Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Arti serta Perbedaan antara Rapid Test dan Tes Swab

Baca di App
Lihat Foto
Dokumentasi Kominfotik Jakarta Timur
Petugas Puskesmas Kecamatan Duren Sawit melakukan rapid test dan swab test Covid-19 kepasa pedagang Pasar Perumnas Klender, Jakarta Timur, Jumat (29/5/2020).
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com - Indonesia masih mengalami penambahan kasus baru Covid-19. Data dari KawalCOVID19 (3/6/2020) terdapat penambahan 684 kasus baru, sehingga total kasus positif saat ini mencapai 28.233 kasus.

Sementara itu, jumlah pasien yang dirawat sebanyak 18.129 orang dengan 8.406 orang dinyatakan sembuh. Sementara 1.698 orang dinyatakan meninggal dunia.

Selain itu, data tersebut juga menunjukkan sudah ada sebanyak 246.433 orang yang menjalani tes untuk mendeteksi Covid-19 dengan rasio positif mencapai 8,06 persen.

Tes untuk mendeteksi infeksi virus corona penyebab Covid-19 menggunakan metode PCR (Polymerase Chain Reaction), atau biasa disebut dengan tes swab. Selain itu, ada pula metode rapid test. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Rapid Test Reaktif tetapi Tidak Lapor, Wanita Ini Gemparkan Tempat Pengungsian Korban Kebakaran

Perbedaan rapid test dengan swab test

Seperti diberitakan Kompas.com (27/3/2020) Berikut adalah perbedaan dari rapid test dengan pemeriksaan swab tenggorokan dan hidung yang selama ini digunakan untuk menentukan diagnosis Covid-19:

1. Jenis sampel

Pemeriksaan rapid test yang ada di Indonesia, dilakukan menggunakan sampel darah. Sedangkan pemeriksaan swab menggunakan sampel lendir yang diambil dari dalam hidung maupun tenggorokan.

2. Cara kerja

Rapid test memeriksa virus menggunakan IgG dan IgM yang ada di dalam darah. IgG dan IgM adalah sejenis antibodi yang terbentuk di tubuh saat mengalami infeksi virus.

Jika terinfeksi virus, maka jumlah IgG dan IgM di tubuh akan bertambah. Hasil rapid test dengan sampel darah tersebut, dapat memperlihatkan adanya IgG atau IgM yang terbentuk di tubuh.

Jika ada, maka hasil rapid test dinyatakan positif ada infeksi. Namun, hasil tersebut bukanlah diagnosis yang menggambarkan infeksi Covid-19.

Baca juga: Mengenal Tes Swab Corona: Pengertian, Tahapan hingga Biayanya

Maka dari itu, orang dengan hasil rapid testnya positif, perlu menjalani pemeriksaan lanjutan, yaitu pemeriksaan swab tenggorokan atau hidung.

Pemeriksaan ini dinilai lebih akurat sebagai patokan diagnosis. Sebab, virus corona akan menempel di hidung atau tenggorokan bagian dalam, saat ia masuk ke tubuh.

Sampel lendir yang diambil dengan metode swab nantinya akan diperiksa menggunakan metode PCR (Polymerase Chain Reaction).

Hasil akhir dari pemeriksaan ini, nantinya akan benar-benar memperlihatkan apabila ada virus SARS-COV2 (penyebab Covid-19) di tubuh seseorang.

3. Lama waktu tes

Rapid test hanya membutuhkan waktu 10-15 menit hingga hasil keluar. Sementara itu, pemeriksaan menggunakan metode PCR membutuhkan waktu beberapa jam hingga beberapa hari untuk menunjukkan hasil.

Hasil pemeriksaan rapid test maupun PCR juga bisa keluar lebih lama dari itu, apabila kapasitas laboratorium yang digunakan untuk memeriksa sampel, sudah penuh. 

Baca juga: Reaktif Covid-19, 9 Pedagang di Pasar Serdang Kemayoran Tes Swab dan Isolasi Mandiri

4. Kelebihan dan kekurangan rapid test

Salah satu kelebihan pemeriksaan rapid test adalah tes ini cepat dan mudah untuk dilakukan. 

Kekurangannya, hasil dari tes ini tidak bisa digunakan untuk mendiagnosis Covid-19. Pasien yang positif rapid test harus melalui pemeriksaan lanjutan yaitu swab.

Sementara itu pasien yang negatif, idealnya mengulang rapid test 7-10 hari kemudian. Jika tidak memungkinkan untuk mengulang, maka harus tetap isolasi di rumah selama 14 hari.

Hal ini disebabkan IgG dan IgM, yaitu antibodi yang diperiksa melalui rapid test, tidak langsung terbentuk begitu seseorang terinfeksi.

Dibutuhkan waktu kurang lebih 7 hari hingga antibodi tersebut terbentuk. Jadi, kalau seseorang menjalani pemeriksaan rapid test hari ini padahal baru terpapar virus corona kemarin, maka kemungkinan besar, hasilnya akan negatif.

Inilah yang dinamakan dengan false negative atau negatif palsu. Begitupun saat hasil rapid test-nya positif, bisa saja ternyata false positive atau positif palsu.

Sebab, IgG dan IgM akan terbentuk setiap infeksi terjadi dan bukan hanya akibat infeksi Covid-19.

Jadi, jika rapid test menunjukkan hasil positif, kemungkinannya ada dua, yaitu benar terinfeksi Covid-19 atau terinfeksi virus lain, seperti demam berdarah. 

Baca juga: 150 Pedagang Pasar Serdang Jalani Rapid Test Setelah 1 Orang Positif Covid-19

5. Kelebihan dan kekurangan swab test

Pengambilan spesimen lendir menggunakan swab dan pemeriksaan menggunakan PCR adalah metode yang paling akurat dalam mendeteksi virus SARS-COV2. Namun, pemeriksaan ini membutuhkan waktu yang lebih lama dan lebih rumit.

Pemeriksaan sampel pun hanya bisa dilakukan di laboratorium dengan kelengkapan khusus. Sehingga, kapasitas pemeriksaan tidak terlalu besar. Oleh karena itu, butuh waktu beberapa hari hingga hasil tes bisa keluar.

Prosedur swab test

Berikut adalah tahapan-tahapan dalam swab test:

  • Pasien akan diminta untuk duduk di kursi.
  • Lalu, tenaga kesehatan akan sedikit mendorong kepala pasien ke arah atas dan memasukkan alat yang berbentuk seperti cotton bud, tapi dengan ukuran yang jauh lebih panjang, ke dalam lubang hidung.
  • Alat itu akan dimasukkan hingga mentok ke bagian belakang hidung.
  • Lalu, teknik swab dilakukan untuk menyapukan alat tersebut ke area belakang hidung.
  • Alat tersebut memiliki bagian ujung yang dapat menyerap cairan atau lendir yang terdapat di area tersebut.
  • Alat akan berada di dalam area tersebut selama beberapa detik agar cairan bisa terserap sempurna.
  • Setelah selesai, alat swab langsung akan dimasukkan ke tabung khusus dan ditutup.
  • Lalu, tabung tersebut akan dimasukkan ke dalam wadah khusus dan selanjutnya dikirim ke laboratorium untuk diperiksa menggunakan teknik PCR.
  • Jika swab di hidung tidak memungkinkan, maka swab juga bisa dilakukan melalui tenggorokan.

Baca juga: Biaya Tes Swab Mandiri di Riau Rp 1,7 Juta, Gugus Tugas: Kita Paling Murah se-Indonesia

Setelah proses pengambilan sampel dengan teknik swab selesai, maka sampel tersebut kemudian diperiksa dengan teknik PCR. Jadi, PCR intinya adalah pemeriksaan untuk mencocokkan DNA atau RNA yang dipunyai virus.

Ibaratnya seperti tes DNA, tapi untuk virus. Dengan teknik PCR, DNA atau RNA yang ada pada sampel dari swab tadi akan direplikasi atau digandakan sebanyak mungkin.

Lalu setelah digandakan, DNA atau RNA dari sampel tersebut akan dicocokkan dengan susunan DNA SARS-COV2 yang sebelumnya sudah ada.

Jika ternyata cocok, maka DNA yang ada di sampel tersebut adalah benar DNA SARS COV-2. Artinya, orang tersebut positif terinfeksi Covid-19. Sebaliknya, jika ternyata tidak cocok, tandanya orang tersebut negatif terinfeksi Covid-19.

 Baca juga: Hasil Swab Jadi Syarat Pergi ke Jakarta, Warga Bengkulu Mengeluh

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Kompas.com
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi