Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Foto Pengangkatan Rahim Disebut akibat Kista, Berikut Penjelasan Dokter

Baca di App
Lihat Foto
Ilustrasi kanker serviks
|
Editor: Virdita Rizki Ratriani

KOMPAS.com – Sebuah foto yang menampakkan gambar rahim yang diangkat dan disebut terjadi akibat kista viral di media sosial Twitter.

Adapun postingan tersebut diunggah oleh @semestasains.

“Jarang kita bisa melihat foto rahim dgn begitu detail seperti ini.
Pemilik rahim baru saja menjalani Hysterectomy, operasi pengangkatan rahim akibat kista.
Wanita lahir lengkap dgn rahim, tapi ada beberapa wanita yg terlahir tanpa rahim (Mullerian agenesis),” tulis akun tersebut.

Postingan tersebut telah dibagikan ulang sebanyak lebih 5,4 ribu kali dan disukai lebih dari 15 ribu pengguna.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, apakah betul gambar tersebut merupakan gambar rahim yang diangkat akibat kista?

Baca juga: Operasi Kista Ovarium Lancar, Feby Febiola: Terima Kasih Sudah Mendoakan

Penjelasan dokter 

Terkait dengan hal itu, Kompas.com  menghubungi dr. Boy Abidin yang merupakan dokter spesialis kandungan di RS. Mitra Keluarga Kelapa Gading.

Dari penjelasan Boy, kondisi rahim dalam gambar tersebut memang memiliki kista. Akan tetapi, menurutnya, pasien melakukan pengangkatan rahim karena ia menderita kanker leher rahim atau yang biasa disebut kanker serviks.

“Kalau saya lihat fotonya kanker serviks. Kemudian leher rahimnya sudah abnormal bentuknya sehingga tindakan operasinya radical histerectomy, diangkat semua baik rahim, serviks termasuk indung telur,” ujar Dokter Boy saat dihubungi Kompas.com Minggu (7/6/2020).

Adapun kondisi yang demikian menurut Boy umumnya terjadi pada pasien yang usianya mendekati 50 tahun atau 50 tahun ke atas.

Adapun, kista dari gambar tersebut menurutnya bukanlah kista penyakit tapi kista lutein yang merupakan kista fungsional.

“Itu ukurannya kecil kalau saya liat gambarnya sekitar 2 cm kalau diliat dari perbandingan dengan gambar rahimnya,” ujar dia. Kista lutein sendiri memiliki warna khas kuning dan terbentuk setelah ovulasi.

Baca juga: Kesha Ratuliu Unggah Foto USG Payudara, Diduga Tumor atau Kista

Dampak angkat rahim

Pada postingan tersebut menunjukkan kondisi rahim diangkat beserta ovariumnya.

Menurut Boy angkat rahim memiliki sejumlah dampak, tetapi tidak akan mengganggu fungsi seksual pada perempuan karena vagina masih ada.

Meski demikian kondisi angkat rahim menurutnya bisa menimbulkan perasaan berbeda saat melakukan hubungan seksual karena sudah tidak ada lagi bantalan leher rahim.

Selain itu pasien dalam kondisi pengangkatan rahim total juga tidak akan menstruasi dan hamil.

Serta tak ada lagi hormonal yang diproduksi di ovarium sehingga ia akan memasuki masa menopause.

Baca juga: Kabar Terbaru Tumor Rahim Suteng yang Bikin Ashanty Kaget dan Minta Doa

Mengenal kanker leher rahim

Lebih lanjut Boy menjelaskan kanker leher rahim atau kanker serviks diyakini para ahli  penyebabnya adalah karena human papiloma virus (HPV).

Tipe HPV sendiri yang paling potensial adalah tipe 16-18 di mana ia menyebabkan perubahan sel.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk deteksi dini kanker leher rahim di antaranya dengan pap smear dan kolposkopi. "Kanker leher rahim, awalnya tidak ada gejala sehingga perlu dilakukan screaning,” ujar Boy.

Adapun jika kanker leher rahim sudah dalam kondisi tingkat lanjut biasanya akan muncul gejala seperti pendarahan setelah kontak seksual atau keputihan bercampur darah.

Serta apabila meningkat lagi pada stadium lanjut maka dapat menyebabkan nyeri panggul dan bisa menyebar ke kandung kemih, usus bahkan hati dan otak.

Baca juga: Tya Ariestya Ingatkan Pentingnya Rutin Lakukan Pap Smear

Perbedaan kanker leher rahim dan kanker rahim

Kanker leher rahim sendiri berbeda dengan kanker rahim. “Kalau kanker leher rahim itu daerah serviks, kanker rahim pengertiannya kanker endometrium,” ujar dia.

Ia juga menjelaskan, kanker leher rahim dapat menular melalui aktivitas seksual. 

“Khusus HPV penularan melalui aktivitas seksual, jadi itu sebenarnya virus di daerah organ seksual. Jadi untuk semua wanita yang aktif secara seksual punya risiko tertular HPV," ungkap dia.

Ia berpendapat gambar postingan tersebut merupakan kanker serviks pada stadium 2 ke bawah, hal ini karena serviks mulai membesar dan tak beraturan.

Adapun jika kanker serviks sudah pada stadium 3 ke atas maka biasanya pengobatannya harus melakukan kemoterapi atau radiasi.

Baca juga: Rutin Pap Smear Tak Lantas Bebas Kanker Serviks

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi