Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suara Ledakan Misterius Didengar Warga Sekitar Merapi Semalam

Baca di App
Lihat Foto
Ilustrasi suara dentuman misterius menjadi viral di Bandung. Suara misterius terdengar pada Kamis (21/5/2020) pagi.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Melalui Twitter, sejumlah masyarakat Sleman, khususnya di sekitar wilayah Pakem mengaku mendengar suara ledakan yang cukup keras pada Jumat (5/6/2020) malam.

Awalnya, seorang pengguna Twitter di akun @lilonts mengunggah pengalamannya itu berharap mengetahui apakah hanya ia yang mendengar suara ledakan, atau ada juga pihak lain di luar lingkungannya yang mendengarnya.

Baca juga: Viral Twit soal Kondisi Tubuh Ketika Terinfeksi Covid-19, Ini Penjelasan Dokter

"Jd aku bikin tweet ini gr gr penasaran. Jd biar tau gitu yg denger itu daerah rumahku doang apa sampe mana. Kalo cmn lokal kan mungkin petasan atau apa gt. Tp kalo ada yg denger berpuluh puluh km jaraknya dr rumahku brrt emg sumbernya dr alam gitu," tulisnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Viral, Scan Negatif Film Kini Lebih Mudah Pakai Aplikasi di Ponsel

Dalam twit selanjutnya ia pun tidak setuju jika dentuman yang ia dengar berasal dari suara petasan, karena suara yang dihasilkan menimbulkan getaran seperti gempa, sehingga ia meyakini suara itu berasal dari aktivitas alam.

Hal yang sama juga disampaikan oleh akun @noturbby.

"Iyaa suaranya gede, pintu rumah sampe geterr, tpi sampe daerah mananya gatauu, info dong kalo ada yg denger jugaa, posisi aku jg di desa beneran purbowinangun pakem," tulis dia.

Baca juga: Viral, Video Anggota Marinir Adu Mulut dengan Warga yang Tak Mau Gunakan Masker

Pengguna lain dengan akun @Hikmatulfy_ yang ada di posisi Donoharjo, Ngaglik, Sleman juga mengaku mendengarkan suara yang sama.

Namun ada juga yang menyebut bahwa suara yang terdengar itu mungkin saja berasal dari mercon atau petasan yang dinyalakan, karena biasanya di waktu sekitar Lebaran banyak masyarakat yang menyalakan petasan di malam hari.

Baca juga: Viral Video Kecelakaan Tunggal di Tol Pemalang-Batang, Mobil Ditembus Besi Pembatas Jalan

Konfirmasi

Saat dimintai keterangan soal bunyi dentuman yang banyak dipertanyakan warga tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman mengaku belum mengetahui asal usul suara tersebut.

"Belum, dilacak dulu," jelas Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Makwan kepada Kompas.com, Sabtu (6/6/2020).

Makwan pun tidak bisa meyakini suara tersebut berasal dari aktivitas vulkanik Merapi, yang memang ada di dekat lokasi yang dilaporkan.

Menurutnya, berdasarkan pantauan Gunung Merapi tidak memiliki aktivitas yang signifikan.

"Tidak ada, Merapi Landai," tegasnya.

Baca juga: Sampai Kapan Merapi Akan Terus Erupsi?

Sementara itu, berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), sepanjang pengamatan yang dilakukan pada Jumat (5/6/2020) sejak pukul 00.00-24.00 WIB, tidak ada guguran lava yang teramati secara visual dari Merapi.

Sepanjang hari, hanya teramati asap berwarna putih dengan intensitas sedang berketinggian 50 meter di atas puncak gunung.

Lalu untuk aktivitas kegempaan tercatat terjadi sebanyak 5 kali, yakni 3 gempa tektonik, 1 gempa hybrid/fase banyak, dan 1 gempa guguran.

 Baca juga: Soal Suara Dentuman di Jateng, Berikut Analisis Lapan...

Penjelasan BPPTKG

Sementara itu, Kepala Seksi Gunung Merapi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Agus Budi Santoso menjelaskan tidak ada aktivitas menonjol di Merapi.

"Kalau dari Merapi,  enggak ada data terkait itu, data seismik 24 jam. Data seismik itu enggak menunjukkan adanya event (ledakan atau aktivitas vulkanik, Red) itu," ujarnya saat dikonfirmasi terpisah Kompas.com, Sabtu (6/6/2020).

Suara dugaan ledakan tersebut, imbuhnya bisa berasal dari berbagai hal.

"Itu suara petir, tapi di tempat lain, jadi hanya tersisa gemanya di situ," katanya menambahkan.

Baca juga: Mengapa Indonesia Kerap Dilanda Gempa Bumi?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi