Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu R0 dan Rt yang Jadi Pertimbangan dalam Keputusan soal PSBB?

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/WAHYU PUTRO A
Calon penumpang mengantre untuk menaiki bus Transjakarta di Halte Harmoni, Jakarta, Kamis (4/6/2020). Pemprov DKI Jakarta memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Panjang (PSBB) sekaligus sebagai masa transisi menuju tatanan normal baru, dengan salah satu kebijakannya tetap mempertahankan kuota 50 persen untuk kapasitas kendaraan pribadi dan transportasi massal. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/aww.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Ada sejumlah hal yang harus dipertimbangkan oleh pemerintah daerah saat mengambil keputusan terkait pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Pelonggaran atau perpanjangan PSBB diputuskan dengan menggunakan sejumlah indikator.

Salah satunya yang terjadi di DKI Jakarta. Pemprov DKI Jakarta memutuskan memperpanjang PSBB hingga akhir Juni 2020.

Bulan Juni ini dinyatakan sebagai PSBB transisi karena sebagian besar wilayah sudah hijau dan kuning, tapi masih ada zona merah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indikator lain yang digunakan adalah R0 dan Rt. Apa itu R0 dan Rt?

R0 dan Rt

Epidemiolog Universitas Gadjah Mada, Dr Bayu Satria Wiratama, mengatakan, R0 identik dengan basic reproduction number, yaitu angka pertambahan kasus tanpa adanya intervensi atau secara alami.

Jika kasus Covid-19 dinyatakan R0 sekitar 2,5, artinya secara alami tanpa intervensi 1 orang yang positif Covid-19 akan menularkan 2-3 orang.

Atau, bisa juga dimaknai muncul 2-3 kasus baru secara rata-rata.

Akan tetapi, jika sudah ada intervensi, maka menjadi Rt atau effective reproduction number.

Rt yaitu angka penambahan kasus yang terjadi di lapangan setelah mendapatkan berbagai intervensi.

"Nah, harapannya Rt itu ada di kisaran 1 atau di bawah 1 yang artinya wabah terkontrol," ujar Bayu, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (5/6/2020).

Baca juga: Aturan Baru Berkendara Selama PSBB Transisi, Ojek Boleh Angkut Penumpang, Mobil Pribadi Bisa Diisi Penuh

Bayu mengatakan, patokan aman jika angka itu didapatkan selama 2 minggu berturut turut.

Sementara, jika Rt di atas 1 artinya penularan masih berjalan. Besaran yang ditularkan dilihat dari jumlah angka Rt-nya.

Bayu juga mengingatkan, Rt bukan satu-satunya patokan untuk melonggarkan PSBB.

"Kalau Rt turun tapi jumlah PDP naik terus, kematian naik, kapasitas RS masih banyak overload, kemungkinan belum bisa dilonggarkan," kata dia.

Menurut Epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono, berdasarkan data Tim Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, angka Rt di Jakarta dari 1-3 Juni 2020 tercatat 0,99.

Sebelumnya, angkanya tercatat 1 pada 28 Mei-31 Mei 2020. Sementara itu, sebelum 28 Mei angkanya ada di atas 1.

Apa saja indikator untuk melonggarkan PSBB?

Saat dihubungi Kompas.com, Jumat (5/6/2020), Pandu mengatakan, menurut FKM UI ada 3 indikator untuk melonggarkan pembatasan sosial.

Pertama, dilihat dari sisi epidemiologi adalah tren PDP, tren kasus positif, dan tren kematian.

Lalu, dari sisi kesehatan publik adalah tren jumlah tes PCR, proporsi di rumah saja di perkotaan, dan proporsi di rumah saja di perdesaan.

Dari sisi fasilitas kesehatan, variabelnya adalah jumlah ventilator dan jumlah APD.

Melansir Kompas.com, Kamis (21/05/2020), Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan, angka reproduksi kasus atau tingkat penularan di Indonesia dan daerah akan melakukan pelonggaran PSBB berada di bawah 1.

Kondisi itu harus berlangsung selama 14 hari berturut-turut.

Soal jumlah tes, jumlahnya harus mencukupi jika dibandingkan dengan jumlah penduduk suatu negara atau daerah.

Indikator berikutnya adalah kesehatan. Indikator ini mensyaratkan perbandingan jumlah kasus Covid-19 tak boleh melebihi 60 persen infrastruktur kesehatan yang digunakan.

Dia mencontohkan, jumlah tempat tidur rumah sakit.

Artinya, jika suatu rumah sakit memiliki 100 tempat tidur, hanya 60 tempat tidur yang digunakan untuk merawat pasien Covid-19.

Baca juga: PSBB Transisi, Operator Taksi Perketat Protokol Kesehatan Para Sopir

Langkah untuk menurunkan Rt

Menurut Bayu, perlu test, tracing, isolate, and treat. Meski secara garis besar sama, strategi yang diterapkan setiap daerah bisa jadi berbeda.

"Perlu menganalisis situasi di daerah masing-masing, jika harus dibatasi secara ketat maka diberlakukan PSBB dan batasi akses keluar masuk wilayah," ujar dia.

Selain itu, lakukan tes terhadap mereka yang berisiko dan isolasi mereka yang positif dari warga yang sehat.

Selanjutnya, lacak kontak mereka yang positif, lakukan test, serta isolasi kontak yang ditemukan positif.

Kemudian, sembuhkan mereka yang terkena infeksi. Diperlukan kerja  ama yang kuat antara pemerintah dengan masyarakat serta tokoh lintas agama.

Baca juga: Pemkot Bogor Perpanjangan PSBB Transisi hingga Sebulan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi