Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Mahasiswa Wisuda Online: Pinjam LCD Proyektor agar Ditonton Seluruh Keluarga

Baca di App
Lihat Foto
Tsania Ulil Albab Sugeng
Tangkapan layar prosesi wisuda online Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Siapa pun mungkin sebelumnya tak pernah membayangkan situasi pandemi virus corona yang terjadi saat ini.

Wabah virus corona telah mengubah dunia dan segala rencana manusia. Termasuk para mahasiswa yang tahun ini seharusnya melakukan selebrasi kelulusan setelah menempuh pendidikan tinggi: wisuda.

Situasi pandemi virus corona tak memungkinkan pihak universitas menyelenggarakan prosesi wisuda secara fisik.

Pilihannya, menggelar wisuda secara online. Di media sosial, tak sedikit yang mengungkap kecewa karena tak bisa merasakan wisuda seperti biasanya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menghibur para mahasiswa yang lulus saat pandemi virus corona ini, presenter Najwa Shihab bahkan mengajak siapa saja melalui tagar #WisudaLDR2020 untuk mengunggah foto saat wisuda disertai caption yang memberikan semangat dan dukungan.

Bagaimana isi hati para mahasiswa yang harus merasakan wisuda online? 

Alumni Jurusan Managemen dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Tsania Ulil Albab Sugeng, mengungkapkan perasaannya, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (5/6/2020).

Ia mengatakan, wisuda adalah momen yang dinantikannya. Di UNS, biasanya digelar di Gedung Rektorat yang megah. Tsania mengaku sudah membayangkan akan merayakan wisuda bersama keluarga dan teman-temannya.

Baca juga: Pandemi Virus Corona, UNS Gelar Wisuda Online pada Sabtu Besok

Namun, impiannya tak terwujud karena pada akhirnya menjalani wisuda daring. 

"Pas ini sedih sih (wisuda online). Pengennya, awalnya itu ya udah ditunda saja sampai pandemi selesai," ujar Tsania.

Ia sempat berharap prosesi wisuda tetap berlangsung di Gedung Rektorat.

"Aku udah sampai chat pihak BEM buat menyampaikan biar wisuda tidak harus online. Tetapi dari pihak BEM tidak ada respons, jadi ya udahlah," ujar mahasiswi yang juga menjadi Mawapres Februari 2020 ini.

Untuk menyaksikan momen wisuda online, Tsania bersama keluarganya melakukan persiapan wisuda online dengan meminjam LCD proyektor dari kantor ayahnya.

LCD tersebut digunakan untuk menampilkan gambar prosesi wisuda online agar terlihat oleh keluarga besarnya.

Meski digelar secara daring, pada acara yang berlangsung selama 2 jam itu, para mahasiswa tetap mengenakan toga.

Tsania mengatakan, toga yang dikenakannya merupakan kelengkapan wisuda yang dikirim oleh pihak kampus kepada mahasiswa.

Rangkaian acara pun berlangsung dengan tahapan lengkap seperti pembacaan nama mahasiswa, sambutan rektor, pemindahan tali, pembacaan prasetya, dan sambutan mahasiswa.

Orangtua Tsania dan mahasiswa lainnya juga turut mendampingi dalam wisuda online.

Orangtua memindahkan tali topi toga untuk menyatakan putrinya telah tuntas menyelesaikan studi sarjana.

Baca juga: Cegah Corona, Kampus di Jepang Ini Bikin Wisuda Online dan Pakai Robot

Bersyukur

Menurut Tsania, penyelenggaraan wisuda online tidak terlalu menyedihkan dan ada pengalaman lain yang dirasakannya.

"Kalau dipikir-pikir, wisuda online itu enggak bikin capek dan enggak panas-panasan. Terus teman-teman yang wisuda online janjian kalau pandemi sudah selesai mau bikin selebrasi sendiri," ujar Tsania.

Setelah menjalani wisuda online, Tsania berencana akan melanjutkan studi ke jenjang magister.

"Alhamdulillah sudah selesai, pengennya nyari beasiswa ke luar negeri, Insya Allah mau lanjut studi," ujar Tsania.

Belajar legowo

Kisah lain dibagikan mahasiswi lulusan Sastra Jawa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Kintani Inagita Swasti.

Ia mengakui, ada perasaan sedih dan kecewa karena menganggap dirinya gagal mewujudkan harapan orangtua.

Kintani mengatakan, sebelum wisuda, ia telah menjahit baju sarimbit bersama keluarganya.

Namun, apa yang dijalaninya dalam situasi pandemi ini, membuatnya belajar legowo.

"Awalnya sedikit kecewa karena merasa saya gagal mewujudkan harapan orangtua saya yang ingin menyaksikan anaknya diwisuda langsung di Grha Sabha Pramana (GSP) UGM," ujar Kintani saat dihubungi Kompas.com secara terpisah, Jumat (5/6/2020).

"Karena posisinya saya anak sulung, dan adik-adik saya masih kecil, enggak bisa tidur semalaman. Tapi, habis itu mencoba legowo daripada enggak buru-buru dapat ijazah," lanjut mahasiswi angkatan 2016 ini.

Saat mengetahui akan wisuda online, Kintani punmelakukan prosedur yang telah ditetapkan oleh pihak kampus, seperti mengambil ijazah di kampus (bagi mahasiswa yang masih di Yogyakarta) dan prosesi wisuda dengan pakaian hitam-putih dan dilengkapi samir.

Prosesi wisuda online yang dilakukan Kintani dengan Tsania berbeda.

Kintani tidak menggunakan toga saat prosesi wisuda online.

"Tanpa toga, hanya samir dan ijazah yang diberikan, kemudian melakukan wisuda online via webex/zoom," lanjut dia. 

Menurut dia, wisuda online tidak seburuk yang digambarkan di media sosial karena banyak yang menolak atau tidak mau melakukan wisuda online.

"Ternyata wisuda tanpa toga dan tanpa make up enak juga, santai, tidak perlu kepanasan, dan bisa bebas pakai celana. Tidak perlu repot n da tetap menjadi sarjana dari rumah untuk saling menjaga satu sama lain," lanjut Kintani.

Baca juga: Kampus Jepang Gelar Wisuda Online dengan Robot di Tengah Wabah Corona

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi