Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Clindamycin Phosphate Disebut Ampuh Obati Jerawat, Ini Penjelasan Dokter

Baca di App
Lihat Foto
Twitter: @ohmybeautybank
Tangkapan layar obat yang mengandung Klindamisin yang disebut ampuh untuk mengobati jerawat.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Sebuah unggahan yang menampilkan foto dua obat mengandung Clindamycin phospate yang disebut ampuh dalam mengobati jerawat beredar di media sosial pada Jumat (12/6/2020).

Dalam unggahan tersebut muncul pertanyaan terkait keampuhan tersebut, seperti ada pertanyaan "obat jerawat yang ampuhh apaa bebb?".

Kemudian, di sekitar botol obat terdapat penjelasan pemakaian obat yang mengandung Clindamycin phospate.

"Ini jenab, ampuh banget. (Obat atas) bisa dipake pagi aja. (Obat bawah) bisa dipake pagi dan malem," tulis keterangan dalam foto.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak hanya itu, pada foto juga diperlihatkan bahwa dua obat tersebut ada tanda khusus pada logo, berupa huruf K dalam lingkaran merah dengan garis tepi warna hitam.

Adapun unggahan tersebut pertama kali ditampilkan oleh akun Twitter @ohmybeautybank dan mendapatkan puluhan respons dari warganet.

Baca juga: Viral, Video Seorang Ibu di Cirebon Diduga Siksa Anaknya, Ini Penjelasan Polisi

Lantas, betulkan kandungan Clindamycin phospate ampuh untuk mengobati jerawat?

Dokter spesialis kulit sekaligus dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Mataram (Unram), dr Dedianto Hidajat mengatakan, Clindamycin (klindamisin) merupakan salah satu obat jerawat, namun memiliki efek samping yang berbahaya jika digunakan tanpa adanya pengawasan dokter.

"Salah satu pilihan obat, sekali lagi obat untuk jerawat adalah klindamisin dan tretinoin tersebut. Namun, kedua obat tersebut adalah obat keras dengan efek samping yang berbahaya bila digunakan tanpa pengawasan dokter," ujar Dedi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (12/6/2020).

Menurutnya, jerawat memang harus diobati dan dirawat.

Sebab, jika derajatnya ringan, dapat dicoba dengan produk over the counter (OTC) atau yang dijual bebas.

Tetapi, jika kondisi jerawat sudah tidak mempan untuk diobati, maka seseorang harus segera memeriksakan ke dokter spesialis kulit setempat.

Baca juga: 32 Dokter Meninggal akibat Covid-19, Mayoritas Bertugas di RS Non-Covid-19

Klindamisin

Terkait kandungan klindamisin, Dedi mengungkapkan bahwa klindamisin adalah salah satu golongan antibiotik yang sering diresepkan oleh dokter untuk kasus jerawat yang parah.

Ia menambahkan, untuk konsumsi obat ini harus ada dosis dan jangka waktunya, tentu dengan resep dokter.

"Semua antibiotik adalah obat keras golongan G ini, termasuk klindamisin, baik secara diminum maupun dioleskan," ujar Dedi.

Baca juga: Muncul Bulu Halus di Wajah, Amankah jika Dicukur?

Tretinoin

Sementara itu, Dedi menjelaskan, Tretinoin merupakan turunan vitamin A yang tergolong dalam salah satu obat jerawat.

Untuk pemberiannya, obat tersebut harus berdasarkan anjuran dokter dan di bawah pengawasan dokter.

Hal ini dikarenakan adanya efek samping iritasi dan tidak boleh digunakan pada pasien yang sedang dalam masa kehamilan.

"Produk-produk yang bisa didapatkan yang dijual bebas sebaiknya harus ada izin edar dari BPOM ya, kalau di Indonesia. Sementara, tahapan dalam pengobatan jerawat ada dua yakni pengobatan dan perawatan," katanya lagi.

Baca juga: Vitamin D untuk Obat Corona, Bagaimana Penjelasannya?

Logo K merah

Menanggapi adanya logo K merah pada unggahan di media sosial, Dedi menjelaskan bahwa logo tersebut berarti obat keras.

Menurutnya, jika suatu obat atau produk bertanda logo K merah, maka obat tersebut tergolong obat keras atau berbahaya di mana memiliki dosis tertentu yang jika digunakan tidak tepat atau berlebihan akan menimbulkan masalah kesehatan.

Sebaliknya, jika obat tersebut digunakan kurang dari dosis yang dianjurkan juga akan menimbulkan masalah.

Menilik adanya logo ini pada produk berkandungan klindamisin, Dedi mengatakan, produk tersebut akan menyebabkan jerawat susah diobati.

"Dalam hal ini seperti klindamisin topikal atau oles, sudah pernah dilaporkan penelitian kejadian resistensi terhadap penggunaan klindamisin pada jerawat," ujar Dedi.

"Artinya, jerawat akan lebih susah diobati lagi dengan penggunaan klindamisin. Oleh karena itu, sebaiknya penggunaan klindamisin untuk jerawat harus hati-hati dan di bawah pengawasan dokter spesialis kulit," lanjut dia.

Baca juga: Muncul Bulu Halus di Wajah, Amankah jika Dicukur?

Pengobatan jerawat

Selain itu, Dedi juga mengimbau kepada masyarakat terkait pengobatan dalam menangani jerawat.

Ia menyampaikan, untuk pengobatan jerawat sebaiknya ke dokter spesialis kulit, untuk perawatan boleh dilakukan sendiri atau dengan pengawasan juga diperbolehkan.

"Karena sejatinya ketika orang sudah kena jerawat itu tetap butuh dirawat. Sebab, penyebab jerawat itu multifaktorial seperti hormon, peradangan, genetik, makanan, kebiasaan sehari-hari, dan lainnya," ujar pemilik Vivaldy Clinic ini.

Kemudian, dalam penggunaan skincare rutin harus sesuai dengan jenis kulit, terutama untuk mengontrol jerawatnya.

"Jangan lupa terapkan pola hidup sehat, tidak merokok dan minum alkohol, serta istirahat yang cukup dan olahraga yang rutin," limbuhnya.

Baca juga: Bersihkan Wajah, Pilih Astringent atau Toner? Ketahui Kandungannya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi