Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Vaksin Corona: Ada 39 Proyek Penelitian, 11 Sudah Dites pada Manusia

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi virus corona
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Amerika Serikat memimpin upaya global untuk mengembangkan vaksin virus corona Covid-19.

Melansir SCMP, sebanyak 30 negara di seluruh dunia terlibat dalam penelitian untuk menemukan vaksin untuk menyelamatkan populasi dari virus corona.

Sebab hingga saat ini, jumlah kasus infeksi global telah melampaui 7,5 juta jiwa dan kasus kematian lebih dari 430.000 jiwa.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sejumlah universitas, perusahaan farmasi, lembaga penelitian, dan laboratorium pemerintah di negara-negara seperti AS, China, Kazakhstan, dan Thailand sedang mengerjakan 133 kemungkinan uji coba vaksinasi pada awal Juni.

Baca juga: Update Virus Corona Dunia 11 Juni: 7,4 Juta Orang Terinfeksi | Perkembangan Vaksin China

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang perlu diketahui mengenai vaksin Covid-19?

Secara keseluruhan, AS memimpin perlombaan vaksin dengan 39 proyek penelitian, baik secara mandiri atau dalam kemitraan dengan negara lain.

Sementara itu, lembaga dan perusahaan China tengah mengerjakan 20 proyek penelitian vaksin virus corona.

Dari 39 proyek yang sedang berjalan di AS, 11 di antaranya telah melampaui fase praklinis, yang berarti pengujian telah dilakukan pada manusia.

China mengerjakan lima pengembangan vaksin tersebut, sementara AS menggarap tiga lainnya.

Calon vaksin terkemuka sedang dikembangkan oleh perusahaan farmasi raksasa AstraZeneca yang berbasis di Inggris. Kabar selanjutnya diperkirakan dapat datang pada awal September.

Di akhir Mei sebuah studi mengatakan bahwa percobaan fase satu dari vaksin Covid-19 potensial yang dikembangkan oleh ahli virologi militer China menunjukkan hasil yang menjanjikan.

Mayor Jenderal Chen Wei yang memimpin tim peneliti mengungkapkan kemampuan untuk memicu respons kekebalan tidak selalu menunjukkan bahwa vaksin akan melindungi manusia dari Covid-19.

Baca juga: Kabar Baik Vaksin Corona: Percobaan Menghasilkan Antibodi Setara Orang yang Pulih

Berapa banyak dana yang dikeluarkan?

Dana sebanyak puluhan miliar dolar telah disuntikkan ke dalam penelitian vaksin Covid-19.

Sekitar 2,38 miliar dollar AS telah dihabiskan untuk 11 proyek teratas yang sedang dalam tahap uji klinis.

WHO telah mempercepat penelitian dan memfasilitasi komunikasi internasional dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah.

Pada awal Mei, WHO mengumpulkan 8,1 miliar dollar AS. Pemerintah dan perorangan telah meningkatkan dukungan terhadap ini.

Pada awal Juni, pemerintah dan organisasi di seluruh dunia menjanjikan 8,8 miliar dollar AS untuk membantu mengimunisasi anak-anak di negara-negara termiskin di dunia.

Dana tersebut akan diarahkan ke aliansi global untuk Vaksin dan Imunisasi (GAVI) yang membeli dan mendistribusikan vaksin untuk anak-anak di daerah miskin.

Pada bulan April, Badan Penelitian dan Pengembangan Lanjutan Biomedis AS, sebuah badan federal yang mendanai teknologi pemberantasan penyakit mengumumkan menginvestasikan 1 miliar dollar AS untuk mendukung pengembangan vaksin American Covid-19.

Baca juga: Disebut Manjur Obati Pasien Covid-19, Sejumlah Negara Berebut Remdesivir

Obat Covid-19

Sementara vaksin sedang dikembangkan, pihak berwenang berharap dalam waktu yang berarti untuk menemukan cara yang layak menggunakan obat guna mengobati Covid-19.

Menurut Milken Institute, sebuah lembaga think tank yang berbasis di California, ada lebih dari 220 perawatan yang dipertimbangkan.

Namun, keefektifan dan risiko efek sampingnya masih diperdebatkan oleh para ilmuwan dan pembuat kebijakan.

Obat-obatan yang berpotensi digunakan untuk mengobati penyakit seperti hidroksi klorokuin, yang digunakan untuk mengobati malaria, di mana telah disebut-sebut sebagai salah satu cara untuk mengobati pasien Covid-19.

Presiden AS Donald Trump mengaku bahwa ia menggunakan obat itu untuk menangkal Covid-19.

Laporan dari China dan Perancis mengklaim bahwa obat tersebut ditemukan memiliki efek positif. Namun, efeknya ini masih diperdebatkan.

Sebuah studi 22 Mei dari The Lancet, yang kemudian ditarik kembali, mengatakan bahwa hidroksi klorokuin tidak efektif dalam mencegah atau mengurangi gejala Covid-19.

Baca juga: Update Corona Global 12 Juni: 7,5 Juta Orang Terinfeksi | 5 Negara dengan Kasus Harian Terbanyak

Selain itu, ada pula Remdesivir yang disebut memiliki efek positif pada pasien Covid-19. Obat ini pertama kali dikembangkan oleh Gilead untuk mengobati Ebola, penyakit virus lain yang sudah ada sejak tahun 1970-an, kebanyakan ditemukan di Afrika.

Negara-negara seperti Australia, India, dan AS telah mengizinkan penggunaan obat ini untuk mengobati pasien Covid-19.

Sementara obat ibuprofen yang menghilangkan rasa sakit dengan harga murah juga dapat digunakan untuk mengurangi gejala Covid-19, menurut Sky News mengutip para peneliti di sebuah rumah sakit di London.

Tapi, sejumlah ahli mengatakan bahwa ibuprofen memperburuk gejala penyakit akibat corona virus.

Upaya filantropis global 

Kontribusi Bill dan Melinda Gates Foundation terhadap upaya pengembangan vaksin global sempat memantik perhatian.

Gates berfokus pada penyediaan dana untuk memberi insentif kepada para pembuat vaksin sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan negara-negara berkembang setelah disetujui oleh regulator.

Boss Microsoft bergabung dengan pembuat vaksin terbesar di dunia Serum Institute of India, dengan kesepakatan pendanaan senilai 750 juta dollar AS untuk produsen obat Inggris AstraZenec.

Ini akan menggandakan kapasitas global perusahaan untuk menghasilkan kandidat vaksin Covid-19 yang sedang dikembangkan oleh para peneliti Universitas Oxford menjadi dua miliar dosis.

Baca juga: Studi: Penggunaan Masker Bisa Cegah Gelombang Kedua Corona Virus

Badan amal tersebut adalah Davos, koalisi untuk kesiapsiagaan epidemi berbasis di Swiss yang didirikan oleh Bill and Melinda Gates Foundation pada tahun 2016, dan Gavi the Vaccine Alliance.

Pada 4 Juni, Gates Foundation membuat komitmen lima tahun senilai 1,6 miliar dolar AS untuk Gavi, kemitraan publik-swasta yang membantu memvaksinasi separuh anak-anak di dunia dari penyakit mematikan.

Yayasan sejauh ini telah berkomitmen sebesar 355 juta dollar AS untuk mendukung respons global memerangi pandemi corona virus baru.

Jumlah itu termasuk 100 juta dollar AS bagi Gavi untuk ekspansi kapasitas produksi vaksin Covid-19, dengan sisanya ditujukan untuk memperkuat deteksi, isolasi, dan pengobatan penyakit.

Bill Gates mengatakan dalam blognya 30 April lalu bahwa ia percaya dunia hanya akan kembali ke keadaan semula pada bulan Desember sebelum pandemi corona virus diidentifikasi.

Yaitu ketika penyembuhan 95 persen efektif ditemukan atau ketika sebagian besar populasi di dunia, sekitar 7,8 miliar orang telah divaksinasi.

Miliarder filantropis dan salah satu pendiri raksasa perangkat lunak Microsoft, mengatakan akan memakan waktu sembilan bulan atau selama dua tahun untuk mengembangkan vaksin.

Baca juga: Tingginya Kasus Baru Covid-19 karena Tracing Agresif, Bagaimana Melihatnya?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi