masker

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: CNN
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi