Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Syarat Saat Bepergian di Era New Normal, Apa Itu PCR dan Mengapa Mahal?

Baca di App
Lihat Foto
Twitter: Aes ajah
Tangkapan layar twit warganet yang mengeluhkan harga tes PCR yang sangat mahal.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Pemerintah melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 telah menerbitkan Surat Edaran Nomor 7 Tahun 2020. Surat ini mengatur kriteria dan syarat perjalanan orang di masa adaptasi new normal.

Surat edaran tersebut disusun dengan maksud sebagai panduan perjalanan orang dalam masa adaptasi kebiasaan baru atau new normal menuju kehidupan produktif dan aman Covid-19.

Dalam SE tersebut dijelaskan setiap individu yang melakukan perjalanan orang dengan transportasi umum darat, perkeretaapian, laut dan udara harus memenuhi persyaratan.

Baca juga: Viral, Unggahan Diagnosis Berkode CVD Dikira Covid-19, Ini Penjelasan Dokter

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salah satunya yakni dapat menunjukkan surat keterangan uji tes PCR dengan hasil negatif. Hal itu diperlukan guna mencegah penyebaran Covid-19.

Namun, sejumlah warganet pun sangat menyangsikan mengenai mahalnya tes PCR daripada harga tiket kereta dan juga pada penerbangan.

"Kenapa mesti ada hasil tes rapid/pcr, itu mahal admin,," tulis akun Twitter @hapit_cuapz.

Baca juga: Mengenal Apa Itu OTG dan Bagaimana Mengujinya?

"Dalam penanganan kasus covid 19 hanya berpikir jangka pendek dan kisaran provit, contohnya tes PCR yang sangat MAHAL," tulis akun @OliverR33640966.

Baca juga: Viral, Video Seorang Ibu di Cirebon Diduga Siksa Anaknya, Ini Penjelasan Polisi

"Bukan cuma tenaga medis yg gak bisa ketemu keluarga.. wong kere seperti Saya sdh lebih 3 bulan gak ketemu anak2 secara langsung.. sekarang udah ada tiket kereta murah, tapi harus tes pcr yg mahal..," tulis akun @AjahAes dalam twitnya.

Baca juga: Viral, Video Seorang Pria di Langsa Rusak Knalpot Sepeda Motornya Sendiri, Apa Sebabnya?

Baca juga: Viral Video Kecelakaan Tunggal di Tol Pemalang-Batang, Mobil Ditembus Besi Pembatas Jalan

Lantas, apa itu tes PCR dan mengapa harganya mahal?

Wakil Direktur Pendidikan dan Diklit sekaligus Jubir Satgas Covid-19 UNS dr Tonang Dwi Ardyanto mengatakan, tes PCR bertujuan untuk memeriksa ada atau tidaknya RNA virus corona penyebab Covid-19.

Selain PCR, ada juga Tes Cepat Molekuler (TCM) di mana metode pemeriksaannya menyasar ke RNA atau molekuler.

Tes ini dilakukan dengan menggunakan alat usap melalui hidung. Selain dari hidung, sampel cairan tubuh untuk tes ini juga dapat diambil dari dahak.

Baca juga: Berikut 5 Gejala Virus Corona Ringan yang Tak Boleh Diabaikan

Tonang menjelaskan, metode TCM dan PCR jika dibandingkan dengan rapid test adalah hasilnya yang lebih cepat diketahui.

"Sama-sama metode PCR. (PCR dan TCM) sama-sama memeriksa ada tidaknya RNA virus Covid. Bedanya, waktu cepat dan kapasitas terbatas," ujar Tonang saat dihubungi Kompas.com, Jumat (12/6/2020).

Namun, karena pertimbangan waktu yang cepat, TCM juga dapat disebut Rapid Test Molekuler.

"Jadi, PCR itu memeriksa RNA Virus. Tes Antigen memeriksa protein virus. Tes antibodi, memeriksa protein yang dihasilkan tubuh karena bereaksi dengan antigen virus. Mana lebih akurat, masing-masing ada tempatnya," ujar Tonang.

Menurutnya, tes PCR dan tes Antigen dilakukan untuk fase akut, di mana tubuh masih ada virus.

Sementara, tes antibodi untuk fase lanjut atau 1-2 pekan setelah terjadi infeksi.

Baca juga: Waspada Gejala Baru Virus Corona, dari Sulit Berbicara hingga Halusinasi

Mahalnya PCR

Terkait komentar warganet yang menyebut tes PCR cenderung mahal, Tonang menjelaskan, ada beberapa faktor yang memicu biaya tes ini menjadi lebih tinggi daripada rapid test.

"Faktor yang membuat tes PCR begitu mahal yakni ada dua tahapan pemeriksaan PCR yakni ekstraksi dan PCR itu sendiri, reagennya mahal, alat-alatnya mahal, harus di lab dengan standar minimal BSL-2, SDMnya harus terlatih, dan risiko kerja yang tinggi," ujar Tonang.

Oleh karena itu, pada beberapa tempat ada yang mematok harga sekali tes PCR sebesar Rp 400.000 hingga jutaan rupiah.

Baca juga: Saat Obat Kucing Menunjukkan Harapan untuk Covid-19...

Rapid test

Selain itu, Tonang menjelaskan, untuk rapid test terdiri dari rapid test antigen dan rapid test antibodi, serta Rapid Test Molekuler.

"Target Rapid Test Antigen, memeriksa Antigen virus Covid. Target Rapid Test Antibodi memeriksa Antibodi virus Covid. Jadilah ada 3 Rapid test kalau dilihat waktunya," katanya lagi.

Kemudian, berdasarkan pemberitaan Kompas.com (16/4/2020), rapid test dipilih pemerintah guna mencari dengan cepat orang-orang yang berpotensi terinfeksi SARS-CoV-2.

Baca juga: Mengenal Apa Itu New Normal di Tengah Pandemi Corona...

Harapannya, dapat dilakukan tindakan semaksimal mungkin agar jangan sampai orang tersebut melakukan kontak dengan orang lain dan menularkan virus yang dibawanya.

Tetapi, yang perlu diperhatikan adalah proses rapid test masih membutuhkan pembuktian tes laboratorium atau PCR tes.

Adapun tes ini dilakukan dengan mengambil sampel darah untuk mengukur kondisi antibodi seseorang yang melaksanakan tes tersebut.

Umumnya, antibodi dapat ditemukan ketika orang tersebut mengalami sakit.

Sebab, antibodi itu sendiri merupakan bentuk reaksi ketahanan tubuh yang berupaya melawan kuman atau organisme jahat yang masuk, termasuk virus corona.

Baca juga: 3 Alasan Mengapa Pembuatan Vaksin Corona Butuh Waktu yang Lama

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Syarat Melakukan Perjalanan Dalam Negeri

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi