Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Virus Corona Dunia 11 Juni: 7,4 Juta Orang Terinfeksi | Perkembangan Vaksin China

Baca di App
Lihat Foto
AFP/CHRISTOPHE ARCHAMBAULT
Warga Paris duduk di teras sebuah kafe-restoran di Rue Soufflot di Paris pada 2 Juni 2020, ketika kafe dan restoran dibuka kembali di Perancis, setelah berbulan-bulan ditutup akibat lockdown untuk mengekang penyebaran virus corona.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com – Angka infeksi virus corona di dunia terus bertambah setiap hari. Peningkatan masih terus terjadi di sejumlah negara, termasuk Indonesia. 

Melansir data Worldometers, hingga Kamis (11/6/2020), ada 7.441.112 kasus Covid-19, 417.985 kematian, dan 3.722.195 orang dinyatakan sembuh.

Berikut ini 10 besar negara dengan kasus terbanyak:

  1. Amerika Serikat: 2.064.853 kasus, 115.109 orang meninggal dunia, dan 801.065 sembuh.
  2. Brazil: 772.416 kasus, 39.680 orang meninggal dunia, dan 380.300 orang sembuh
  3. Rusia: 493.657 kasus, 6.358 orang meninggal dunia, dan 252.783 orang sembuh.
  4. Inggris: 290.143 kasus, 41.128 orang meninggal dunia
  5. Spanyol: 289.360 kasus, 27.136 orang meninggal dunia
  6. India: 287.155 kasus, 8.107 orang meninggal dunia, dan 140.979 orang sembuh.
  7. Italia: 235.763 kasus, 34.114 orang meninggal dunia, dan 169.939 orang sembuh.
  8. Peru: 208.823 kasus, 5.903 orang meninggal dunia, dan 98.031 orang sembuh.
  9. Jerman: 186.866 kasus, 8.844 orang meninggal dunia, dan 170.700 orang sembuh
  10. Iran: 177.938 kasus, 8.506 orang meninggal dunia, dan 140.590 orang sembuh.

Bagaimana perkembangan virus corona di berbagai negara? Berikut perkembangan virus corona di dunia, dikutip dari Aljazeera:

Brazil

Sao Paulo, yang merupakan negara bagian terpadat di Brazil, melaporkan angka kematian yang tinggi setelah negara itu telah memasuki hari kedua pelonggaran lockdown dengan dibukanya kembali toko-toko.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sao Paulo menjadi episentrum penyebaran virus corona di Brazil. Tercatat, ada 340 kematian baru dalam 24 jam terakhir. Kini, ada 9.862 kematian yang dikonfirmasi.

Brazil menjadi negara kedua di dunia dengan kasus tertinggi Covid-19.

Baca juga: Angka Kematian akibat Covid-19 di Brazil Tertinggi Ketiga di Dunia, Ini Kisah Pengantar Jenazah

WHO

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, tidak jelas apakah datangnya musim dingin di belahan bumi selatan akan memengaruhi penyebaran virus corona.

“Kami tidak tahu bagaimana virus corona akan terjadi. Saat ini kami tidak memiliki data untuk menunjukkan bahwa virus akan berperilaku lebih agresif atau bertransmisi lebih efisien atau tidak,” ujar Kepala Program Darurat WHO, Mike Ryan.

Ia mengatakan, musim panas di belahan bumi utara juga belum diketahui pengaruhnya pada penyebaran virus ini.

"Kami tidak bisa mengandalkan harapan bahwa musim atau suhu akan menjadi jawaban (penyebaran penyakit)," kata Ryan.

Baca juga: WHO Sebut Masker Bukan Satu-satunya Cara Ampuh Cegah Virus Corona

Eropa

Dua sumber pejabat Uni Eropa menyebutkan, Eropa akan memperepat percobaan untuk vaksin virus corona yang mengandung organisme hasil rekayasa genetik.

Rencana percepatan tersebut akan diajukan pada pekan depan dan merupakan strategi Uni Eropa agar mereka tak tertinggal dari AS maupun China.

Rencana ini nantinya akan memungkinkan perusahaan-perusahaan pembuat vaksin mengurangi prasyarat-prasyarat dalam pembuatan vaksin seperti pemberlakuan uji klinis.

Baca juga: Uni Eropa Larang Penggunaan Hidroksiklorokuin untuk Covid-19 

Denmark

Denmark merupakan negara pertama di luar Asia yang melonggarkan kuncian akibat virus corona.

Negara ini mengklaim tidak ada kasus peningkatan penyebaran Covid-19 yang signifikan sejak negara ini memasuki fase kedua pembukaan kembali pada bulan lalu.

Denmark telah mengizinkan restoran, kafe, dan mal untuk beroperasi kembali sejak Mei lalu.

Pada April 2020, Denmark membuka kembali sekolah, penitipan anak, penata rambut dan beberapa usaha kecil lain.

"Tingkat penularan di masyarakat masih sangat rendah," ujar Otoritas Kesehatan Denmark.

Jumlah kasus di negara ini juga menurun meskipun tes terus digalakkan.

Baca juga: Denmark Klaim Tak Ada Peningkatan Kasus Covid-19 setelah 1,5 Bulan Sekolah Dibuka

China

Vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh para peneliti China menunjukkan perkembangan yang menjanjikan.

Hal ini terlihat setelah dilakukan uji coba pada monyet. Hasilnya menunjukkan antibodi dapat terpicu dan tak menunjukkan adanya masalah keamanan.

Selain itu, saat ini tengah dilakukan uji coba pada lebih dari 1.000 peserta.

Menurut para peneliti seperti dipublikasi jurnal Medis Cell, vaksin yang diberi nama BBINP-CorV ini menginduksi antibodi penawar tingkat tinggi yang dapat memblokir virus dari menginfeksi sel monyet, tikus, kelinci percobaan, dan kelinci.

Baca juga: Peneliti AS dan China Teliti Kemungkinan Virus Corona Berdampak pada Organ Vital Pria

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi