Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi New Normal, Masih Perlukah Mengenakan Masker?

Baca di App
Lihat Foto
FREEPIK/Designed by Freepik
menggunakan masker adalah salah satu cara mencegah penularan virus Covid-19.
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Penerapan new normal atau tatanan kehidupan baru yang didengungkan Presiden Joko Widodo menuai pro kontra di tengah masyarakat.

Meski persiapan menuju new normal tersebut baru diterapkan di empat provinsi dan 25 kabupaten/kota, ada yang menilai pemerintah terlalu memaksakan penerapan new normal.

Terlebih penerapan new normal tersebut dilakukan tidak dalam posisi kurva yang menurun.

Karena itu, penting bagi masyarakat agar mematuhi protokol kesehatan yang ada.

Dalam fase new normal, masyarakat tetap diminta menggunakan masker saat keluar rumah, rajin mencuci tangan memakai sabun, hingga tetap menjaga jarak fisik.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Mengenal Apa Itu New Normal di Tengah Pandemi Corona...

Melansir BBC, Sabtu (6/6/2020), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa mengenakan masker di ruang publik dapat membantu mengentikan penyebaran virus corona.

Masker dapat memberikan penghalang bagi droplet (tetesan) yang berpotensi menularkan virus.

Beberapa negara di dunia juga telah merekomendasikan pemakaian masker di depan umum.

WHO sebelumnya berpendapat tidak ada cukup bukti untuk mengatakan bahwa orang sehat harus mengenakan masker.

Baca juga: Masih Perlukah Masker Saat Memakai Face Shield?

Mengurangi risiko penularan

Pakar utama teknis WHO pada Covid-19 Dr Maria Van Kerkhove merekomendasikan orang-orang untuk mengenakan masker non medis seperti masker kain di daerah-daerah di mana terdapat risiko penularan penyakit.

Masker medis harus dipakai oleh orang yang sakit dan mereka yang merawatnya.

"Kami menyarankan pemerintah untuk mendorong agar masyarakat umum memakai masker," kata Dr Van Kerkhove.

Baca juga: Mengenal N95, Masker yang Dinilai Efektif Lindungi dari Paparan Kabut Asap

Pada saat yang sama, WHO menekankan bahwa masker menjadi salah satu dari serangkaian alat yang dapat digunakan untuk mengurangi risiko penularan.

"Masker sendiri tidak akan melindungi Anda dari Covid-19," ujar Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Secara global, telah ada 6,7 juta kasus virus corona yang dikonfimasi, dengan hampir 400.000 kematian sejak wabah mulai akhir tahun lalu.

Menggunakan masker dapat mengurangi risiko penularan di mana penelitian menjelaskan bahwa virus dapat menular dari orang dalam beberapa hari sebelum menunjukkan gejala dan ada sejumlah orang yang tidak pernah menunjukkan gejala sama sekali.

Baca juga: Meninggal karena Menggunakan Masker Saat Olahraga, Benarkah Demikian?

Hal wajib di Inggris

Masker menjadi hal yang wajib bagi setiap pengguna transportasi umum di Inggis mulai 15 Juni mendatang.

Seluruh pengunjung rumah sakit, pasien rawat jalan, dan semua staf juga harus mengenakan masker setiap saat di seluruh tempat.

Masker telah direkomendasikan di beberapa ruang tertutup seperti angkutan umum dan pertokoan saat jarak sosial tidak memungkinkan.

Saat megenakan masker, bagian mulut dan hidung harus tertutup, namun tetap dapat bernapas dengan nyaman.

Baca juga: Berikut 5 Gejala Virus Corona Ringan yang Tak Boleh Diabaikan

Selain itu, tetap disarankan mencuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer dan menghindari menyentuh mata, hidung, atau mulut.

Meskipun begitu, pemerintah setempat menekankan bahwa masyarakat harus terus bekerja dari rumah selagi bisa.

Sedangkan di Skotlandia, masyarakat disarankan untuk mempertimbangkan penggunaan penutup wajah dalam keadaan tertentu, seperti transportasi umum, sebagai tindakan pencegahan.

Di Irlandia Utara, orang harus menggunakan penutup wajah di ruang tertutup untuk waktu yang singkat, di mana jarak sosial tidak dimungkinkan.

 Baca juga: Simak, Ini 10 Cara Pencegahan agar Terhindar dari Virus Corona

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 5 Mitos Seputar Masker

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi