Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Berenang Dapat Tularkan Covid-19? Simak Penjelasan Berikut

Baca di App
Lihat Foto
moodboard
Ilustrasi berenang
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Fase new normal akan segera hadir. Beberapa kegiatan yang sebelumnya dibatasi akan kembali diizinkan untuk dilakukan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan pencegahan Covid-19.

Salah satunya adalah pembukaan kembali tempat wisata seperti pantai.

Pembukaan ini kemungkinan besar akan menarik banyak wisatawan yang sudah jenuh karena selama beberapa bulan terakhir menghabiskan waktu di rumah saja.

Baca juga: Hadapi New Normal, Masih Perlukah Mengenakan Masker?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, apakah menikmati waktu dengan berenang di pantai maupun kolam renang umum atau water park memiliki potensi untuk menularkan Covid-19.

Epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman menjelaskan bahwa sejauh ini belum ada hasil riset yang menunjukkan jika Covid-19 bisa ditularkan lewat air.

"Sejauh ini tidak ada bukti penularan lewat batuk atau bersin di dalam air. Artinya, kalau berenang sendirian atau berdua dengan yang masih keluarga serumah tidak apa-apa, walaupun tadinya kolam renang itu dipakai orang lain," jelas Dicky saat dihubungi Kompas.com (7/6/2020).

Baca juga: 32 Dokter Meninggal akibat Covid-19, Mayoritas Bertugas di RS Non-Covid-19

Tidak bersifat water borne disease

Menurut Dicky, riset yang sudah ada saat ini menyatakan bahwa Covid-19 bukan water borne disease atau penyakit yang ditularkan lewat air.

Ditambah dengan adanya kandungan klorin dalam air yang membantu membuat virus menjadi tidak aktif sehingga menurunkan risiko penularan.

Fakta umum yang saat ini diketahui para ahli adalah bahwa kemungkinan seseorang tertular di luar ruangan lebih kecil daripada tertular di dalam ruangan.

Sehingga potensi penularan yang harus diwaspadai adalah dari kerumunan pengunjung yang datang ke pantai atau ke kolam renang bukan karena kegiatan berenang.

"Aturan dalam kegiatan seperti berenang atau water park tetap sama, yaitu jaga jarak, cuci tangan, disinfektan permukaan dan kenakan masker," kata Dicky.

Baca juga: Melihat 5 Puncak Grafik Kasus Baru Covid-19 di Indonesia

Dia juga mengingatkan bahwa penularan utama Covid-19 adalah dari orang ke orang, selain juga melalui sentuhan pada permukaan yang terpapar virus.

Oleh karena itu, ia menyebut bahwa pengelola tempat wisata seperti pantai dan kolam renang wajib melakukan disinfektasi secara rutin terhadap fasilitas yang ada.

Selain itu, masyarakat yang ingin pergi berenang juga wajib mematuhi pembatasan jarak aman, aturan cuci tangan, pemakaian masker dan tidak pergi ke pantai/kolam renang bila merasa sakit.

"Dan tentunya area wisatanya bukan di lokasi atau zona merah," imbuhnya.

Baca juga: Berikut 5 Gejala Virus Corona Ringan yang Tak Boleh Diabaikan

Media penularan Covid-19

Melansir Kompas.com (13/5/2020) saran lain yang bisa dilakukan adalah dengan mengunjungi kolam renang atau pantai yang dekat dengan rumah.

Pasalnya, toilet umum yang disediakan di tempat tersebut juga berisiko besar menjadi media penularan Covid-19. Jadi, pengunjung bisa membersihkan tubuh di rumah usai beraktivitas dan mengurangi risiko penularan dari penggunaan toilet umum.

Meski berenang tidak secara langsung dapat menularkan Covid-19, namun kewaspadaan tetap perlu dijaga ketika pergi berenang di kolam renang umum atau pantai.

Penyebabnya adalah sangat sulit untuk masuk dan keluar dari kolam renang tanpa menyentuh apa pun atau berinteraksi dengan orang lain.

Baca juga: Ramai soal Penolakan Jenazah Covid-19, Dokter: Pasien Meninggal, Virus Pun Mati

 

Ada banyak permukaan yang bisa tersentuh ketika pergi ke kolam renang, mulai dari gagang pintu, pintu loker, kursi, hingga kran kamar mandi. Hal itu sebagaimana pemberitaan Kompas.com (8/4/2020).

Terlebih lagi bila harus pergi ke toilet, yang berarti ada kesempatan untuk memegang lebih banyak lagi permukaan di mana virus corona bisa hinggap dan berpindah ke tangan.

Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh tim peneliti AS di jurnal Nature menemukan bahwa virus corona bisa hidup pada permukaan yang keras seperti, plastik dan besi, hingga tiga hari.

Penelitian yang dilakukan oleh tim Hong Kong University dan diterbitkan di jurnal The Lancet bahkan menemukan bahwa pada suhu ruang, virus bisa bertahan pada plastik dan stainless steel hingga tujuh hari. 

Baca juga: Virus Corona Dapat Bertahan di Plastik dan Stainless Steel hingga 3 Hari

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Kompas.com
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi