Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KLARIFIKASI] Benarkah Petugas Rapid Test Jarang Ganti Sarung Tangan dan Berisiko Tularkan Covid-19?

Baca di App
Lihat Foto
Facebook
Viral informasi soal peringatan agar berhati-hati saat rapid test karena petugas tak mengganti sarung tangan. Ada yang perlu diluruskan dari informasi ini.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Sebuah unggahan dengan narasi risiko penularan virus corona jenis baru penyebab Covid-19 karena petugas rapid test tidak mengganti sarung tangan saat bertugas beredar di grup percakapan Whatsapp dan media sosial baik Twitter maupun Instagram.

Dari narasi yang diunggah itu, disebut bahwa potensi penularan terjadi karena petugas melakukan pemeriksaan terhadap banyak orang dan mengenakan sarung tangan yang sama tanpa diganti.

Ada yang perlu diluruskan dari informasi ini. Petugas rapid test mengikuti standar prosedur yang telah ditetapkan sehingga aman bagi mereka yang menjalani tes.

Narasi yang beredar

Berdasarkan penelusuran Kompas.com, informasi tersebut salah satunya diunggah oleh akun Facebook Satriyo Dimulyo pada Sabtu (30/5/2020) pukul 18.55 WIB.

Berikut narasi unggahan tersebut:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mohon menjadi perhatian bagi diri kita sendiri maupun untuk keluarga dan kolega anda/panjenengan semua.

Bila tiba-tiba anda/panjenengan terjebak dalam operasi rapid tes dadakan/ujug ujug datang petugas yang mengharuskan mengikuti rapid tes, maka yang perlu diperhatikan adalah *sarung tangan petugas*, kalau sarung tangan yang dipakai hanya itu-itu saja (satu) yang dipakai, tanpa di ganti ganti, dimana setelah petugas itu pegang orang/pasien yang di rapid tes, kemudian tanpa ganti sarung tangan petugas lalu memegang anda/panjenengan, maka disinilah letak rawannya penularan virus nya, karena kita ngga tau dan petugas pun ngga tau, apakah orang yang dipegang sebelum kita tadi, orang tersebut positif/reaktif atau negatif..
Jadi penularan bukan karena kita berada ditempat umum saja, akan tetapi saat rapid tes dilakukan massal atau perkelompok, kalau petugas *sarung tangannya hanya yang dipakai saja tanpa diganti ganti*, maka silahkan anda berhak untuk *menolak* nya demi keselamatan kesehatan anda/panjenengan sendiri." 

Unggahan dengan narasi yang sama juga dibagikan oleh sejumlah pengguna Facebook yang lain. Salah satunya dalam tangkapan layar di bawah ini:

Sementara itu, di media sosial Twitter, beberapa warganet menanyakan soal potensi penularan virus corona jika petugas rapid test tak mengganti sarung tangannya saat memeriksa pasien.

Pertanyaan yang hampir sama juga disampaikan beberapa warganet lainnya. 

Bagaimana penjelasannya? Benarkah petugas rapid test yang jarang mengganti sarung tangan berpotensi menularkan virus corona?

Konfirmasi Kompas.com

Wakil Direktur Pendidikan dan Diklit sekaligus Juru Bicara Satgas Covid-19 RS UNS, Solo, Jawa Tengah, dr Tonang Dwi Ardyanto, SpPK, PhD, menjelaskan penggunaan sarung tangan oleh petugas medis.

Ia mengatakan, penggantian sarung tangan selalu dilakukan. Namun, ketika petugas medis harus menangani sejumlah pasien atau orang yang dalam jumlah banyak, tidak efisien jika langsung ganti sarung tangan.

"Kalau satu pasien dengan pasien lain jedanya cukup panjang, kami istirahat dulu, kami lepas sarung tangan dan kita cuci tangan," ujar Tonang saat dihubungi Kompas.com, Jumat (5/6/2020).

"Tapi begitu ada lagi pasien baru ya ganti sarung tangan. Tapi kalau harus ambil pasien yang berurutan banyak, maka tidak efisien kalau mengganti sarung tangan," lanjut dia.

Meski demikian, ia memastikan bahwa petugas medis melakukan standar kebersihan sesuai ketentuan.

Dalam hal melakukan rapid test, petugas medis memiliki standar sterilisasi.

"Di rumah sakit ada standar kebersihan. Ada lima momen, salah satunya saat menangani pasien dan akan menyentuh pasien berikutnya harus cuci tangan," ujar Tonang.

Ia menjelaskan, dengan rutin mencuci tangan sebelum dan setelah mengurus pasien, dapat memutus rantai penularan dari satu pasien ke pasien lain.

"Prinsip dasarnya itu cuci tangan, dan sudah bukan hal baru lagi. Kalau sudah menjadi kebiasaan jadi tidak akan lupa," kata dia.

Tak hanya ketika menangani rapid test, sesama petugas medis juga wajib mengingatkan apabila ada petugas medis yang belum mencuci tangan setelah mengurus pasien.

Sementara itu, mengutip Hoax Busteri covid19.go.id, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Abdul Hakam mengatakan, narasi soal tak digantinya sarung tangan petugas rapid test tidak sesuai fakta.

Ia menanggapi ini karena pesan berantai yang sama beredar dan menjadi perbincangan warga Semarang, Jawa Tengah.

Ia memastikan bahwa tindakan swab maupun rapid test dipastikan selalu mematuhi standar operasional prosedur penggunaan Alat Pelindung Diri (APD).

“Petugas rapid atau swab test DKK Semarang selalu mengganti sarung tangan setiap kali ganti pasien. Jadi masyarakat tidak perlu resah atau khawatir dengan isu penularan Covid-19 melalui sarung tangan petugas seperti yang diberitakan dalam pesan kaleng tersebut,” kata Abdul Hakam.

Penjelasan yang sama juga diunggah melalui akun media sosial Instagram Pemerintah Kota Semarang, @semarangpemkot.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi