Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Kematian karena Covid-19 Melebihi 400.000 Orang, Pukulan Berat bagi Banyak Negara

Baca di App
Lihat Foto
the new york times
Alissa Eckert dan Dan Higgins, ilustrator dari Centers for Disease Control and Prevention, diminta untuk membuat ilustrasi virus corona yang mampu menarik perhatian publik.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Angka kematian di dunia akibat virus corona bertambah setiap harinya.

Hingga Minggu, (7/6/2020) malam, korban meninggal dunia karena Covid-19 melebihi angka 400.000 orang di seluruh dunia dengan kematian tercatat meningkat di Amerika Latin.

Data real time John Hopkins University, ada 400.243 kasus kematian pasien virus corona di dunia.

Dari jumlah kematian tersebut, negara yang menduduki lima besar angka kematian yakni AS, Inggris, Brazil, Italia, dan Perancis.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berdasarkan data Johns Hopkins University, AS adalah negara dengan angka kematian tertinggi dengan hampir 100.000 kematian dan 1,9 juta kasus infeksi virus corona.

Sementara, menurut situs real time kasus virus corona, Worldometers, angka kematian global akibat Covid-19 sebanyak 402.787.

Jumlah total kematian diyakini lebih tinggi dari angka yang dilaporkan secara resmi.

Sebab, banyak negara kekurangan ketersediaan alat untuk menguji semua korban.

Pukulan bagi banyak negara

Situasi yang muncul sebagai dampak wabah virus corona menjadi pukulan berat bagi banyak negara, setelah lebih dari 5 bulan virus ini menyebar.

Kondisi yang terjadi saat ini dinilai merupakan krisis kesehatan terburuk dalam lebih dari satu abad yang telah menyebabkan ekonomi global jatuh.

Presiden Brazil Jair Bolsonaro mengancam untuk menarik diri dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seperti yang dilakukan AS.

Dilansir dari South China Morning Post (SCMP), Brazil memiliki angka kematian tertinggi ketiga di dunia.

Korban tewas Brazil melebihi 35.000 orang ketika Bolsonaro mengungkapkan kritik terhadap WHO oleh Trump, yang mengatakan AS akan menggemparkan organisasi tersebut karena dianggap terlalu dekat dengan China.

Apa yang dilakukan Bolsonaro ini merupakan refleksi dari mereka yang berpendapat bahwa kerusakan akibat penguncian ekonomi lebih buruk daripada virus itu sendiri.

Di AS, puluhan juta pekerja terimbas dampak virus corona.

Namun, Presiden AS Donald Trump mengungkapkan, ekonomi bangkit kembali.

"Kami memiliki ekonomi terbesar dalam sejarah dunia. Dan dengan kekuatan itu mari kita melewati pandemi yang mengerikan ini. Sebagian besar sudah terlalui, saya pikir kita akan baik-baik saja," ujar Trump kepada wartawan.

Sementara itu, Uni Eropa menyebutkan, akan membuka kembali perbatasan bagi para pelancong dari luar kawasan pada awal Juli 2020, setelah beberapa negara di kawasan itu dibuka kembali untuk pengunjung Eropa.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi