Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Penggunaan Masker Bisa Cegah Gelombang Kedua Corona Virus

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi virus corona, gejala virus corona, isolasi mandiri, karantina
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Penggunaan masker dinilai dapat menekan penularan Covid-19 ke tingkat yang dapat dikendalikan.

Menurut sebuah penelitian di Inggris yang dipublikasi pada Rabu (10/6/2020), penggunaan masker disebut dapat mencegah gelombang kedua virus corona yang dikombinasikan dengan penguncian atau lockdown.

Penelitian yang dipimpin oleh para ilmuwan di Universitas Cambridge dan Greenwich di Inggris menunjukkan, penguncian saja tidak akan menghentikan penyebaran virus corona jenis baru.

Bahkan, penggunaan masker buatan sendiri juga berperan signifikan mengurangi tingkat penularan jika cukup banyak orang yang memakainya di tempat umum.

"Analisis kami mendukung penggunaan masker wajah yang segera dan universal oleh publik," kata Richard Stutt, yang memimpin penelitian tersebut di Universitas Cambridge seperti dilansir dari Huffpost, Kamis (11/6/2020).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ia mengatakan, temuan menunjukkan, jika penggunaan masker secara luas dikombinasikan dengan jarak sosial dan beberapa tindakan penguncian, hal ini dapat menjadi cara yang efektif mengendalikan pandemi dan membuka kembali kegiatan ekonomi sebelum ditemukannya vaksin virus corona.

Baca juga: Studi: Masker N95 Lebih Unggul Lindungi Petugas Medis dari Virus Corona

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah merekomendasikan pemerintah untuk meminta semua warganya mengenakan masker wajah di tempat umum.

Cara ini dianggap bisa mengurangi risiko penyebaran virus.

Dalam studi tersebut, para peneliti mengaitkan dinamika penyebaran antara orang-orang dengan model tingkat populasi untuk menilai efek pada tingkat reproduksi penyakit atau nilai R, dari berbagai skenario penggunaan masker yang dikombinasikan dengan periode penguncian.

Nilai R mengukur jumlah rata-rata orang yang akan ditularkan oleh satu orang yang terinfeksi virus.

Nilai R di atas 1 dapat menyebabkan pertumbuhan eksponensial.

Sejalan dengan itu, WHO merekomendasikan agar menambahkan setidaknya dua lapis pada masker untuk menghindari droplet yang bisa menularkan virus corona.

Keputusan muncul setelah para peneliti menemukan bahwa masker tiga lapis dapat membantu mengurangi transmisi Covid-19, bahkan di ruang tertutup.

Masker, baik buatan sendiri atau dibeli dari toko, dapat mencegah virus dengan lebih baik melalui lapisan dalam yang menyerap, lapisan tengah untuk filter, dan lapisan luar yang terbuat dari bahan non-penyerap.

Baca juga: Simak, Ini Kriteria Ideal Masker Kain 3 Lapis Rekomendasi WHO

Sementara, orang dengan penyakit bawaan atau berusia di atas 60 tahun harus mengenakan masker medis.

Alasannya, sistem kekebalan tubuh mereka yang berusia lanjut berpotensi lebih lemah sehingga memungkinkan virus dengan mudah dapat menginfeksi.

Masker wajah yang dapat dicuci atau buatan sendiri harus rajin dibersihkan secara tertur.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, masker dapat terkontaminasi dengan virus corona dan orang mudah tertular karena sering memperbaiki posisi masker atau melepasnya dengan cara yang salah.

Meski mendukung penggunaan masker, WHO mengingatkan bahwa tidak boleh hanya bergantung pada masker.

Penyebaran virus tidak bisa dihentikan hanya dengan penggunaan masker.

Masyarakat tetap diimbau untuk tetap di rumah dan menghindari aktivitas di luar rumah jika bukan untuk hal yang sangat penting.

"Masker bukan pengganti jarak fisik, kebersihan tangan, dan tindakan kesehatan masyarakat lainnya. Masker hanya bermanfaat sebagai bagian dari pendekatan komperehensif dalam perang melawan Covid-19," ujar Tedros.

Baca juga: Lewat Celemek dan Masker, Nadjani Bertahan di Tengah Pandemi Corona

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 5 Mitos Seputar Masker

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi